Jalurmedia.com – Puluhan tahun berlalu, kedua negara yaitu Korea Selatan dan Korea Utara rupanya masih terpecah belah. Konflik ini terjadi semenjak perang semenanjung Korea pada tahun 1950. Hal itulah yang membuat kedua negara ini menjadi tidak akur satu sama lain.
Intervensi dari negara lain pada saat itu membuat Korea Selatan kemudian beraliansi dengan Amerika Serikat dan Korea Utara dengan dukungan dari Uni Soviet.
Dikarenakan konflik yang berkepanjangan tanpa akhir, Presiden Korea Selatan Moon Jae In kemudian menyerukan deklarasi damai. Deklarasi ini dibuat untuk mengakhiri perang di Semenajung Korea. Hal ini dilakukan demi terciptanya perdamaian anatara kedua belah pihak.
Pernyataan Presiden Moon Jae In dimuat dalam Sidang Umum PBB ke-76 di Markas PBB, New York, Amerika Serikat pada Selasa (21/09/2021). Presiden Moon Jae In juga menginginkan adanya dialog dengan pihak Korut untuk membahas konflik antara kedua negara.
Sebelumnya, Presiden Moon Jae In telah melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden untuk membahasa itikad dari pihak Korsel tersebut.
Akhir-akhir ini memang kedua negara sama-sama meluncurkan rudal dengan alasan pertahanan keamanan bagi masing-masing negara. Tindakan yang dilakukan diperkuat dengan alasan membela diri. Namun, jika tidak ada pihak yang mengalah maka konflik berkepanjangan akan terus terjadi. Untuk itu, Presiden Moon Jae In mengambil langkah tegas untuk mengakhiri perang.
Kerea Utara Menolak Deklarasi Damai
Korea Utara menolak deklarasi yang dilakukan oleh Presiden Moon Jae In. Korut tidak menginginkan adanya dialog antara kedua negara untuk mengakhiri perang di Semenanjung Korea dengan landasan untuk memulihkan perdamaian kedua belah pihak.
Hal tersebut dipertegas oleh Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Thae Song. Ia menyatakan bahwa deklarasi akhir perang yang diserukan oleh pihak Korsel tidak memiliki landasan hukum yang mengikat.
Hal tersebut hanya sebagai topeng untuk menutupi keterlibatan AS dalam perang Korea. Selama AS tetap bersekutu dengan Korsel dalam kebijakannya maka deklarasi damai hanya akan menjadi jembatan bagi AS untuk dapat memiliki akses pada Korea Utara.
Pihak Korut kemudian menegaskan kembali bahwa deklarasi perang tidak akan menjadi titik terang dalam langkah untuk menstabilkan situasi yang terjadi di Semenanjung Korea.
Hal ini bertolak belakang dengan pertanyaan yang dibuat oleh Presiden Moon Jae In. Dalam pidatonya disebutkan bahwa deklarasi berakhirnya perang dilakukan untuk kembal menetralisir situasi di Semenanjung Korea. Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan kehidupan rakyat di Korea Utara.
Menanggapi pernyataan Presiden Moon Jae In, Presiden Joe Biden menyambut baik deklarasi tersebut. Kebijakan luar negeri AS tergolong lebih fleksibel, bertahap dan praktis dalam menanggapi perang di Semenanjung Korea agar tercapainya denuklirisasi di kawasan tersebut.