Jalurmedia.com – Data eHAC Bocor, Kominfo mulai investigasi penyebabnya. Rupanya Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyatakan masih mendalami dugaan kebocoran data pada aplikasi eHAC. Kebocoran data ini diduga dialami oleh sebanyak 1,3 juta pengguna. Kebocoran data ini sebut-sebut melibatkan aplikasi milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut. Ini merupakan kejadian yang pertama kali ditemukan di perusahaan keamanan siber, vpnMentor.
“Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, Kementerian Kominfo menggandeng pihak-pihak terkait untuk segera melanjutkan proses investigasi. Penyelidikan lebih mendalam akan dilakukan guna mencaritahu penyebab dugaan insiden kebocoran data pribadi pada aplikasi eHAC,” Ungkap Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi.
Seperti yang dikutip dari Antara, Khusus untuk permasalahan kebocoran data eHac, Kominfo juga berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kedua lembaga itu juga diketahui sudah memberikan sejumlah hal untuk ditindaklanjuti kepada Kementerian Kesehatan. Beberapa diantaranya yaitu tentang keamanan sistem elektronik dan pencegahan insiden yang lebih besar. selain itu, Kominfo juga membahas tanggung jawab hukum dan kepatuhan terhadap perlindungan data pribadi dari pengguna eHAC.
Data eHAC Bocor Tidak Mempengaruhi Keamanan Data
“Dugaan insiden kebocoran data pribadi ini dijamin tidak mempengaruhi keamanan data pada aplikasi eHAC yang telah terinstal di ponsel masyarakat. Data ini sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. Dimana penyimpanan data ini telah dilakukan secara menyeluruh dan terpusat di Pusat Data Nasional (PDN),” ungkap Dedy.
Kominfo mengimbau kepada seluruh pengelola dan wali data untuk menjaga data pribadi masyarakat secara serius. Baik itu dalam hal teknologi, tata kelola, maupun juga sumber daya manusia.
Data pengguna aplikasi PediliLindingi milik Kementerian Kesehatan tersebut diduga telah bocor. Kebocoran itu berupa data hasil tes Covid-19 dan riwayat perjalanan dari pengguna. Hal ini diperoleh berdasarkan laporan VPN Mentor. Laporan tersebut ditulis dalam penelitian yang berjudul “Indonesian Covid-19 Apps Leaks Private Data From Over 1 Million People.”
Laporan tersebut menduga bahwa data yang bocor berjumlah 1,4 juta. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa hasil penelusuran sementara ditemukan bahwa dugaan kebocoran data terjadi pada aplikasi eHAC. Namun lebih rinci lagi pada aplikasi eHac dengan versi yang lama. Namun aplikasi lama tersebut sudah resmi di nonaktifkan sejak 2 Juli lalu.
Aplikasi eHAC terkini sudah terintegrasi dengan PeduliLindungi. Pemerintah memastikan data eHAC dengan versi lama sudah tidak terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi. Kominfo membuka aduan bagi masyarakat mengenai pelanggaran perlindungan data pribadi ini. Layanan aduan dapat dilakukan melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, pada email pengendalianaptika@kominfo.go.id. (pus)