Jalurmedia.com – Sederet negara telah mengumumkan untuk boikot secara diplomatik ajang Olimpiade Musim Dingin yang akan digelar China. Pesta olah raga ini sendiri akan dilakukan pada bulan Februari 2022 mendatang. Alasan utama dari keempat negara ini adalah dugaan adanya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing. Terutama terhadap minoritas Uighur yang berada di Xinjiang.
Pemerintah China sendiri tidak merasa khawatir terkait efek domino pemboikotan yang dilakukan empat negara tersebut. Menurutnya, negara-negara yang melakukan tindakan tersebut akan menanggung akibatnya.
Terlebih atas kesalahan yang telah dilakukan berkaitan dengan Olimpiade Musim Dingin. Berikut adalah keempat negara yang memilih melakukan pemboikotan secara diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin itu.
4 Negara Yang Berani Boikot Olimpiade Musim Dingin
1. Amerika Serikat
Tepat pada Senin (6/12) lalu, Amerika Serikat mengumumkan pernyataan sikapnya dengan memboikot diplomatik ajang Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Jen Psaski selaku Sekretaris Gedung Putih, mengungkapkan bahwa langkah tersebut diambil oleh AS karena berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan China.
“Pemerintah Biden tidak akan mengirim perwakilan diplomatik ke Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Keputusan ini diambil mengingat genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berlangsung di Xinjiang. Selain itu ada pelanggaran hak asasi manusia lain,” ungkap Psaki dikutip AFP.
Meski AS memboikot China secara diplomatik, Negara yang dipimpin oleh Joe Biden ini akan tetap mengirim atletnya untuk berlaga di ajang tersebut. AS dan China memang sering kali bersitegang dalam berbagai hal.
Ketegangan itu tersebut dapat dilihat dari polemik perdagangan, asal muasal corona virus, hingga adanya kasus kedaulatan yang mencakup Taiwan dan Hong Kong. Tidak hanya itu, isu Laut China Selatan juga merebak menjadi ketegangan kedua negara.
Belum lagi tudingan AS terkait pelanggaran HAM yang telah dilakukan China. Pelanggaran HAM yang brutal tersebut dipercaya telah dilakukan oleh pemerintah China terhadap etnis Muslim Uighur yang bermukim di Xinjiang.
2. Australia
Australia menjadi negara kedua yang mengikuti jejak AS. Negara ini juga telah melakukan boikot secara diplomatik pada Rabu (8/12). Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, telah mengaku bahwa langkah tersebut harus ditempuh karena pihaknya juga mengalami hambatan. Terutama untuk membuka kembali hubungan diplomasi dengan China guna mendiskusikan HAM di Xinjiang.
“Pejabat pemerintah Australia tidak akan pergi ke China untuk menyaksikan ajang olah raga tersebut,” ungkap Morisson.
Hubungan antara kedua negara ini juga tak begitu hangat. Hal ini terjadi usai Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G Australia pada 2018 lalu. Larangan tersebut rupanya dibalas oleh pemerintah China dengan memblokir anggur, daging sapi, selai hingga batu bara.
Hubungan kedua negara ini pun semakin regang. Terutama saat Canberra menyerukan pengadaan investigasi independen soal sumber Covid-19. Dan kini hal terbaru menyoal kesepakatan trilateral AUKUS.
3. Kanada
Kanada kini menjadi negara ketiga yang memutuskan boikot diplomatik menyusul AS dan juga Australia. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengungkapkan bahwa pihaknya turut menyoroti kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah China.
“Kami mengumumkan bahwa hari ini kami tidak akan mengirim perwakilan diplomatik ke ajang Olimpiade dan Paralimpiade Beijing musim dingin.” ungkap Trudeau.
Keputusan tersebut pada akhirnya membuat Kanada tak mengirimkan perwakilannya untuk hadir ke olimpiade. Meskipun demikian, Trudeau juga memastikan bahwa para atlet Kanada akan tetap berlaga dalam pesta olahraga tersebut.
4. Inggris
Inggris juga menyusul memutuskan akan melakukan boikot diplomatik. “Akan ada boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin di Beijing, diperkirakan tak ada pejabat dan menteri yang hadir,” ujar Perdana Menteri Inggris, Borris Johson, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/12).
Johnson menyampaikan bahwa biasanya ia tak pernah mendukung segala bentuk tindakan pemboikotan. Namun berbeda dengan situasi kali ini. PM Inggris tersebut justru mengambil keputusan untuk melakukan boikot secara diplomatik. Alasan utamannya tak beda jauh dengan tiga negara lainnya. Yaitu adanya pelanggaran HAM yang cukup kejam telah dilakukan oleh China pada satu kelompok minoritas.
“Saya pikir boikot olahraga tak masuk akal. Namun itu tetap menjadi kebijakan pemerintah kita.” Walaupun demikian, para atlet dari Inggris juga akan tetap hadir dan ikut berlaga dalam pagelaran olahraga tersebut.
5. Selandia Baru
Sampai saat ini, Selandia Baru belum memutuskan untuk melakukan boikot secara diplomatik. Akan tetapi pemerintah setempat sudah menilai bahwa tindakan itu perlu dilakukan. “[Boikot] menjadi sesuatu yang perlu kita lakukan sebagai sebuah bangsa,” ungkap Menteri Perdagangan Selandia Baru, Damien O’Connor.
Jika mereka memutuskan untuk melakukan boikot, Selandia Baru menjadi negara kelima yang akan melakukan hal tersebut. Selandia Baru akan mengikuti langkah AS dan ketiga negara lainnya. Di mata O’Connor, AS adalah negara yang “kuat dan independen” terait dengan urusan hak asasi manusia.