Jalurmedia.com – Serangan rudal hantam Polandia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri perang saat menggelar KTT G20 ketiga di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Pernyataan Jokowi itu muncul setelah misil buatan Rusia menghantam sebuah desa di Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina pada Selasa (15/11). Pemimpin negara kini menggelar pertemuan darurat di Nusa Dua.
Pejabat AS kemudian merilis klaim bahwa rudal yang menghantam Polandia ditembakkan oleh pasukan Ukraina, bukan Rusia, menurut Reuters.
Pasukan Ukraina diduga berusaha meluncurkan rudal ke wilayah mereka sendiri dengan rudal Rusia, tetapi mereka juga menyerang wilayah tetangga Polandia.
“Memulai sesi ketiga ini, saya ingin mengulangi pesan yang saya sampaikan kemarin pada upacara pembukaan KTT G20: Stop the war. I repeat, stop the war,” kata Jokowi saat mengawali rapat.
“Sebagai pemimpin nasional, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan kondisi yang menguntungkan bagi masa depan dunia,” tambahnya kemudian.
Negara-negara G7 bersama perwakilan Uni Eropa dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membahas serangan rudal ke Polandia pada pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua pagi ini.
Negara-negara G7-NATO menerbitkan sebuah pernyataan usai pertemuan darurat di Nusa Dua.
“Kami membahas ledakan yang terjadi di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina. Kami mendukung penuh dan membantu penyelidikan di Polandia.”
“Saat penyelidikan berlangsung, kami telah sepakat untuk tetap berhubungan dekat untuk menentukan langkah selanjutnya yang tepat.”
Rapat Darurat Ditengah KTT G20
Pertemuan darurat yang dihadiri oleh pemimpin-pemimpin negara, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Komisi Eropa von der Leyen, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Kanselir Olaf Jerman Scholz dari, dan Perdana Menteri Jepang, hingga Menteri Fumio Kishida, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam pertemuan itu, Biden CS mengecam keras serangan rudal “biadab” Rusia ke Ukraina pada Selasa (15/11), yang berlangsung di hari yang sama dengan serangan ke Polandia.
Pada hari Selasa, Rusia dilaporkan menembakkan setidaknya 90 rudal ke banyak bagian Ukraina. Serangan rudal itu terjadi saat negara-negara G20, termasuk Rusia, mengadakan hari pertama KTT mereka di Nusa Dua.
KTT G20 tahun ini diselenggarakan dengan latar belakang krisis global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari tahun lalu.
Sejak itu, Rusia selalu menjadi fokus diskusi di G20 tahun ini, karena banyak negara seperti AS, Prancis, dan Inggris menginginkan Moskow keluar dari forum tersebut.
Namun pada acara pembukaan KTT G20 kemarin, Jokowi menegaskan bahwa dunia kini membutuhkan lebih banyak kerja sama dengan para pemimpin dunia untuk memulihkan situasi ekonomi global pascapandemi.
Dalam pidatonya, Pak Jokowi menyebutkan, banyaknya konflik yang saat ini terjadi di dunia. Dia menyerukan segera untuk mengakhiri segala bentuk peperangan.
Jokowi mengatakan Indonesia, sebagai negara demokrasi, mengakui pentingnya dialog untuk mendamaikan perbedaan dan G20 harus menunjukkan semangat yang sama.
“Tanggung jawab artinya konsisten berpegang pada prinsip hukum internasional dan Piagam PBB. Akuntabel artinya menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum,” kata Jokowi.
“Mengambil tanggung jawab di sini juga berarti perang harus diakhiri. Tanpa berakhirnya perang, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Sulit untuk bertanggung jawab kepada generasi sekarang dan mendatang.”
Jokowi juga menegaskan bahwa dunia tidak boleh terpecah belah.
“Kita tidak boleh membiarkan dunia memasuki Perang Dingin lagi,” kata Jokowi di depan Biden, Xi Jinping, dan Erdogan.