Mengenal Kembali Istilah PTSD Dalam Psikologi
Health

Mengenal Kembali Istilah PTSD Dalam Psikologi

Jalurmedia.comGangguan stress yang dialami setelah mengalami trauma tertentu, juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai post-traumatic stress disorder (PTSD). Dalam Ilmu psikologi, secara harfiah PTSD berarti “gangguan stres pasca trauma” dalam bahasa Indonesia.

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan mental yang terjadi setelah seseorang merasakan atau melihat peristiwa yang mengecewakan, menyakitkan, menakutkan, atau bahkan mengerikan yang pernah dialaminya.

Secara klinis, dokter dan ahli psikologi menggambarkan PTSD sebagai gangguan kecemasan parah yang terus-menerus yang kemudian mengingatkan pasien akan kejadian yang dapat menyebabkan cedera serius.

Peristiwa traumatis yang dapat menyebabkan PTSD antara lain kematian orang yang dicintai, perang, pembunuhan, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual. 

Gejala Psikologi “PTSD”

Secara sejarah gangguan dari trauma biasanya dan secara umum terjadi kepada orang yang mengalami trauma akan kejadian masa lalu. Dahulu gangguan ini terjadi kepada mereka yang trauma akan perang yang terjadi. Namun saat ini PTSD juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu penanganan cepat atas gejalanya harus dilakukan.

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD) adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. PTSD bisa terjadi pada kita dan orang-orang di sekitar kita. Karena dunia memang tidak bisa diprediksi. Dalam hidup kita akan menghadapi setidaknya satu atau lebih peristiwa yang dapat menyebabkan cedera serius.

Secara statistik, 20% orang yang mengalami peristiwa traumatis (yaitu, 1 dari 5) dapat mengalami PTSD di berbagai tingkatan, mulai tingkat ringan hingga berat.

PTSD adalah penyebab utama kesedihan, depresi dan hingga akhirnya melakukan percobaan bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala PTSD sehingga kita dapat memberikan dukungan yang tepat kepada semua orang yang pernah mengalami PTSD, termasuk teman atau anggota keluarga kita.

Dikutip dari Alodokter, maka seseorang baru dapat dikatakan menderita PTSD bila memiliki riwayat mengalami kondisi atau peristiwa berikut sebelum gejala muncul:

  • Mengalami peristiwa traumatis secara langsung.
  • Menyaksikan peristiwa traumatis yang menimpa orang lain.
  • Mendengar bahwa orang terdekat mengalami peristiwa traumatis.
  • Berulang kali terbayang pada kejadian traumatis secara tidak sengaja.

Untuk dikategorikan sebagai PTSD, gejala yang dialami pasca peristiwa traumatis harus berlangsung selama satu bulan atau lebih. Gejala juga harus mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama dalam hubungan sosial dan pekerjaan.

Penanganan PTSD

Perawatan PTSD bertujuan untuk mengajarkan pasien bagaimana memoderasi respons emosional pasien dan mengambil kendali yang tepat ketika suatu peristiwa traumatis dikenali. Pengobatan dan penanganan yang dapat dilakukan adalah melalui psikoterapi.

Psikoterapi adalah pilihan pertama untuk mengobati PTSD. Jika gejala pasien parah, dokter menggabungkan psikoterapi dan memberikan dosis berupa obat-obatan.

Psikoterapi dapat dilakukan secara individual atau bersama kelompok dengan pasien PTSD lainnya. Ada beberapa jenis psikoterapi untuk PTSD menurut Alodokter, di antaranya:

  • Pelatihan adalah cara yang disengaja untuk mengenali pola negatif pasien dan mengubahnya menjadi pola positif.
  • Terapi pemaparan untuk membantu pasien menangani situasi dan ingatan traumatis secara efektif.
  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR) adalah kombinasi teknik gerakan mata dan terapi sentuhan untuk mengubah respons pasien terhadap peristiwa traumatis.
Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *