Jalurmedia.com – Penyebaran Omicron di Eropa terus merajalela menjelang natal dan tahun baru. Pemerintah Belanda memutuskan untuk mengambil kebijakan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran Omicron.
Saat ini beberapa sektor non-esensial seperti bar, gym, salon rambut, dan tempat umum lainnya akan ditutup hingga pertengahan Januari. Selama natal maka akan dilakukan pengetatan untuk tidak melakukan perkumpulan.
Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan bahwa kebijakan lockdown harus lekas untuk diambil mengingat penyebaran Omicron yang terus meluas. Kebijakan ini tak dapat dihindari demi menjaga kestabilan dalam negeri.
Negara-negara Eropa sendiri telah memperketat perbatasan wilayah terkait dengan varian yang sangat bermutasi dengan cepat. Adapun untuk aturan baru lockdown di Belanda terkait penyebaran Omicron akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/12/).
Terkait dengan aturan baru yang hendak diberlakukan, maka masyarakat didesak untuk tinggal di rumah. Batas dari pengetatan ini akan diberlakukan pada jumlah orang yang dapat berkumpul: maksimal dua tamu berusia 13 tahun ke atas akan diizinkan di rumah orang, dan empat orang akan diizinkan pada 24-26 Desember dan pada Malam Tahun Baru dan Hari Valentine.
Untuk acara selain pemakaman, seperti pasar mingguan yang menjual bahan makanan, dan permainan olahraga profesional tanpa penonton tidak diperbolehkan. Kebijakan untuk restoran dan tempat makan adalah dianjurkan untuk take-away agar tidak terjadi perkumpulan.
Terkait dengan sektor non-esensial lain seperti pendidikan maka semua sekolah akan kembali ditutup dan diperkirakan hingga 9 Januari mendatang. Sementara itu untuk kebijakan penutupan lainnya akan tetap berlaku hingga setidaknya 14 Januari.
Dikutip dari BBC, kebijakan lockdown yang diambil oleh pemerintah Belanda menimbulkan rasa ketakutan dan kecemasan kepada masyarakat. Masyarakat Belanda pun terdengar seakan menolak keputusan ini. Pasalnya sebelum munculnya varian Omicron dunia sudah sedikit agak tenang dan tingkat kepercayaan masyarakat pun mulai kembali lagi.
Varian Omicron yang terus menyebar
Hal yang dikhawatirkan akan terjadi di masa depan jika kebijakan ini tidak segera direalisasikan adalah ketakutan akan membludaknya kasus baru. Rumah sakit dan tenaga medis yang akan menjadi sasaran utama dalam hal ini.
Hingga saat ini tercatat sebanyak sekitar 20.000 angka kematian yang terjadi akibat dari virus corona sejak awal tahun 2020 lalu. Namun untuk varian Omicron sendiri masih kecil angka penyebarannya. Akan tetapi yang dikhawatirkan adalah percepatan dari penyebaran varian ini. Karena banyak pihak dan termasuk WHO mengatakan bahwa hingga saat ini Omicron masih menjadi varian yang sangat dominan.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Belanda yang dikutip dari BBC bahwa sebanyak 85% masyarakat di Belanda yang terjadi dari orang dewasa telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Adapun 9% orang Belanda telah menerima vaksin booster.
Pemerintah Belanda juga mengusahakan agar sebelum 7 Januari seluruh masyarakat Belanda akan menerima vaksin booster. Hal ini dilakukan agar penyebarluasan dari varian Omicron tidak akan menjadi bahaya bagi masyarakat di Belanda. Kebijakan cepat tanggap akan Omicron pun harus segera diberlakukan dan kebijakan lockdown adalah aturan terbaik hingga saat ini.