Mengenang Kembali Peristiwa Great Depression Amerika Serikat
News

Mengenang Kembali Peristiwa Great Depression Amerika Serikat

OPINI Jalurmedia.com – Sebagai negara adidaya Amerika Serikat pernah diguncang dengan kemerosotan dalam sektor ekonomi. Gejolak turunnya pergerakan ekonomi ini terjadi pada tahun 1929. Hal ini ditandai dengan hancurnya nilai saham dan juga kredit mengalami kemacetan. Selain itu, beberapa perusahaan harus gulung tikar hingga berdampak kepada kehidupan masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Tak hanya berdampak pada kalangan atas namun kalangan bawah juga merasakan keterpurukan ini. Keterpurukan yang dialami oleh Amerika Serikat karena kemerosotan ekonomi juga dikenal dengan istilah The Great Depression atau Zaman Malaise. Peristiwa Great Depression yang menimpa Amerika Serikat ini terjadi selama 10 tahun yakni dari tahun 1929 sampai dengan tahun 1939.

The Great Depression menjadi sebuah dentuman besar yang terjadi bagi Amerika Serikat. Mengingat sepanjang tahun 1920, laju pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat sedang berkembang dengan cukup pesat. Siapa sangka keterpurukan ekonomi ini akan melanda negara super power semacam Amerika Serikat sebagai salah satu pusat ekonomi dunia.

Apa itu great depression

Apa itu great depression

Kemajuan suatu negara dapat diukur dari laju tingkat pertumbuhan perekonomian yang pesat. Namun, sebaik dan stabilnya laju perekonomian suatu negara, namun negara tersebut juga tetap memiliki potensi terkena guncangan ekonomi. Tidak selamanya laju perekonomian sebuah negara akan terus stabil dan berada di titik aman. Hal tersebut bergantung kepada kendali dari ekonomi itu sendiri.

Dalam ketidakstabilan ekonomi juga dikenal dengan istilah resesi yaitu menurunnya laju perekonomian yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal atau lebih dari satu tahun.

Resesi juga ditandai dengan meningkatnya angka pengangguran, penurunan penjualan ritel dan merosotnya harga saham. Dapat dikatakan bahwa resesi ekonomi merupakan perlambatan laju ekonomi skala besar dan berlangsung dalam jangka waktu yang dalam dan berkepanjangan. Kemunduran roda ekonomi dalam waktu lama inilah yang dikenal dengan istilah great depression.

Meskipun peristiwa great depression berawal dan terjadi di Amerika Serikat, namun great depression ini juga berimbas pada perekonomian dunia. Dampak yang dirasakan juga terjadi di negara-negara lain yang tidak hanya negara berkembang tetapi juga negara maju lainnya.

Tidak hanya pembangunan dan laju perekonomian di kota-kota besar saja yang terkena efek dari peristiwa great depression. Rupanya di kota-kota kecil di Amerika juga mengalami imas yang cukup parah. Hal ini terjadi karena stabilitas nilai produk pertanian dari para petani lokal juga ikut terpuruk.

Sejarah great depression

Sejarah great depression

Pasar saham yang berpusat di New York Stock Exchange, New York City, Amerika Serikat merupakan tempat dan saksi melejitnya pergerakan perekonomian Amerika Serikat.  Warga Amerika Serikat saat itu berbondong-bondong untuk membeli saham di NYSE. Hingga pada tahun 1920, menjadi penanda dari melambungnya Wall Street saat itu.

Depresi ekonomi Amerika Serikat dimulai dengan peristiwa yang dikenal dengan istilah selasa hitam (Black Tuesday). Secara harfiah, istilah Black Tuesday dimaknai sebagai jatuhnya bursa saham New York, yaitu pada tanggal 24 Oktober 1929. Sementara itu, puncak terparah dari jatuhnya saham NYSE terjadi pada 29 Oktober 1929.

Investor yang telah membeli saham di NYSE kemudian berinisiatif untuk menjual saham mereka. Hal ini terjadi setelah mereka, yaitu para investor, mengetahui jatuhnya harga saham secara drastis pada saat itu.

Jatuhnya pasar saham menyebabkan penurunan daya beli konsumen, menyusutnya investasi, guncangan di berbagai sektor termasuk sektor industri serta pengangguran dimana-mana . Hla ini pula yang membuat masyarakat tak mampu untuk mengatur perekonomian mereka. Banyak diantara masyarakat Amerika saat itu dengan terpaksa harus memupuk hutang.

Tak hanya itu, laju industri di pabrik juga mengalami perlambatan produksi. Saat itu banyak perusahaan juga melakukan pemecatan terhadap karyawan pabrik. Perbankan juga mengalami kebangkrutan atas respon dari depresi ini. Tercatat pula bahwa lebih dari 15 juta warga Amerika Serikat menjadi pengangguran di masa itu.

Tidak sampai disitu, peristiwa Great Depression juga menimbulkan dampak bagi negara lainnya. Jadi dapat dikatakan bahwa kemerosotan ekonomi Amerika justru memiliki efek domino dan berkembang melanda seluruh dunia. Ini bukan tidak mungkin terjadi, mengingat nilai tukar dolar dan nilai emas yang ditetapkan oleh AS justru merosot ke titik paling rendah dalam sejarah.

Arus balik Great Depression

Arus balik Great Depression

Great Depression terjadi selama masa pemerintahan Presiden Herbert Hoover. Dalam merespon depresi yang terjadi, pemerintahan Presiden Hoover telah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan perekonomian AS. Pemerintahannya saat itu melakukan aksi untuk mendukung bank-bank dengan memberikan pinjaman pemerintah.

Besar harapan dengan suntikan dana dari pemerintah maka depresi akan dapat dilalui. Namun pada kenyataannya depresi menjadi bertambah parah.

Kemudian pada 1933 peralihan masa jabatan kepresidenan dari Presiden Herbert Hoover ke Presiden Franklin Delano Roosevelt. Dengan naiknya Presiden Roosevelt sebagai Presiden baru Amerika Serikat memberikan harapan baru agar krisis ekonomi yang terjadi dapat berakhir.

Kebijakan yang diambil oleh Roosevelt adalah dengan mendorong Kongres untuk meloloskan undang-undang baru yang dikenal dengan Lawrence Davidson. Kemudian Kongres menyetujui rancangan program oleh Roosevelt yang bernama “New Deal”.

Rancangan program “New Deal” ini meliputi pemeriksaan kepada semua bank agar dapat sehat secara finansial, pemotongan gaji pegawai pemerintah maupun militer sebanyak 15%, dan juga  mempekerjakan sekitar 3 juta orang selama 10 tahun.

Selain itu, program ini juga melakukan penukaran emas dengan mata uang dolar, melakukan pendanaan pada bidang pertanian, pendidikan, kesenian dan juga memberikan pinjaman untuk para petani.

Kebijakan “New Deal” kemudian mulai memperlihatkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Walaupun demikina, program ini juga mengundang kontra dari berbagai pihak. Masyarakat menganggap bahwa kebijakan ini dinilai terlalu sosialis dan bertentangan dengan ideologi Amerika Serikat.

Namun, terlepas dari perdebatan yang ada, kebijakan “New Deal” oleh Roosevelt dapat membangkitkan kembali perekonomian Amerika Serikat yang disebabkan oleh great depression.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *