Jalurmedia.com – Beberapa sekolah di Indonesia kini sudah mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka. Namun, meski demikian, pembelajaran dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa sekolah menerapkan sistem 50 persen siswa dalam setiap kelasnya. Ada pula sekolah yang memberlakukan absen ganjil genap dalam setiap pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kembali kasus positif Covid-19.
Meski sebagian besar sekolah di Indonesia telah melakukan pembelajaran tatap muka. Sebanyak 248 sekolah di Jakarta masih tetap melakukan pembelajaran secara daring hingga Desember 2021. 248 sekolah tersebut terdiri dari berbagai jenjang pendidikan.
Beberapa sekolah di Jakarta diketahui telah melakukan PTM dari akhir Agustus lalu. Kasubag Humas Disdik DKI Jakarta, Taga Radjagah mengatakan bahwa jumlah total satuan pendidikan yang ada di DKI Jakarta adalah 10,677.
Sekolah yang telah melakukan PTM terbatas sebanyak 10.429 dan sisanya sebanyak 248 belum melakukan PTM. Kata Taga saat dihubungi CNN Jumat (10/12).
Faktor Penyebab Ditundanya Pembelajaran Tatap Muka.
Tidak dilaksanakan PTM ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya tidak adanya izin melakukan pertemuan secara tatap muka oleh orang tua murid. Alasan ini merupakan alasan yang sangat berpengaruh dan pemerintah tidak dapat memaksanya,
Selain alasan tersebut, ada pula beberapa alasan lain. Pertama, sekolah telah tutup. Kedua, izin oprasional sekolah belum diperpanjang. Ketiga, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) belum ada. Dan keempat, pihak sekolah belum mendapatkan izin.
Kasubag Humas Disdik DKI Jakarta juga memperjelas bahwa dinas belum memberikan tambahan durasi hari bagi siswa ke untuk belajar di sekolah. Dan selanjutnya dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar akan dilakukan secara selang seling selama satu pekan.
Ia juga menambahkan dinas akan tetap menunggu agar kondisi pandemi semakin melandai sebelum mengambil keputusan lebih lanjut “Nunggu kondisi, kalau makin landai sekarang kan kita belum kan apalagi dengan datangnya nataru ini kan. Kita masih ketar-ketir,” imbuhnya.
Ia juga mengagatakan bahwa sejaih ini laporan kasus positif Covid-19 di dalam lingkungan sekolah sudah tidak pernah terjadi. Belum lagi aktivitas siswa semakin berkurang mengingat sudah memasuki akhir semester “Sekarang kan udah mulai enggak aktif, bahkan udah berkurang akhir semester jadi partisipasi siswa ke sekolah juga sudah sangat jauh berkurang,” ujar Taga.