Stop Food Waste: Menyadari Bahaya Food waste Bagi Lingkungan
Food Opini

Stop Food Waste: Menyadari Bahaya Food waste Bagi Lingkungan

Jalurmedia.comFood Waste. Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kalimat itu? Jika berbicara tentang sampah, kita sudah tidak asing lagi dengan sisa makanan atau food waste. Indonesia adalah sumber sampah makanan terbesar kedua di dunia, dan Economist Intelligence Unit telah mempelajari hal ini. Di sisi lain, limbah makanan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, salah satunya menyebabkan kelaparan.

Global Hunger Index juga menunjukkan bahwa tingkat kelaparan Indonesia berada pada level yang serius. Artinya ada banyak orang yang kelaparan, dan kita yang berkecukupan (banyak makanan) suka membuang makanan daripada memakannya.

Limbah makanan adalah makanan yang makanan yang dikonsumsi manusia, tetapi dibuang begitu saja dan akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah.

Sampah makanan yang menumpuk di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana dan karbon dioksida. Gas-gas tersebut dapat terbawa ke atmosfer dan merusak lapisan ozon. Padahal, salah satu fungsi lapisan ozon adalah menjaga kestabilan suhu di Bumi. Ketika suhu menjadi tidak stabil, es di bumi mencair, menyebabkan pemanasan global dan naiknya permukaan air laut.

1,3  Juta Ton Limbah Makanan Diproduksi Setiap Tahun

Pada tahun 2011, Food and Agriculture Organization (FAO), merilis angka bahwa produsen dan konsumen menghasilkan 1,3 juta ton limbah makanan setiap tahun. Dengan biaya yang setara dengan $750 juta.

Namun di sisi lain, 759 juta orang kelaparan. Indonesia sendiri menghasilkan 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya dan sebenarnya dapat digunakan untuk menyelamatkan perut 27 juta masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia.

Limbah makanan dihasilkan dalam rantai pasokan makanan. Di tingkat produsen, sisa makanan dihasilkan antara produksi dan panen. Selama proses produksi, limbah makanan dihasilkan oleh faktor lingkungan, fasilitas penyimpanan yang tidak memadai, tetapi petani yang hanya memilih buah dan sayuran yang layak tidak membuang sisanya.

Minimnya teknologi untuk mengolah makanan dan memperpanjang umurnya selama proses pemanenan berkontribusi pada terciptanya rantai limbah makanan.

Di tingkat konsumen, kemasan makanan yang tidak memadai, kurangnya lemari es, pemasaran yang sulit, dan jalan yang buruk merupakan sumber limbah makanan dalam proses industri. Dalam proses distribusi dan penjualan, sisa makanan dapat dihasilkan jika permintaan makanan melebihi harapan atau jika produk yang dipesan tidak sesuai.

Pada tingkat konsumsi rumah tangga, penyimpanan makanan yang tidak tepat dan pemakaian yang berlebihan di rumah dan di restoran dapat menyebabkan limbah makanan.

Kebanyakan orang hanya melihat sebagian kecil dari banyak efek makanan yang kita buang, tetapi ketika kita lebih memperhatikan apa yang kita lihat dan lakukan, sebenarnya kita bisa melakukannya.

Penyebab sisa makanan:

  1. Membuang makanan sisa begitu saja
  2. Makan tidak sesuai dengan porsi
  3. Beli atau masak makanan yang tidak Anda sukai.
  4. Gaya hidup (Prestige)

Salah satu cara termudah untuk mengurangi limbah makanan adalah dengan memantau dan mengonsumsi makanan dengan cermat.

Bijak Dalam Mengolah Makanan

Diperkirakan 9,6 miliar orang akan hidup di Bumi pada tahun 2050. Artinya, tiga planet diperlukan untuk mempertahankan gaya hidup saat ini untuk menyediakan sumber daya alam. Sederhananya, ini berarti bahwa di masa depan diperlukan keajaiban agar umat manusia tidak membuang makanan lagi.

Oleh karena itu, situasi perlu dibalik dari dilakukan sesegera mungkin. Berikut adalah dua rahasia yang dapat kita lakukan hari ini untuk perubahan di masa depan.

Pertama, ubah perilaku. Contoh perubahan perilaku termasuk merencanakan makan, membeli hanya apa yang Anda butuhkan, mengolah kembali apa yang tersisa, simpan apa yang tidak Anda makan, menyiapkan makanan Anda sendiri dan memakannya dalam porsi kecil.

Kedua, berperan dalam mengurangi food waste atau sisa makanan. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri dan mengajak orang lain dengan semangat tukar menukar pengalaman atau dengan cara lain. Tidak peduli bagaimana perasaan kita tentang hal itu, yang terpenting di sini adalah kita harus tetap menjadi pelopor bagi diri kita sendiri dan lingkungan.

Pada tahun 2050, dunia akan membutuhkan sekitar 60 persen lebih banyak kalori per tahun untuk memberi makan lebih dari 9 miliar orang. Mengurangi tingkat pencemaran global soal limbah makanan dan kehilangan makanan dapat membantu menghilangkan kekurangan makanan ini dan menghasilkan manfaat lingkungan dan ekonomi.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *