Jalurmedia.com – Selebgram Laura atau yang dikenal dengan Edelenyi Laura saat ini sedang menjadi perbincangan publik. Hal ini karena Ia menuntut keadilan untuk pertanggung jawaban kecelakaan yang terjadi padanya pada tahun 2019 silam. Laura bersama mantan pacarnya Gaga Muhammad mengalami kecelakaan mobil. Kecelakaan itulah yang menyebabkan Laura mengalami dislokasi tulang leher sehingga menyebabkan kelumpuhan. Pada saat itu Gaga berkendara dengan keadaan mabuk. Sidang pun digelar pada awal Desember 2021 lalu.
Dislokasi Tulang Leher
Akibat kecelakaan tersebut, Laura mengalami cedera pada tulang belakang yang menyebabkan dirinya lumpuh hingga saat ini. Dikutip dari kompas.com, Kondisi tersebut disebut dislokasi tulang leher atau Cervical Vertebrae Dislocation.
Dislokasi tulang leher adalah cedera pada area tulang belakang. Hal itu menyebabkan tulang belakang bergerak atau bergeser dari lokasi yang sebenarnya.
Jenis cedera tersebut biasanya memang disebabkan akibat kecelakaan mobil atau terjatuh. Cedera yang melibatkan tulang belakang berdampak ekstremitas atas. K
arena saraf di bagian leher adalah bagian yang penting untuk mengontrol otot ekstremitas atas. Karena itulah jika kerusakan saraf di bagian leher terjadi, dapat menyebabkan kelemahan, kaku, mati rasa, pada bahu, lengan dan tangan. Bisa dikatakan hal itu mampu menyebabkan seseorang lumpuh.
Gejala Dislokasi Tulang Belakang Leher
- Nyeri yang sangat hebat di bagian sekitar leher dan menjalar ke bahu dan lengan
- Mati rasa dan kesemutan di ekstremitas atas
- Kelelahan dan kekakuan pada ekstremitas atas
Diagnosis menjadi lebih sulit ketika gejala fisik yang dialami seseorang tidak khas. Beberapa pasien dengan fraktur atau cedera lain akan menyatakan keluhan nyeri di lokasi lain, tapi tidak mengeluh nyeri pada leher.
Dikutip Keck Medicine University of Southern California, banyak pasien yang meremehkan efek parah kecelakaan atau trauma ketika mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.
Setiap pasien yang sempat mengalami kecelakaan atau trauma parah, terutama pada pasien dengan nyeri leher, harus dievaluasi dengan hati hati menggunakan sinar x.
Studi pencitraan tambahan dapat digunakan ketika diperlukan untuk mendiagnosis cedera serviks secara akurat. Pengobatan pada dislokasi tulang leher terdiri dari berbagai metode baik yang dikategorikan konservatif atau nonoperatif serta bedah atau operatif.
Perawatan awal untuk dislokasi tulang yang parah mungkin saja melibatkan traksi tulang dan juga reduksi tertutup. Dengan pin logam yang diletakkan pada tengkorak yang terhubung pada katrol, tali, juga pemberat.
Sementara perawatan non operatif yang termasuk pada perawatan bracce (orthotic) dan obat-obatan. Perawatan bedah banyak melibatkan fusi dan instrumentasi serviks posterior.
Meliputi metode memasukkan sekrup dan batang logam kecil yang bertujuan untuk menstabilkan tulang belakang. Pilihan lain termasuk dekompresi anterior dan fusi dengan atau tanpa instrumentasi.
Fraktur yang tidak stabil mungkin memerlukan pembedahan leher anterior dan juga posterior. Tujuan pengobatan secara keseluruhan ialah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi saraf, memberikan stabilitas serta mengurangi rasa sakit.
Meskipun demikian, pedoman pengobatan untuk patah tulang dan dislokasi tulang leher, pada akhirnya tergantung pada sejumlah lokasi cedera yang dialami pasien.