Jalurmedia.com – Seorang bocah berusia 2 tahun di Amerika Serikat tidak sengaja menembak mati ibunya. Peristiwa itu terjadi saat sang ibu sedang melakukan rapat virtual melalui Zoom. Veondre Avery (22) yang merupakan ayah dari anak tersebut didakwa atas peristiwa tragis tersebut. Ia didakwa oleh pihak Kepolisian Florida, Amerika Serikat, pada Rabu (13/10).
Avery didakwa melakukan pembunuhan dan kegagalan menyimpan senjata api. Ia dianggap gagal menjaga senjata miliknya dengan aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Avery juga dilaporkan karena menyimpan pistol yang terisi peluru dan tanpa pengaman. Terlebih pistol tersebut ia letakkan dalam ransel anak dengan gambar serial televisi anak-anak “Paw Patrol”.
Mendiang istri dari Avery, Shamaya Lynn, dinyatakan meninggal dunia setelah tertembak di kepala. Lynn ditembak dengan satu peluru dari pistol yang tengah dimainkan oleh bocah berusia 2 tahun tersebut pada 11 Agustus lalu. Kejadian tersebut terjadi saat Lynn sedang melakukan Zoom meeting.
Melalui rekaman telepon darurat 911, salah satu rekan kerja Lynn yang menjadi saksi mata kejadian mengenaskan tersebut. Ia mengatakan bahwa salah satu wanita sedang pingsan dan berdarah saat rapat Zoom dengan konduisi kamera yang sedang menyala. Teman Lynn juga mengatakan bahwa saat kejadian, sang bayi sedang menangis di belakang mendiang.
Menurut laporan surat kabar Orlando Sentinel, saat kejadian tersebut Avery sedang berada di luar rumah. Ia juga tidak tahu bahwa insiden mengenaskan tersebut sedang menimpa anak dan istrinya. Setiba di rumha, Ia segera menghubungi layanan darurat 911. Ia juga sempat memohon kepada petugas untuk dengan cepat datang dan menolong istrinya yang sudah bersimbah darah.
Lynn Tidak Berhasil Di Selamatkan
Dikutip kantor berita AFP, ketika tiba di aprtemen kediaman mereka yang berada Altamonte Springs, petugas kepolisian mencoba membuat istri Avery tersadar. Namun usaha yang dilakukan oleh petugas kepolisian tidak mampumenyelamatkan sang istri. Lynn pun tidak dapat tertolong.
Jaksa Wilayah Dan Faggard mengatakan tanggal persidangan untuk Avery belum ditetapkan sampai saat ini. Meski penembakan kerap terjadi di AS, namun peristiwa yang melibatkan anak-anak sebagai penembak tidak pernah terjadi. Terlebih sang anak secara tidak sengaja menembak saat memainkan senjata.
Akhir September lalu, seorang laki-laki berusia dua tahun juga secara tidak sengaja bunuh diri. Hal itu terjadi setelah dirinya menemukan sebuah pistol bermuatan peluru di ransel temannya.
“Setiap tahun, ratusan anak di AS, mendapatkan akses ke senjata. Mereka dengan mudah dapat menjangkau senjata api tanpa pengawasan. Senjata api juga disimpan di tempat-tempat yang mudah terjangkau atau ditinggalkan begitu saja,” seperti yang tertulis dalam sebuah laporan Everytown For Gun Safety, kelompok advokasi kontrol senjata api AS.
Organisasi tersebut juga menyebutkan bahwa penembakan yang tidak disengaja oleh anak di bawah umur telah menyebabkan 879 kematian. Ini bahkan terjadi sejak 2015.