Jalurmedia.com – Pengidap lupus (Odapus) kerap menghadapi dilema untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Di sisi lain, vaksinasi diperlukan untuk “melatih” sistem kekebalan tubuh untuk melawan SARS-CoV-2.
Lupus adalah penyakit autoimun di mana ada unsur obat yang menekan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak memakan tubuh. Namun, mengingat situasi pandemi, apakah Odapus tetap disarankan untuk divaksinasi Covid-19?
Profesor Harry Subaggio, spesialis penyakit dalam dan reumatologi, mengatakan pasien dengan penyakit radang autoimun (AIRD) termasuk lupus tetap disarankan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
“Meskipun belum ada data lengkap mengenai efektivitas dan keamanan vaksin Covid-19 pada pasien AIRD, manfaat vaksinasi lebih besar daripada risiko tertular Covid-19,” kata Harry dalam webinar bersama Perhimpunan Reumatologi Indonesia dan Novartis, Selasa (14/12).
Harry juga menjelaskan banyak alasan mengapa vaksin Covid-19 begitu penting bagi pengidap Lupus dan pasien AIRD lainnya. Orang dengan AIRD lebih mungkin terinfeksi dan mengalami gejala parah hingga fatal atau kematian.
Harry juga mengatakan bahwa saat ini saja, Denmark telah melaporkan bahwa pasien AIIRD lebih mungkin dirawat di rumah sakit dengan Covid-19. Pernyataan ini jika daripada mereka yang tanpa AIIRD.
Peningkatan Pasien Dengan AIIRD
Sebuah penelitian yang dilakukan di 7 pusat kesehatan Spanyol menemukan peningkatan 1,31 persen dalam jumlah pasien AIRD. Peningkatan juga dilaporkan di Jerman dan Italia. Kemudian angka kematiannya juga tinggi.
Menurut Global Alliance for Rheumatology total ada 600 kasus dari 40 negara, 46 persen di antaranya dirawat di rumah sakit dan 9 persen meninggal. Di Madrid, Spanyol, dari 455 kasus, 13,2% pasien tanpa AIRD dan 18,1% pasien dengan AIRD meninggal.
Ditemukan bahwa pasien AIIRD yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 atau yang mengalami gejala parah hingga meninggal. Kondisi pasien diperparah dengan penyakit penyerta (penyakit paru-paru kronis, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, penyakit kardiovaskular). Dengan penggunaan berbagai obat telah terkait dengan pengobatan AIIRD seperti metotreksat, prednison dosis tinggi.
Apakah Covid-19 lebih parah pada pasien AIRD? Ya. Apakah infeksi Covid-19 terkait dengan manifestasi penyakit rematik dan autoimun? Ya. Jadi masuk akal untuk menggunakan vaksin Covid-19. Berikan vaksin covid-19 untuk pasien AIRD. ”
Vaksin seperti apa yang efektif untuk pasien AIIRD?
1. Non-live vaccines
Vaksin nonaktif atau Non-live vaccine sangat direkomendasikan bagi para pasien AIIRD. Non-live vaccine berarti vaksin tersebut memiliki andungan RNA virus yang sudah dihancurkan.
Vaksin jenis ini sudah berhasil menunjukkan respons imun yang baik pada pasien. Namun terkecuali pada pasien yang menggunakan rituximab dan kortikosteroid berdosis tinggi.
2. Vaksin mRNA
Vaksin mRNA menunjukkan kemanjuran yang baik dan digunakan pada populasi umum. Dengan pemikiran ini, vaksin mRNA juga direkomendasikan untuk pasien AIRD. Berikut beberapa hal yang perlu dipahami terkait vaksinasi Covid-19 untuk Odapus dan pasien AIRD lainnya.
- Pemulihan berarti, jika mungkin dalam keadaan remisi, penyakit autoimun terkendali dan ini melalui pemeriksaan dokter yang merawat.
- Penggunaan vaksin yang tersedia, terutama vaksin non-live.
- Risiko flare-up atau kambuh sangat kecil.
- Pemantauan pasien pasca vaksinasi.
- Untuk pengobatan, DMARDs dapat dilanjutkan sebelum dan sesudah vaksinasi. Kecuali kortikosteroid (penyesuaian dosis), siklofosfamid, rituximab, abatacept, Jak inhibitor, dan MTX (penyesuaian waktu).
- Tetap patuhi protokol kesehatan.
Lantas Bagaimana jika odapus dan pasien AIIRD lain divaksinasi dalam kondisi belum remisi? Sejauh ini, kata Harry, belum ada penelitian tentang efek vaksin terhadap autoimunitas yang tidak terkontrol. Tetapi Harry mengatakan tidak ada gunanya memiliki vaksin secara teori.