Tumpang Tindih Isu Pemanasan Global
Opini

Tumpang Tindih Isu Pemanasan Global

OPINI, Jalurmedia.com – Topik lingkungan telah muncul dan lebih sering menjadi agenda internasional selama tiga dekade terakhir. Ancaman terhadap lingkungan bisa dikatakan sedang berlangsung saat ini. Kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan global telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan hingga terjadinya pemanasan global atau Global warming.

Terjadinya pemanasan global yang menunjukkan indikasi ketidakseimbangan lingkungan sudah dapat dirasakan secara nyata dalam kehidupan global saat ini seperti misalnya perubahan iklim. Perubahan musim yang tidak dapat diprediksi dengan berbagai bentuk bencana alam akibat kerusakan lingkungan yang terjadi hampir di semua negara.

Hal ini tentunya juga mempengaruhi keselamatan makhluk hidup. Makhluk hidup khususnya manusia merasakan keberadaannya karena pemanasan global yang terus meningkat setiap tahunnya.

Lebih lanjut, munculnya masalah ini tentunya menuntut para penduduk bumi untuk memikirkan cara dan solusi yang tepat untuk mengatasi agar pemanasan global tidak semakin parah. Adanya pemanasan global secara otomatis menjadi ancaman bagi keberadaan manusia karena lingkungan merupakan tempat manusia melangsungkan kehidupan.

Isu Pemanasan Global

Dalam dekade terakhir, isu lingkungan telah mendapat perhatian publik yang luas dalam studi keamanan. Pemicunya adalah pemanasan global. Isu ini berkembang seiring dengan perubahan paradigma keamanan yang sebelumnya terfokus pada negara telah bergeser ke manusia.

Global warming yang mengancam kelangsungan lingkungan dan keamanan kehidupan manusia telah mendorong kelompok-kelompok yang terlibat dalam masalah ini – yang dalam konsep sekuritisasi lebih dikenal sebagai aktor sekuritisasi – untuk menjadwalkan langkah-langkah konkrit.

Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan suhu dari tahun ke tahun akibat efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas, seperti karbon dioksida, metana, dinitrooksida, dan Chloro Fluor Carbon (CFC), sehingga energi matahari terperangkap di atmosfer.

Ancaman terhadap kelestarian lingkungan biosfer muncul dari dampak yang ditimbulkannya. Dampak tersebut diperkirakan akan terlihat pada tahun 2100. Dampak tersebut meliputi peningkatan suhu atmosfer sekitar 1,5–4,5 C; perusakan berbagai jenis keanekaragaman hayati; peningkatan frekuensi dan intensitas badai petir, angin topan dan banjir; dan mencairnya es di kutub dan gletser yang menyebabkan naiknya permukaan laut hingga menyebabkan banjir besar.

Untuk menghadapi ancaman pemanasan global, berbagai pihak telah mengagendakan upaya sekuritisasi. Agenda ilmiah mencakup berbagai studi yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh NASA Goddard Institute for Space Studies, telah terjadi peningkatan suhu rata-rata dunia sebesar 0,8 C sejak tahun 1880. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa 2 dekade terakhir abad ke-20 merupakan era terpanas dalam 400 tahun terakhir. Bahkan bisa menjadi yang terpanas selama beberapa milenium.

Badan PBB untuk mengatasi masalah perubahan iklim, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), melaporkan bahwa 11 tahun terakhir adalah era terpanas dibandingkan tahun 1850. Selain itu, Arctic Climate Impact Assessment melaporkan bahwa sekitar 200 hingga 2004, suhu rata-rata di Alaska Kanada bagian barat dan Rusia timur memiliki lebih dari dua kali lipat peningkatan rata-rata suhu global.

Upaya Dunia Agar Terhindar dari Pemanasan Global

Dampak buruk yang terjadi pada lingkungan sebagai akibat dari aktivitas ekonomi manusia merupakan salah satu tantangan bagi dunia internasional. Tantangan tersebut dijawab dengan mulai menggeser objek kajian, dari militer tradisional yang menekankan fokus kajian pada negara ke keamanan manusia. Salah satu isu yang berkembang seiring dengan kompleksitas kegiatan ekonomi masyarakat adalah isu lingkungan.

Namun agenda politik yang dilakukan dalam mengatasi isu global warming adalah dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama dalam upaya penanggulangan pemanasan global. Salah satu kesepakatan penting adalah Protokol Kyoto.

Protokol ini ditandatangani pada tahun 1997 dan baru diadopsi pada tanggal 16 Februari 2005. Secara umum protokol ini memuat ketentuan bagi negara-negara industri maju untuk menurunkan emisi secara kolektif sebesar 5,2% dari tingkat emisi pada tahun 1990.

Negara-negara maju diharapkan dapat membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi tingkat emisi mereka. Selain itu, ada beberapa ketentuan yang memuat upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yang tercakup dalam Mekanisme Kyoto. Mekanisme Kyoto terdiri dari Clean Development Mechanism (CDM), Implementasi Bersama, dan Perdagangan Karbon.

Kesepakatan lain yang tak kalah pentingnya dalam upaya mengatasi pemanasan global adalah Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon. Ketentuan khusus konvensi ini diatur dalam Protokol Montreal. Protokol ini memuat kewajiban untuk mengurangi penggunaan bahan kimia perusak ozon, khususnya CFC.

Kesepakatan Penting Untuk Merubah Perilaku Manusia

Kesepakatan-kesepakatan tersebut nantinya dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah konkrit oleh masyarakat luas untuk membantu mengatasi dampak buruk pemanasan global. Hal ini dilakukan karena masyarakat merasa memiliki kewajiban moral untuk melestarikan lingkungan tempat tinggalnya guna menjamin kelangsungan hidupnya.

Dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global mendorong para aktor internasional untuk bekerja sama lintas batas negara. Tidak hanya negara, aktor non-pemerintah, terutama individu, juga terlibat dalam upaya mengatasi dampak buruk pemanasan global.

Hal ini terjadi karena ia lebih dekat dengan masalah global warming yang selama ini tidak dianggap sebagai isu politik tingkat tinggi. Penjangkauan publik terhadap masalah ini lebih dekat jika dibandingkan dengan isu-isu politik tingkat tinggi, terutama militer.

Perspektif keamanan manusia ini memungkinkan dunia internasional untuk menjelaskan permasalahan dalam dinamika kehidupan individu dan masyarakat yang juga merupakan aktor di bidang ini.

Isu yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman menuntut agar internasional tidak lagi hanya berpusat pada negara, tetapi akan keamanan makhluk hidup yang diakibatkan oleh isu lingkungan seperti pemanasan global.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *