Jalurmedia.com – Pandemi covid-19 telah berlangsung hampir dua tahun lamanya. Sebagai wabah global, pandemi yang terjadi tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dari setiap negara, termasuk bagi Indonesia. Karena begitu banyaknya kebijak-kebijakan akan pelonggaran aktivitas masyarakat membuat dampak ekonomi kepada seluruh sektor. Terutama di sektor ekonomi dan pariwisata. Kedua sektor ini dipercaya menjadi senjata ampuh bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
Indonesia sebagai negara berkembang juga dilanda krisis selama pandemi terus melanda dunia. Sempat berada pada posisi tertinggi atas angka penularan covid-19 per Juni-Juli 2021 membuat ekonomi Indonesia terus melemah semenjak covid-19 masuk ke Indonesia sejak Februari 2020 lalu.
Pemerintah Indonesia sendiri terus melakukan berbagai upaya demi pemulihan kembali perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk di berbagai sektor agar tidak terjadi depresi ekonomi. Berbagai kebijakan bantuan sosial juga diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak dari pandemi itu sendiri. Beberapa anggaran pemerintah juga kebanyakan dialihkan untuk anggaran penanganan atas covid-19.
Kondisi perekonomian Indonesia selama pandemi
Karena pandemi covid-19 yang mempengaruhi perekonomian yang sangat signifikan. Hampir setiap negara menerapkan kebijakan lockdown demi memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang kemudian memberikan dampak perosotan dari sektor perekonomian yang sangat tajam. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa perdagangan internasional mengalami penurunan karena hampir seluruh negara mengalami pembatasan dan memberlakukan kebijakan lockdown. Pertumbuhan perdagangan dunia pun mengalami kontraksi hingga minus 8.3%.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan bahwa sebelum diterjang pandemi, GDP riil Indonesia pada kuartal tahun kedua adalah Rp. 2.735 trilliun. Kemudian pada kuartal kedua ketika covid-19 menerjang dunia Indonesia berada pada angka Rp. 2.590 trilliun dengan artian bahwa Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis yang disebabkan oleh pandemi.
Tahun 2021 telah direncanakan agar perekonomian Indonesia kembali tumbuh dan bangkit setelah diterjang dampak dari pandemi. Rebound dan recovery perekonomian sangat diperlukan agar pertumbuhan ekonomi tak terus mengalami perosotan. Beberapa kebijakan juga telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan recovery ekonomi.
Hingga saat ini tercatat bahwa GDP riil Indonesia mencapai pada angka Rp. 2.773 trilliun pada 2021. Angka ini menunjukan bahwa adanya peningkatan dalam hal perekonomian Indonesia dari GDP bahkan lebih tinggi sebelum terjadinya pandemi pada 2019 lalu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa berbagai upaya stimulus yang dilakukan terkait dengan kebijakan perekonomian masih dalam ketidakstabilan. Hal ini mengingat bahwa munculnya varian baru dari covi-19 di dunia masih dalam bayang-bayang perekonomian yang tak pasti. Namun pemerintah Indonesia sendiri terus mengupayakan berbagai upaya melalui penerapan kebijakan ekonomi.
Munculnya scarring effect dampak dari pandemi
Akibat dari pandemi yang melanda dunia menyebabkan kondisi yang serba tak pasti. Kemerosotan ekonomi terjadi bagi hampir seluruh negara di dunia. Namun dibalik itu kebangkitan ekonomi juga terus diupayakan demi perbaikan ekonomi yang sempat hancur akibat dari pandemi.
Meskipun pemulihan sistem ekonomi telah dilakukan namun dampak berkepanjangan dari pandemi covid-19 adalah munculnya scarring effect. Scarring effect merupakan sebuah fenomena dimana masyarakat takut untuk menginvestasikan uangnya. Hal ini ditimbulkan karena ketidakpastian kondisi selama pandemi. Kemacetan perekonomian membuat rasa serba takut timbul.
Dalam kondisi scarring effect yang meresahkan masyarakat adalah dimana faktor demand (permintaan) atas barang dan jasa naik cepat, namun disisi lain faktor supply (penawaran) bersifat tetap atau constraint. Hal ini menyebabkan keresahan yang berdampak pada masyarakat dalam membelanjakan uangnya.
Dampak scarring effect juga dialami bagi perbankan. Masyarakat takut untuk mengeluarkan dananya dari bank sehingga bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan dananya karena uang dari nasabah yang tertahan. Meskipun saat ini sektor perdagangan dalam ekspor terus mengalami perbaikan namun tetap saja ketakutan masyarakat terus menghantui. Apalagi akhir tahun ini ditimbulkan dengan penularan dari mutasi terbaru virus corona yakni varian omicron.
Indonesia sendiri bertekad akan pemulihan ekonomi berskala global. Tantangan akan pandemi memang tetap harus diatasi bersama. Reformasi akan kebijakan ekonomi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kembali ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan dan seimbang. Kinerja ekonomi global juga terus ditingkatkan agar masyarakat dampak merasakan dari pemulihan ekonomi berskala global.
Exit strategy yang tepat diperlukan agar masyarakat lekas terhindar dari scarring effect yang masih menghantui. Percepatan vaksinasi yang merata juga diharapkan dapat mendorong dari kebijakan koordinasi atas pemulihan covid-19. Reformasi kebijakan ekonomi masih menjadi tujuan utama dari pemerintah di berbagai negara saat ini demi tercapainya pemulihan ekonomi dengan segera.