Bagaimana Stress Dapat Memicu Psikosomatik?
Health

Bagaimana Stress Dapat Memicu Psikosomatik?

Jalurmedia.c0m – Seringkali tubuh merasakan sakit diakibatkan oleh stres yang berkepanjangan tanpa disadari kemudian dapat menimbulkan gangguan psikosomatik. Tentunya hal ini memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Stres yang tak berujung cenderung dapat memicu munculnya gangguan psikosomatis pada tubuh. Hal ini dipicu oleh pikiran yang terlalu tertekan sehingga tubuh merespon akibat dari pikiran tersebut sehingga munculnya penyakit pada tubuh (fisik).

Secara harfiah psikosomatik terdiri dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Istilah gangguan dari psikosomatik biasanya digunakan untuk menyatakan suatu keluhan fisik. Hal ini didasari atas dugaan yang disebabkan oleh faktor psikis atau mental seperti stres, depresi, kecemasan hingga ketakutan akan hal tertentu.

Penyebab Dari Gangguan Psikosomatik

Psikosomatik secara umum berasal dari keluhan gejala fisik yang muncul akibat dari emosi dan rasa kecemasan sehingga menimbulkan stres pada seseorang. Adapun beberapa orang masih menganggap bahwa gejala yang ditimbulkan dari kondisi dalam psikosomatik adalah khayalan atau suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Hal ini dikarenakan gejala yang dikeluhkan tidak menunjukkan adanya kelainan fisik setelah pemeriksaan dilakukan.

Untuk itu dalam kasus psikosomatik dapat menyebabkan penderitanya tidak segera memeriksakan diri ke dokter dan terlambat mendapatkan pengobatan karena terlihat selalu menolak apa yang dirasakan oleh pikiran dan tubuhnya. Namun pada kenyataannya, gejala fisik yang dirasakan memang nyata dan memerlukan pengobatan seperti halnya penyakit lain.

Psikosomatis dapat disebabkan atau diperburuk oleh stres dan kecemasan. Misalnya, orang dengan depresi mungkin mengalami gejala psikosomatik, terutama jika sistem kekebalannya lemah, karena mereka tidak dapat mengatasi stres dan kecemasan dengan baik.

Ketakutan dan stres meningkatkan aktivitas listrik saraf di otak yang berjalan ke berbagai bagian tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti peningkatan denyut jantung, mual, muntah, tremor atau tubuh yang gemetar, berkeringat, mulut kering, nyeri dada, sakit kepala, hingga sakit perut.

Gangguan psikosomatik seringkali sulit dideteksi karena tidak memiliki tanda atau gejala yang spesifik. Seringkali, sejumlah besar tes atau dengan pemeriksaan dokter tidak dapat menentukan penyebab gejala.

Satu hal yang pasti: gangguan ini dapat menyebabkan masalah nyata dan orang-orang di sekitar juga. Beberapa penyakit tertentu memang terbukti dapat dipengaruhi oleh kondisi mental seseorang. Misalnya, psoriasis, tukak lambung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan eksim.

Cara Mengatasi Gangguan Psikosomatik

Ketika seseorang mengalami gangguan psikosomatik maka biasanya setelah pemeriksaan akan diarahkan untuk lebih berkonsultasi kepada psikiater atau memang dokter yang ahli di bidang kejiwaan.

Tentunya gangguan psikosomatik bukan penyakit biasanya yang dapat dihadapi oleh dokter pada umumnya. Harus adanya penanganan khusus dalam menangani gangguan psikosomatik.

Sebagai contoh ketika mengunjungi dokter pada bagian ahli di bidang kejiwaan biasanya akan diberikan resep obat yang dapat mengurangi rasa stres yang berlebihan hingga obat anti depresi. Namun beberapa cara dapat diterapkan secara mandiri untuk mengatasi gangguan psikosomatik.

1. Olahraga Teratur

Dengan melakukan olahraga yang teratur maka tubuh akan aktif untuk bergerak. Ketika tubuh merespon dengan baik maka hal ini dapat membantu tubuh untuk melepaskan hormon endorfin sebagai pemicu stress.

Berbagai olahraga dapat dilakukan sesuai dengan kenyamanan dari masing-masing individu itu sendiri. Namun disarankan untuk memilih cabang olahraga yang tidak akan memperburuk gejala stress seperti olahraga santai yakni jogging, bersepeda atau bahkan yoga.

2. Tidur Yang Cukup

Ketika tubuh sudah merasakan lelah dan butuh waktu untuk istirahat maka sematkanlah waktu tersebut untuk membuat tubuh beristirahat. Aktivitas yang dapat memang dapat menimbulkan stres.

Untuk itu otak dan tubuh memerlukan waktu jeda untuk tidak beraktivitas. Ketika memiliki tidur yang cukup maka tubuh akan terasa lebih ringan dalam menjalani hari. Tidur yang lebih cepat dan kemudian bangun pagi akan membuat pola hidup yang sehat sehingga berdampak dengan pola pikiran yang sehat juga.

3. Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat dapat dilakukan dengan mengatur pola makanan. Pastikan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan vitamin tinggi. Dengan adanya pola makanan sehat maka tubuh juga akan menerimanya dengan sangat baik. Untuk itu sistem pencernaan akan lebih baik. Hindari makanan yang berkolesterol tinggi hingga yang berlebihan. Utamakan makanan seperti sayuran dan buah-buahan.

4. Berkomunikasi Baik Dengan Orang Terdekat

Ketika seseorang mengalami suatu masalah tertentu maka seketika membutuhkan suatu tempat untuk mengungkapkan keluh kesah yang sedang dihadapi. Untuk itu carilah orang terdekat yang sekiranya dapat untuk menceritakan seluruh keluh kesah yang sedang dihadapi.

Disarankan untuk memberikan rasa tersebut kepada orang yang dianggap nyaman untuk bercerita. Jika memang sudah merasa tidak mendapatkan pihak yang dapat menerima keluh kesah maka cari bantuan profesional seperti psikolog untuk membagikan cerita. Karena bantuan profesional akan sangat membantu ketika seseorang sedang menghadapi suatu masalah tertentu terutama yang berhubungan dengan pikiran dan stres. 

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *