Jalurmedia.com – Sebelumnya mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, melarikan diri dari Kabul ketika pasukan Taliban telah sampai di pinggiran ibu kota Kabul. Setelah insiden tersebut, mantan presiden Afghanistan, Ashraf Ghani minta maaf pada rakyatnya. Ia meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat atas runtuhnya pemerintahan yang pernah dipimpinnya.
Ashraf Ghani Minta Maaf pada Rabu (8/9). Melalui pernyataannya tersebut, Ia juga membantah telah membawa uang senilai jutaan dolar. Uang itu diduga telah dibawa lari olehnya saat melarikan diri dari istana presiden. Namun dugaan tersebut dibantah langsung oleh Ghani.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter, Ghani mengatakan alasan mengapa dia meninggalkan Afghanistan. Ia memilih hengkang dari negaranya saat itu atas desakan tim keamanannya. Saat tragedi runtuhnya pertahanan ibu kota Kabul akibat serangan kelompok Taliban, tim pengamanan Ghani mengatakan akan ada risiko yang lebih besar jika dirinya tetap tinggal di Afghanistan. “pertempuran mengerikan akan terjadi. Ini sama seperti yang pernah dialami oleh kota Kabul selama Perang Saudara yang terjadi pada tahun 1990-an”, ungkap Ghani dalam keterangan tersebut.
“Meninggalkan Kabul adalah keputusan paling sulit dalam hidup saya. Namun saya yakin hanya itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata. Saya harus menyelamatkan Kabul dan 6 juta warga yang hidup didalamnya,” Ungkap Ghani, seperti yang dilansir Antara, Kamis (9/9).
Pernyataan tersebut sebagian besar mengatakan pesan yang sudah dikirim Ghani dari Uni Emirat Arab sebelumnya. Yaitu sesaat setelah keputusannya untuk pergi meninggalkan Afghanistan.
Menuai Kritik Dari Sekutu
Rupanya pernyataan Ghani ini justru menuai kritik panas dari para mantan sekutunya. Mereka menuduh bahwa mantan presiden Afghanistan ini telah berkhianat. Ghani juga menepis laporan yang menyudutkan dirinya yang membara lari uang jutaan dollar saat ia kabur ke luar negeri. Secara tegas ia menyebut bahwa tuduhan yang disangkakan kepadanya adalah salah besar. “pasti salah,” ungkapnya tegas.
Ghani merupakan seorang mantan pejabat Bank Dunia. Ia kemudian memilih untuk menjadi presiden Afghanistan. Jabatan itu ia peroleh setelah dua pemilu disengketakan dan dirusak atas tuduhan kecurangan yang meluas di kedua belah pihak. Baik pihak Ghani maupun pihak lawan politiknya saat itu.
“Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kit. Ini penyakit selama beberapa dekade. Memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya,” ungkap Ghani.
Dia juga menambahkan bahwa dia dan istrinya yang lahir di Lebanon sangat teliti dan berhati-hati saat mengurus keuangan pribadi. Ghani juga menyampaikan penghargaannya atas pengorbanan yang telah dilakukan warga Afghanistan selama 40 tahun terakhir.
“Dengan penyesalan yang sangat mendalam, pemerintahan saya berakhir dengan tragedi yang sama dengan para pendahulu saya. Saya mohon maaf tidak bisa memastikan stabilitas dan kemakmuran. Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Afghanistan,” Ungkap Ghani.