Jalurmedia.com – Di Indonesia, perayaan Tahun Baru Islam disambut dengan berbagai adat dan tradisi. Orang Indonesia di setiap daerah memiliki cara masing-masing dalam memanjatkan doa dan ucapan terima kasih atas datangnya tahun baru. Banyak juga yang menyajikan hidangan khas atau makanan khusus selama perayaan Tahun Baru Islam. Di bawah ini adalah enam hidangan khas Tahun Baru Islam dari berbagai daerah.
Baca juga: Makanan Khas Mongolia Yang Wajib Di Coba! Kamu Tertarik?
Bubur Suro
Dalam berita Kompas.com pada Selasa (18/8/2020) disebutkan bahwa bubur biasa digunakan sebagai alat atau dalam bahasa Jawa disebut juga uba rampe. Makanan ini berfungsi sebagai simbol untuk menafsirkan rasa terima kasih atas Tahun Baru Islam. Bubur suro tersedia dalam berbagai versi di beberapa lokasi seperti Tuban, Madura, Cirebon, Aceh dan Sumatera. Bubur sero biasanya disajikan dengan lauk yang berbeda seperti telur, kacang, tahu, tergantung pada karakteristik masing-masing daerah.
Tumpeng
Tumpeng adalah hidangan umum yang sering dikaitkan dengan perayaan khusus, termasuk perayaan Tahun Baru Islam. Makanan khas yang satu ini dibuat dengan nasi dan berbagai lauk pauk yang telah dipilih dan dibentuk menggunung untuk menggambarkan konsep ketuhanan.
Apem
Tidak hanya makanan berat, tahun baru Islam juga dirayakan dengan menyajikan jajanan pasar seperti apem. Apem terbuat dari tepung beras, santan, gula, telur dan beberapa bahan lainnya yang dibuat menggunakan cetakan khas kue apem. Salah satu tradisi penduduk Karanganyar, Jawa Tengah yaitu Wahyu Kliyu adalah melempar kue apem di atas tikar yang dilapisi daun pisang. Pelaksanaan tradisi Wahyu Kliyu merupakan simbol dari permintaan rahmat dari Tuhan.
Baca juga: Tips Mengolah Daging Kurban Ala Chef Juna. Patut Kamu Coba Nih!
Bubur Merah Putih
Selain bubur keras, bubur merah putih sangat erat kaitannya dengan perayaan tahun baru Islam. Bubur merah putih adalah simbol awal kehidupan atau awal yang baru. Warna merah putih pada daging merah putih memiliki arti tersendiri. Menurut sejarawan Heri Priyatmoko, warna merah pada bubur merah putih melambangkan ovarium, dan warna putih pada daging buah merah putih melambangkan sperma.
Bella Pitunrupa
Bella pitunrupa artinya tujuh jenis bubur, bubur khas masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan, yang selalu disiapkan pada tanggal 10 bulan Muharram. Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat Bella Pitunrup adalah jagung, pisang, nangka, ketan, nasi putih, kacang hijau, dan labu kuning. Penggunaan tujuh bahan melambangkan jumlah hari dalam seminggu. Dan buah yang tumbuh di permukaan menjadi simbol kesejahteraan dan kelimpahan makanan untuk setiap hari di tahun berikutnya.
Gunungan Hasil Bumi
Produk gunungan merupakan salah satu tradisi masyarakat Banyuwangi yang disebut dengan Grebek Tumpeng Suro. Gunungan makanan adalah berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang dipanen dan ditampilkan sepanjang satu kilometer. Buah-buahan dan sayuran ini merupakan simbol kesuburan dan kekayaan alam Indonesia, serta rasa syukur kepada Tuhan. Usai pawai, warga memperebutkan isi dari gunungan ini. (Din)