Jalurmedia.com – Wisma Atlet sempat dikhawatirkan akan jadi sarang Kuntilanak, lantas bagaimana sejarahnya? Sebelumnya Wisma Atlet Jakarta disarankan untuk dikelola Pemprov DKI Jakarta usai kosong karena tak lagi dipakai untuk isolasi pasien COVID-19. Sebelum menjadi tempat isolasi pasien COVID-19, awalnya bangunan ini adalah penginapan atlet Asian Games 2018. Ketika itu, Indonesia merupakan tuan rumah Asian Games. Wisma Atlet memiliki 10 tower yang terdiri dari tiga tower di Blok C-2 seluas 135.000 meter persegi dan tujuh tower di Blok D-10 seluas 333.700 meter persegi di kawasan Kemayoran.
Jadi RS Darurat COVID-19
Saat pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, bangunan ini disulap menjadi RSDC. Berbagai fasilitas kesehatan disiapkan di lokasi. Bangunan ini pertama kali dioperasikan sebagai RSDC pada Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu meresmikan RSDC Wisma Atlet.
“Saya harap nanti sore Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran ini sudah bisa menerima pasien positif maupun suspect COVID-19 yakni yang mengidap gejala ringan dan menengah,” ujar Presiden Jokowi saat meninjau sekaligus meresmikan operasional RSDC Wisma Atlet.
Pada hari pertama RSDC ini dioperasikan, antrean mobil pribadi yang hendak memeriksa calon pasien terkait corona pun tampak mengular malam harinya. Hal itu diketahui berdasarkan informasi yang didapat detikcom Senin (23/3/2020) malam. Seorang warga bernama MR bercerita panjangnya antrean mobil pribadi yang akan masuk ke RS Darurat Kemayoran itu.
Terima Pasien dari Luar Kota
Seperti yang dikutip dari Detik.com, pada mulanya RSDC Wisma Atlet didesain untuk menangani pasien terkait virus Corona (COVID-19) di wilayah Jabodetabek saja. Namun, disebutkan, pada kenyataannya banyak pasien dari luar kota yang datang dan meminta perawatan.
“Rumah sakit ini sebenarnya didesain awal untuk menampung pasien yang berada Jabodetabek,” kata Pangdam Jaya kala itu Mayjen Eko Margiyono dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).
Sekitar satu bulan setelah kasus pertama COVID-19 diumumkan, tepatnya pada Kamis (9/4/2020), sebanyak tiga tower di Wisma Atlet Kemayoran dialihkan lagi fungsinya sebagai fasilitas penanganan virus Corona (COVID-19). Sehingga, total ada 7 tower di Wisma Atlet Kemayoran.
“Kementerian PUPR akan kembali mempersiapkan dan merenovasi tiga tower tambahan yakni tower 2, 4 dan 5 Wisma Atlet Kemayoran sebagai RS Darurat COVID-19,” kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Kamis (9/4/2020).
Penambahan tiga tower ini masuk dalam pembangunan RS Darurat Corona tahap dua. Dari tiga tower tersebut akan dibagi-bagi fungsinya baik sebagai fasilitas penampung tim paramedis, maupun pasien Corona.
Sejak dibuka pada 23 Maret 2020 hingga 10 September 2020, RSDC Wisma Atlet telah merawat 14.265 pasien terkait COVID-19. Dari jumlah tersebut, 12.128 orang telah dinyatakan sembuh, 270 dirujuk ke RS lain, dan pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.
Sempat Tak Terima Pasien Tanpa Gejala
Keterisian RSDC Wisma Atlet pada 21 Desember 2020 hampir penuh imbas lonjakan kasus. Karena itu, pasien tanpa gejala tidak bisa melakukan isolasi di sini.
“RSDC mulai hari Sabtu kemarin sudah mulai tidak menerima pasien dengan tanpa gejala,” ujar Komandan Lapangan RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin saat dihubungi, Minggu (20/12/2020).
Arifin mengatakan, hal ini dikarenakan kapasitas pasien COVID-19 dengan gejala telah melampaui 75%. Sehingga, tower yang sebelumnya digunakan sebagai tempat perawatan pasien tanpa gejala dialihkan untuk pasien dengan gejala.
Ketua BNPB saat itu Doni Monardo menyebut selama beroperasi sejak 23 Maret 2020, keterisian tempat tidur di Wisma Atlet mencapai tingkat terendah pada 17 Mei 2021. Doni menyebut angka tersebut adalah rekor.
“Keterisian tempat tidur adalah 16,22%, ini adalah rekor terendah pasien yang dirawat di rumah sakit darurat wisma atlet,” kata Doni dalam jumpa pers Senin (17/5/2021).
Nakes Wisma Atlet Gugur
Pada 24 Juni 2020, kabar duka datang dari Wisma Atlet. Satu tenaga kesehatan (nakes) dari RSD Wisma Atlet meninggal dunia. Tenaga kesehatan tersebut meninggal karena tertular virus Corona (COVID-19).
“Almarhum Liza Putri Noviana, jadi almarhum adalah salah satu nakes di rumah sakit darurat COVID Wisma Atlet Kemayoran yang meninggal karena sakit COVID-19,” ucap Kapendam Jaya saat itu, Kolonel Arh Herwin Budi Saputra, saat dihubungi, Kamis (24/6/2021).
Almarhum sudah menjadi nakes perawat di Wisma Atlet sejak awal masa pandemi pada 2020. Dia menjadi nakes pertama di Wisma Atlet yang meninggal karena COVID-19.
Setelah dilanda dengan gelombang Corona varian Delta sejak Juni 2021, pada awal September 2021 keterisian Wisma Atlet kembali di bawah 15%. Namun demikian, pihak Wisma Atlet tetap waspada.
Kapasitas bed yang terpakai di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menurun hingga 12,95% per Kamis (2/9/2021) pagi. Meskipun turun, Koordinator RSDC Wisma Atlet saat itu Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono menyebut pihaknya tetap siaga jika akan ada lonjakan kasus lagi.
“Jadi kemarin 13%, pagi tadi 12,95%, saya kira ini memang secara angka menjadikan kita jadi lebih merawat pasien lebih sedikit, tapi kita tetap harus waspada,” ujarnya dalam webinar ‘Strategi Isolasi Terpusat Minimalisir Fatalitas Akibat Covid-19’ yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia, Kamis (2/9/2021).
Varian Omicron pada Desember 2021 ditemukan di Indonesia. Kasus pertama Omicron ini ditemukan di Wisma Atlet Kemayoran. Wisma Atlet kemudian dilockdown selama 7 hari.
“Benar,” kata Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, kepada detikcom, Kamis (16/12/2021).
Wisma Atlet Saat Omicron
Pada saat lonjakan kasus Omicron, pasien sempat mengantre masuk ke Wisma Atlet Kemayoran. Pada Februari 2022, keterisian RSDC Wisma Atlet mencapai 68%. “Iya (800 pasien sempat antre masuk Wisma Atlet Kemayoran),” kata Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/2/2022).
Hingga saat itu, total pasien di Wisma Atlet berjumlah 5.588 pasien dengan bed occupancy rate atau BOR mencapai 68 persen dari total tempat tidur 8.173. Sisa tempat tidur berjumlah 2.685. Pada 23 Maret 2022 atau 2 tahun RSDC Wisma Atlet beroperasi, jumlah pasien Wisma Atlet Kemayoran terus mengalami penurunan. Saat itu ada 896 pasien yang masih dirawat.
“Sekarang pasien tinggal 896 pasien, kita pernah merawat paling tinggi 7.000, dalam Omicron sampai 5.000,” kata Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI Budiman kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).
Pada Mei 2022, di tengah tren penurunan kasus, rawat inap pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet juga terus berkurang. Tersisa dua orang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Selanjutnya, per Jumat, 24 Desember 2022, ada 4 pasien yang masih dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Wisma Atlet pun akan ditutup secara bertahap.
“Hunian wisma atlet untuk hari ini, pasien ada empat jadi sudah ada penurunan yang cukup signifikan dari beberapa hari yang lalu ini,” ujar Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2022). Mintoro mengatakan tiga dari empat pasien bergejala ringan dan satu pasien bergejala komorbid. Dia menyebut total pasien yang sudah dirawat di Wisma Atlet hingga 24 Desember ada sebanyak 131.195.
Operasional Akan Dihentikan Agar Tak Jadi Sarang Kuntilanak
Pada 23 Desember 2022, operasional Wisma Atlet akan dihentikan. Penutupan RSDC Wisma Atlet ini tertuang dalam surat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bertanggal 30 November 2022. Surat itu ditujukan kepada Panglima Kodam Jayakarta Mayjen TNI Untung Budiharjo.
Surat bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.02/11/2022 tersebut berisi perihal ‘Penghentian Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran’. Tertulis dalam surat itu tujuan penghentian operasional RSDC Wisma Atlet. Hal ini karena menurunnya kasus COVID-19 dan berkurangnya jumlah keterisian di RSDC Wisma Atlet secara signifikan.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa untuk operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga akan dihentikan operasionalnya per tanggal 31 Desember 2022,” demikian isi surat tersebut seperti dilihat, Jumat (23/12/2022).
Kepala BNPB Letjen Suharyanto memberi penjelasan terkait beredarnya surat tersebut. Dia mengatakan RSDC Wisma Atlet tak seutuhnya ditutup. Suhrayanto mengatakan masih ada 1 tower yang dioperasikan untuk menangani pasien sekaligus antisipasi kondisi kasus COVID-19 di Tanah Air.
“(Surat itu) betul, tetapi masih disisakan 1 Tower untuk antisipasi perkembangan ke depan,” kata Suharyanto saat dimintai konfirmasi.
Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan satu tower Wisma Atlet masih difungsikan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC). Sementara tower yang lainnya sudah dikembalikan ke Kementerian PUPR. Jika enam bulan ke depan tidak ada lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, BNPB akan mengembalikan gedung tersebut ke Kementerian PUPR.
“Yang lainnya kan sudah kembali ke Kementerian PUPR. Tinggal 1 tower, itu kita jaga betul siapa tahu ada lonjakan, tapi sudah 1 bulan ini kasusnya 0. Nanti kalau 6 bulan sudah kurang, kita kembalikan lagi ke Kementerian PUPR. Yang lainnya sudah kembali, tinggal satu ini,” kata Suharyanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/1).
Berita ini dikutip dari Detik.com, Jumat (03/02/2023) *pw/yog