Kasus Kematian Pertama Flurona Berasal Dari Peru
Health News

Kasus Kematian Pertama Flurona Berasal Dari Peru

Jalurmedia.comKementerian Kesehatan Peru melaporkan kasus dari kematian pertama akibat flurona. Kasus ini terjadi pada seorang pasien berusia 87 tahun dengan penyakit bawaan. Pasien tersebut belum juga dilaporkan belum menerima vaksinasi Covid-19.

Flurona merupakan virus yang telah dikaitkan dengan infeksi dari virus influenza dan juga Covid-19.

Cesar Munayco, seorang dokter dan peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Peru, mengatakan kasus itu adalah satu dari tiga kasus dari flurona lainnya yang teridentifikasi sejauh ini di Peru.

Berdasarkan laporan yang dikutip dari CNN Indonesia, dua kasus flurona lainnya terjadi di Peru kepada pasien usia 40 tahun dan juga seorang anak di bawah umur. Kedua pasien terdeteksi positif flurona ini dikabarkan telah mendapatkan vaksinasi dengan dua dosis lengkap.

Hingga saat ini tercatat pasien terdeteksi flurona adalah para penderita mengalami yang batuk dan sakit tenggorokan. Selain itu, Flurona menyerang mereka yang sedang sakit atau dalam sistem imun tubuh yang sedang mengalami penurunan. Dokter Munayco juga membuat seruan umum agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin dari Covid-19 dan juga vaksin flu.

“Penting untuk mendapatkan vaksinasi saat ini. Karena mengingat bahwa telah merebaknya wabah influenza H3N2 di daerah hutan nasional seperti Loreto, San Martin, Amazonas dan Ucayali,” tambah Munayco..

Sementara itu, pada Selasa (04/01/2022), Peru mengumumkan sedang mengalami gelombang ketiga dari penyebaran virus Covid-19. Salah satu penyebab naiknya angka positif di Peru adalah varian Omicron.

Gabungan Corona dan Influenza

Flurona adalah istilah yang merujuk pada pasien yang terinfeksi dari virus Covid-19 dan influenza secara bersamaan. Kemunculan flurona menjadi perhatian masyarakat umum. Hal ini karena potensi efek dan gejala yang dapat terjadi jika terinfeksi kedua virus tersebut secara bersamaan. Untuk itu muncul kekhawatiran di masyarakat atas fenomena baru dari penyebaran Covid-19 selama pandemi ini yang tak kunjung berakhir.

Istilah flurona sendiri mendapat perhatian dunia setelah seorang wanita hamil berusia 30-an dinyatakan positif terinfeksi. Wanita itu tidak divaksinasi dan pertama kali kasus ini ditemukan di Israel pada 30 Desember 2021 lalu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baik virus corona maupun influenza dapat mempengaruhi sistem pernapasan manusia. Keduanya dapat menyebabkan gejala yang sama seperti batuk, sakit tenggorokan, pilek, demam, dan juga sakit kepala.

Namun, angka kematian dan gejala pasti dari flurona hingga saat ini belum dapat diketahui dan diidentifikasi. Beberapa peneliti masih mempelajari bagaimana penyebaran dari flurona dan tingkat keparahan dari infeksi kedua virus tersebut yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia secara bersamaan.

Sementara itu, staf medis khawatir bahwa jenis influenza baru dapat mempengaruhi sistem kesehatan masyarakat yang sudah terbebani oleh virus corona yang tak kunjung usai ditambah dengan munculnya varian baru Omicron.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *