Jalurmedia.com – Kita pasti sering mendengar kalimat bahwa ‘sesuatu yang berlebihan itu tidak baik’. Ternyata hal tersebut juga berlaku dalam pekerjaan. Kita biasa menyebutnya dengan overwork. Berikut adalah penjelasan kenapa pekerjaan yang berlebihan atau overwork dapat menyebabkan gagal jantung.
Kenapa Overwork Dapat Menyebabkan Gagal Jantung?
Seorang dokter spesialis jantung yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Andrianto, mengatakan bahwa ketika seseorang menjalani overwork maka akan terjadi peningkatan beban yang berlebihan.
Beban tersebut melampaui beban normal jantung yang semestinya. Andrianto juga mengatakan bahwa pada titik tertentu mekanisme kompensasi jantung akan gagal. Jika diikuti dengan terjadinya overload, maka hal tersebut dapat mengakibatkan gagal jantung.
Gagal jantung ialah suatu keadaan ketika jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya. Pada gagal jantung, hal itu bisa terjadi secara kronis ataupun akut.
Individu yang memiliki kelainan jantung tertentu dan diikuti dengan menurunnya fungsi jantung disebut dengan gagal jantung kronis. Pada hal ini, penyakit sudah terjadi beberapa waktu.
Sementara pada individu yang sebelumnya tidak mengetahui jika ia memiliki kelainan jantung tertentu disebut dengan gagal jantung akut. Pada hal itu, gagal jantung terjadi secara tiba-tiba.
Dikutip dari CNN, Andrianto menegaskan bahwa gagal jantung akut yang baru atau perburukan gagal jantung kronik dapat dipicu oleh overwork atau aktivitas berlebih.
Untuk mencegah terjadinya gagal jantung, maka diperlukan keseimbangan kemampuan dan beban tubuh utamanya organ jantung dalam aktivitas sehari-hari.
Indonesia memiliki tingkat prevalensi gagal jantung yang mencapai 5% dari jumlah total penduduk. Angka tersebut dianggap lebih tinggi dari data prevalensi di Eropa dan Amerika yang berada di angka 1-2%.
Menjaga Kesehatan Jantung
Salah satu cara untuk menghindari terjadinya gagal jantung adalah dengan menjaga kesehatan organ jantung. Menjaga kesehatan jantung tidaklah memerlukan banyak biaya, hanya perubahan pola hidup yang perlu diterapkan.
Beberapa perubahan pola hidup yang dapat dilakukan di antaranya adalah mengendalikan faktor risiko hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, penyakit jantung koroner, hiperkolesterol, dan stres.
Tidak hanya itu, menghindari rokok dan olahraga secara rutin serta diet rendah lemak dan rendah garam menjadi siasat untuk menuju pola hidup yang lebih sehat.
Namun terdapat beberapa pengecualian. Apabila seseorang telah didiagnosa mengidap suatu penyakit tertentu seperti, hipertensi, jantung koroner, ataupun diabetes mellitus, maka lebih baik mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter secara tepat. Diperlukan juga kontrol secara rutin agar tidak mengalami gagal jantung.
Dokter Andrianto juga mengungkapkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya gagal jantung. Hal itu termasuk pemeriksaan kesehatan regular, baik sehat maupun sakit, diagnosis, dan pengobatan penyakit jantung yang tepat secara dini. Hal-hal tersebut dapat mencegah terjadinya gagal jantung yang mungkin dapat membebani di kemudian hari.