Jalurmedia.com – Kekurangan bahan bakar yang disebabkan oleh geng-geng yang memblokir jalan akses ke terminal distribusi membuat Haiti semakin kacau. Penduduk ibukota Port-au-Prince mengatakan mereka tidak bisa mendapatkan air minum karena pompa air berhenti bekerja. Tak hanya itu, mereka juga kekurangan bensin.
Pengiriman air minum dalam kemasan ikut terganggu sehingga banyak warga yang harus bergantung pada air hujan. “Kami berdoa setiap hari agar hujan turun,” kata seorang wanita kepada kantor berita Reuters.
Tidak Ada Bahan Bakar
Kepala Polisi Nasional, Frantz Elbé, mengatakan bahwa langkah-langkah yang diambil sejauh ini untuk memungkinkan distribusi bahan bakar yang aman telah gagal.
Mr Elbé juga mengatakan bahwa polisi telah mendirikan koridor keamanan dari terminal Varreux di Port-au-Prince. Hal itu memungkinkan barang-barang seperti beras, minyak goreng, dan semen bisa sampai ke konsumen. Tapi truk tangki yang membawa bahan bakar tidak diizinkan lewat oleh anggota geng yang memblokir pintu masuk ke pelabuhan.
Geng Haiti telah lama memeras para pengemudi yang melakukan pengiriman. Namun, situasinya telah meningkat semenjak terjadinya pembunuhan. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh tentara bayaran Presiden Jovenel Moïse pada bulan Juli.
Dalam kekosongan kekuasaan setelah pembunuhan presiden, para pemimpin geng menjadi lebih berani dan meningkatkan kegiatan kriminal mereka. Beberapa diantaranya seperti penculikan untuk tebusan, dan pemerasan.
Aksi Geng
Jimmy Chérizier atau Barbecue adalah salah satunya. Mantan perwira polisi, yang memimpin aliansi sembilan geng paling kuat di Port-au-Prince, menunjukkan kekuatannya bulan lalu. Hal tersebut terjadi ketika para pengikutnya melepaskan tembakan ke sebuah monumen tepat ketika Perdana Menteri Ariel Henry hendak meletakkan karangan bunga.
Jimmy Chérizier mengadakan konferensi pers dan memberikan tur media ke area yang dia kuasai. Perdana menteri dan petugas keamanannya melarikan diri, dan dikelilingi oleh pria bertopeng bersenjata lengkap, Barbecue membuat pertunjukan meletakkan karangan bunga sendiri.
Dalam konferensi pers bulan lalu, dia mengatakan bahwa aliansi kriminalnya, G9 and Family, berada di balik blokade, di sekitar terminal bahan bakar. Dia mengatakan dia tidak akan mengizinkan pengiriman bahan bakar sampai Perdana Menteri Ariel Henry mengundurkan diri.
Kekurangan bahan bakar telah begitu parah sehingga mengancam nyawa pasien di rumah sakit. Khususnya para pasien yang mengandalkan generator bertenaga bahan bakar untuk menjalankan peralatan kesehatannya.
Tetapi mereka juga memiliki efek domino pada banyak barang penting lainnya. Barang-barang yang bergantung pada pengemudi truk untuk melakukan pengiriman ataupun bahan bakar untuk produksi.
Guito Edouard, yang memimpin Direktorat Air Minum Haiti, mengatakan beberapa anggota geng telah memenuhi kebutuhan masyarakat akan air, tetapi yang lain belum: “Kami memiliki infrastruktur besar yang dibajak oleh kelompok bersenjata. Kami menggunakan berbagai strategi sosial untuk menjelaskan kepada mereka bahwa air adalah kebutuhan publik. Sangat penting. Beberapa mengerti tetapi yang lain tidak menerima pesan itu.”