Jalurmedia.com – Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan bahwa terkait dengan kebijakan mudik lebaran pada Mei 2022 mendatang masih bergantung dengan bagaimana penanganan pemerintah untuk mengurangi jumlah kasus virus corona (Covid-19) pada Februari. Saat ini pemerintah sedang dalam upaya untuk menekan jumlah penyebaran dari virus Covid-19 terlebih yang disebabkan oleh varian Omicron.
Mudik Lebaran 2022
Menurut Hermawan, jika pemerintah berhasil membendung penyebaran dari pandemi Covid-19 dalam tiga pekan ke depan, maka untuk kemungkinan besar kondisi akan kembali normal. Terutama pada awal Maret mendatang.
Meski begitu, pada bulan Februari puncak ketiga gelombang tersebut bisa bergerak terus menerus. Jika gelombang tidak bisa dikendalikan hingga Februari, situasinya akan mempengaruhi aktivitas para pemudik pada Idul Fitri kelak.
Hermawan mengatakan bahwa akan berbahaya jika seandainya lonjakan akan terus terjadi. Namun diharapkan agar lonjakan kasus ini tidak akan berlangsung hingga April mendatang. Jika pun terjadi maka sangat berpengaruh terhadap kebijakan mudik 2022.
Hermawan juga mengatakan bahwa larangan itu memicu kemarahan publik. Namun, dalam pandangannya, pemerintah tidak boleh mengabaikan dampak migrasi lokal akibat mudik yang meluas.
Jangan biarkan ini terjadi. Hermawan memperingatkan bahwa ini akan mengintensifkan pengawasan pemerintah dan membatasi gerakan sosial yang serupa dengan situasi saat ini sebelum pecahnya epidemi.
“Imbauan dan kampanye bahwa di rumah lebih baik daripada mudik tetap dilakukan. Nah, kalau kita ingat, di 2020 dulu kan betul-betul melarang mudik, bahkan ada sanksi bagi ASN. Tapi kebijakan itu bisa ditiadakan kalau di bulan ini sudah terkendali secara lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Hermawan mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan penggunaan PPKM karena jumlah kasus pada Juli lalu melebihi 56 ribu lebih.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti aturan atau protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jalan dan menghindari keramaian serta adanya pembatasan gerakan. Siapa pun yang belum divaksinasi virus corona harus segera divaksinasi.
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menegaskan pemerintah tidak boleh melarang mudik Lebaran jika infeksi virus corona di Indonesia mulai membaik pada Maret hingga April.
Meningkatnya Kasus Omicron Setelah Januari 2022
Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus virus corona sejak akhir Januari 2022. Jumlah kasus baru terus bertambah ribuan setiap hari.
Peningkatan kasus pasti disebabkan oleh varian baru Omicron ketika pertama kali ditemukan di Indonesia. Omicron berasal dari turis asing yang kembali ke Indonesia. Tetapi masyarakat sekarang menjadi semakin terinfeksi.
Presiden Jokowi juga sepakat untuk mengamankan gelar Indonesia yang ke-19. Pemerintah memperkirakan jumlah kasus yang dikonfirmasi akan meningkat secara signifikan pada akhir Februari.
Presiden Jokowi menghimbau masyarakat untuk tidak panik atas lonjakan Covid-19 yang tengah melanda Indonesia saat ini. Dia mengatakan mortalitas dan potensi tingkat kematian untuk varian Omicron umumnya rendah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku mampu menahan kenaikan 19 kroner yang sempat mereda pada akhir Februari lalu. Budi juga menyarankan masyarakat untuk tidak berkerumunan saat ini.
“Sekali lagi, jangan panik. Jika terjadi sesuatu terjadi maka harap untuk berhati-hatilah. Minimalkan perjalanan dan tinggal di rumah minimal sampai dengan akhir Februari. Dengan begitu maka kita akan mengalahkan pandemi ini, imbuh Budi.