Jalurmedia.com – Pemerintah Kazakhstan telah mendeklarasikan bahwa tanggal 10 Januari 2022 sebagai Hari Berkabung Nasional. Hal ini ditetapkan untuk menghormati para korban atas kerusuhan dan protes yang terjadi secara besar-besaran kepada pemerintah Kazakhstan.
Juru bicara Presiden, Berik Uali, mengatakan bahwa Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev memutuskan untuk menetapkan tanggal 10 Januari 2022 sebagai hari berkabung nasional untuk Kazakhstan.
Keputusan berkabung tersebut dibuat atas dasar banyaknya kematian yang timbul. Hal duka tersebut merupakan akibat dari tindakan tragis di berbagai wilayah di Kazakhstan sejak pekan lalu. Pernyataan ini dibuat oleh Berik Uali melalui akun Facebooknya pada Minggu (09/01/2022).
Berik Uali kemudian menambahkan kembali untuk keputusan dan kebijakan yang lebih resmi akan dimuat melalui situs web Kepresidenan Akorda.
Seperti yang telah dimuat melalui berita internasional bahwa hingga saat ini protes dan kerusuhan di Kazakhstan masih terjadi. Protes yang terjadi dilatarbelakangi oleh kenaikan harga bahan bakar gas (LPG) pekan lalu (awal Januari 2022). Kemudian menyebabkan kerusuhan besar-besaran di seluruh wilayah Kazakhstan terutama di ibu kota Almaty.
Protes yang terjadi di Kazakhstan akhirnya menjadi perhatian dunia internasional. Kerusuhan yang terjadi mengundang beberapa pihak luar untuk ikut memberikan bantuan atas konflik yang berlangsung.
Hal ini merupakan permintaan langsung oleh Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev kepada negara-negara tetangga. Contoh saja seperti Rusia, China, dan Turki. Presiden Tokayev juga secara langsung meminta bantuan pribadi kepada Presiden Vladimir Putin untuk mengirimkan pasukan Rusia untuk membantu mengamankan kerusuhan yang terjadi.
Masalah Utama: Ketimpangan Sosial dan Ekonmi
Kemarahan pengunjuk rasa disebabkan oleh beberapa faktor. Katalisatornya adalah ketimpangan sosial dan ekonomi, termasuk ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang cenderung otoriter, kemudian diikuti dengan meluasnya penyebaran, ditambahkan juga dengan korupsi yang memusatkan kekayaan di tangan elit politik, serta kurangnya demokrasi yang efektif bagi Kazakhstan saat ini.
Untuk itu rakyat merasa ketidakadilan sedang dialami. Protes harus dilakukan yang kemudian memuncak atas kebijakan dari kenaikan harga bahan bakar gas LPG di Kazakhstan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, 18 petugas penegak hukum dan 26 pengunjuk rasa tewas dalam kerusuhan yang terjadi. Hingga saat ini berdasarkan laporan bahwa secara total sebanyak 4266 orang ditangkap, dimana diantaranya adalah termasuk berasal dari warga negara tetangga.
Sebelumnya, Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev telah menyatakan keadaan darurat di kota-kota besar seperti Almaty, Mangistu dan ibu kota, Nur-Sultan, sejak Rabu (05/01/2022). Kemudian, pada hari yang sama, situasi diperbarui karena keadaan menjadi lebih darurat di negara tersebut sehingga membutuhkan bantuan dari internasional terutama negara tetangga.
Status darurat yang ditetapkan oleh pemerintah Kazakhstan tersebut berlaku mulai 05 hingga 19 Januari mendatang. Aturan ini juga berlaku untuk waktu beroperasinya jam malam yakni terhitung dari pukul 23:00 hingga 07:00 waktu setempat. Pembatasan internal dan eksternal di beberapa kota dengan tingkat kerusuhan yang tinggi juga dikontrol secara ketat oleh petugas keamanan setempat.