Jalurmedia.com – Apakah kamu pernah mendengar tentang slow fade relationship? Hubungan ini menyerupai perilaku ghosting, karena keduanya berakar dari perilaku pasangan yang ‘menghilang’. Berikut penjelasan mengenai slow fade relationship dan dampaknya yang lebih parah dari ghosting bisa kamu lihat sebagai berikut.
Apa itu Slow Fade Relationship?
Slow fade relationship terjadi ketika salah satu dari pasangan melakukan perilaku yang membuat dirinya semakin lama terasa jauh dari kita. Baik secara fisik maupun emosi. Orang yang melakukan slow fade biasanya ingin putus tetapi tidak ingin menyakiti pasangannya. Namun justru hal tersebutlah yang bisa menyebabkan kerusakan emosi bagi keduanya.
Dilansir dari Psychology Today, mereka yang menggunakan cara slow fade sering berpikir bahwa tidak masalah kalau memutuskan hubungan dengan seseorang secara perlahan daripada memutuskannya secara tiba-tiba.
Namun hal tersebut tidak berpengaruh, karena slow fade bisa menjadi awal dari rasa sakit yang berkepanjangan. Hal tersebut juga mengakibatkan orang lain dipenuhi dengan rasa bingung dan keraguan dalam dirinya.
Salah satu tanda pasangan yang melakukan slow fade ialah ketika dia sangat jarang menghubungimu. Tanda lainnya juga termasuk sering tidak membalas pesan atau telepon dari kamu dan sering membatalkan janji.
Proses menjaga jarak tersebut akan berlangsung cuku lama. Ini karena kemungkinan dia masih menyimpan perasaan untukmu. Ia juga akan berhenti berusaha mempertahankan hubungan tersebut dengan berbagai cara.
Dampak Slow Fade Relationship
Menunggu hal yang tidak pasti
Slow fade bisa membuat seseorang bergantung pada harapan bahwa suatu saat nanti hubungan mereka bisa kembali baik. Mereka merasa slow fade hanyalah sebuah fase dalam hubungan dan menyakini bahwa masih ada perasaan yang tertinggal.
Jika terus berlanjut, slow fade dapat menjadi luka bakar yang panjang dan menyiksa. Slow fade memberikan waktu untuk menyimpan semua kenangan. Salah satu pihak mungkin akan berpikir bahwa jika mereka berubah pikiran, maka hubungannya itu dapat diperbaiki. Manusia memang kerap berubah, namun hal itu juga tidak baik karena membuat orang akan selalu berharap dengan sesuatu yang tidak pasti.
Susah move on
Slow fade memang lebih parah jika dibandingkan dengan ghosting. Misalnya, saat kamu merasa dighosting, kamu hanya mengutuknya dan melanjutkan hidup seperti biasa. Kamu tidak perlu lagi mengontak ataupun berhubungan dengan si pelaku ghosting tersebut.
Namun lain halnya dengan slow fade yang membuat korbannya tetap terpikat. Sebenarnya mereka merasa kalau perasaan orang yang dicintainya telah memudar, namun perlakuannya sangat lambat sehingga mereka sendiri juga tidak yakin apakah hal itu benar.
Mereka tidak bisa mengatakan pasangannya adalah orang yang jahat dengan seenaknya. Korban slow fade sering kali bertanya-tanya, apakah pasangan mereka menginginkan dirinya? Atau sebenarnya apa niat mereka? hal-hal seperti itulah yang bisa membuat korban merasa ‘gila’ dan sulit untuk move on.
Memberikan kejelasan status dalam sebuah hubungan mungkin akan menyakitkan orang lain. Mereka juga bisa saja merasakannya secara emosional. Namun ternyata hal tersebut adalah cara paling baik untuk mengakhiri suatu hubungan. Kejelasan dan kepastian dapat membantu seseorang untuk memproses suatu peristiwa psikologis.