Jalurmedia.com – Para propagandis Rusia secara terus meneruss mendesak Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan bom nuklir. Hal ini dilakukan setelah mereka menemukan fakta bahwa Amerika Serikat (AS) dan Jerman setuju untuk memberikan tank tempur canggih ke Ukraina. AS juga disebut-sebut telah setuju untuk mengirim sekitar 30 unit tank M1 Abrams ke ibu kota Kiev.
Sementara itu, Jerman diklaim akan memasok 14 unit tank Leopard 2 serta mengizinkan negara-negara NATO lainnya juga menyediakan tank serupa. Mengingat hal tersebut, Rusia mengutuk keras langkah krusial yang diambil oleh AS dan Jerman. Pemerintahan Putin menganggap perilaku tersebut sebagai “provokasi terang-terangan” yang akan memperkeruh situasi. Dikabarkan pejabat Moskow telah memperingatkan bahwa pasokan senjata baru NATO juga akan bernasib serupa seperti bantuan militer sebelumnya.
Bentuk Provokasi Terang-terangan
Yevgeny Satanovsky, yang merupakan seorang pendukung Putin dan presiden Moscow Institute of the Middle East, membuat pernyataan yang sangat provokatif. Pernyataan tersebut ia lontarkan selama melakukan wawancara di saluran Waldman-LINE. Dalam wawancara tersebut, Satanovsky berbicara tentang mengadvokasi penggunaan senjata nuklir terhadap jantung demokrasi Jerman.
“Tank Jerman dengan salib di lapis baja mereka akan kembali berbaris melintasi Ukraina menyerang tentara Rusia,” tutur Satanovsky.
“Saya memiliki reaksi alami terhadap ini–Uni Soviet mengebom Berlin pada tahun 1941,” ungkapnya melanjutkan.
“Dan bagi saya ini adalah sinyal bahwa Reichstag, atau Bundestag, yang sekarang menggantikan Reichstag, seharusnya tidak lagi berdiri,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Sindonews.com.
Dalam kesempatan tersebut, Satanovsky menyerukan Rusia untuk membuat Parlemen Jerman rata dengan tanah. Ia bahkan berharap Jerman tercemar radioaktif, dan meleleh. Sementara itu, Vladimir Solovyov, tokoh lain yang dikenal sebagai “corong Putin”, juga mencela pengerahan tank negara-negara NATO. Solovyoy melihatnya sebagai pukulan telak bagi kekuatan Putin dan indikasi yang jelas kepada rakyat Rusia bahwa Jerman telah resmi memasuki pertempuran di Ukraina.
“Sudah waktunya untuk mengirimkan pesan yang jelas dan tegas bahwa kami sekarang menganggap Jerman sebagai pihak langsung dalam konflik, menghidupkan kembali kenangan Perang Dunia II,” katanya.
“Kemunculan tank Jerman pasti berarti kami menganggap wilayah Jerman, pangkalan militer, dan situs lain sebagai target yang sah. NATO ingin berperang dengan cara licik ini, berpura-pura tidak berperang. Dalam mimpi Anda! Dalam mimpi Anda!,” ujarnya lebih lanjut.
Perlawanan Rusia Terkait Pemberian Tank Canggih ke Ukraina
Solovyov melabeli sejumlah politisi Jerman dengan sebutan “bodoh”. Ia bahkan menyamakan tindakan para parlemen Jerman dengan tindakan Nazi.
“Dan [Menteri Pertahanan Jerman Boris] Pistorius akan tercatat dalam sejarah sebagai orang dungu yang membawa Jerman menjadi zona kehancuran langsung,” lanjut dia.
“Dan [Kanselir Olaf] Scholz, dan [Menteri Luar Negeri Annalena] Baerbock juga. Orang-orang Jerman akan tahu pemimpin Nazi baru mana yang telah mereka angkat dan bawa ke tampuk kekuasaan. Itu pendapat subjektif saya,” imbuh dia.
Sementara itu, sejumlah negara telah menjanjikan perangkat keras militer yang akan diperbantukan untuk Ukraina. Kiev juga menuntut untuk diberikan tank Leopard yang lebih canggih. Tank ini dianggap sebagai salah satu senjata yang ampuh untuk untuk menerobos garis musuh.
Sementara itu, Kanselir Olaf Scholz juga akan menawarkan pelatihan pasukan Ukraina untuk menggunakan tank tempur di Jerman. Tidak sampai disitu, Jerman juga menawarkan bantuan logistik, amunisi dan pemeliharaan tank tempur.
Jerman Sempat Dituduh Tak Mau Bantu Ukraina
Scholz sebelumnya dihadang dengan berbagai tuduhan yang menyudutkan pihak Jerman. Dimana banyak kabar yang menyoirot tentang keengganan Jerman mengirim tank Leopard 2 bagi Ukraina. Beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Finlandia dan Polandia juga sudah menyatakan siap untuk menyediakan senjata tersebut.
Seperti yang dikutip dari Sindonews.com, Kremlin pada Rabu memperingatkan bahwa jika negara-negara Barat memasok Ukraina dengan tank-tank berat, mereka akan dihancurkan di medan perang.
“Tank [Barat] ini akan terbakar seperti yang lainnya. Harganya sangat mahal,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Rusia sendiri dikenal memiliki banyak tank guna mendukung gerak militernya. Sampai saat ini, Rusia dikabarkan memiliki setidaknya 10.200 tank. Selain itu, Rusia disebut-sebut telah mengerahkan sekitar 3.300 tank ke Ukraina, dengan 1.640 di antaranya telah dihancurkan selama perang Rusia-Ukraina sejak Februari 2022. *pw/yog