Jalurmedia.com – Sejak terjadinya konflik antara kedua negara yang semakin memanas pada Kamis 24 Februari 2022 ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan invasi yang dilakukan kepada Ukraina. Invasi yang dilakukan oleh Kremlin tentunya bukan tanpa adanya alasan tertentu. Ketegangan telah berlangsung lama sejak Moskow mengirim ribuan pasukan di perbatasan Ukraina.
Namun juga ditelaah berdasarkan sejarahnya Ukraina merupakan negara bagian dari Uni Soviet sebelum pecahnya negara terbesar di dunia tersebut. Kemudian setelah pecahnya Uni Soviet maka Ukraina memerdekakan diri dengan mengakui sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Ukraina adalah sebuah negara di Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia, Belarusia, Polandia, Slovakia, Hongaria, Rumania, dan Moldova.
Negara ini berdiri di atas area seluas kurang lebih 603.628 kilometer persegi. Ukraina adalah negara terbesar kedua di Eropa setelah Rusia. Ukraina resmi menjadi negara merdeka setelah memisahkan diri dari Uni Soviet pada tahun 1991.
Jika ditelusuri dalam kisahnya, Ukraina memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejak sekitar 32.000 SM dihuni, negara ini pernah menjadi pusat budaya Slavia Timur bersama dengan kota Kiev. Namun, pada Abad Pertengahan, Ukraina menjadi wilayah di bawah kendali beberapa negara lain yang menjadi negara tetangga Ukraina seperti Lithuania, Polandia, Turki Ottoman. Austria-Hongaria dan Rusia.
Sejarah singkat Ukraina
Wilayah Ukraina hampir terbentuk pada masa hidupnya orang purba Neanderthal pada sekitar 43.000-45.000 SM. Manusia modern mulai menduduki wilayah ini pada sekitar 32.000 SM. Hal ini dibuktikan dengan adanya peradaban Gravetian di Pegunungan Krimea. Kemudian wilayah tersebut diambil alih oleh peradaban Kukuteni dan Tripila, yang berkembang hingga wilayah Sungai Dnieper.
Setelah itu, Ukraina diduduki oleh bangsa bangsa Kimmeri, Skithia, dan Sarmatia. Dari 700 SM hingga sekitar 200 SM, itu menjadi bagian dari Kekaisaran Yunani dan Romawi Kuno tau kerjasaan Skithia. Kekaisaran Bizantium memerintah Ukraina hingga abad ke-6 M, dan pada abad ke-7 menjadi pusat peradaban Bulgaria Raya hingga Ukraina kemudian dikuasai oleh bangsa Khazar.
Kekaisaran Rusia runtuh pada tahun 1917 setelah Revolusi Bolshevik atau yang dikenal dengan Revolusi Oktober. Ukraina membentuk pemerintahan sementara dan mendeklarasikan republik di dalam Federasi Rusia. Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan pada 25 Januari 1918 sebagai RSS Ukraina.
Namun, pemerintah RSS Ukraina menghadapi masalah serius. Mereka menghadapi aktivitas anti-Bolshevik dan kontra-revolusioner di dalam negeri. Jerman dan Austria kemudian membantu Ukraina. Namun, keduanya terpaksa mundur karena kekalahan kekuatan pusat.
Akibatnya, setelah perang saudara 1918-2020, Republik Sosialis Soviet Ukraina akhirnya bergabung dengan Uni Soviet. Setelah Perang Dunia II (1939-1945) Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet menjadi dua kekuatan ideologis. AS berideologi liberal dan sedangkan Uni Soviet menganut paham komunis.
Perbedaan ini memicu konflik yang dikenal sebagai Perang Dingin (1947-1989), yang berakhir dengan kemenangan AS. Hal ini menyebabkan gejolak di Uni Soviet, dan kemudian Republik Sosialis Soviet Ukraina Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991. Setelah itu, Republik Sosialis Soviet Ukraina berganti nama menjadi Ukraina.
Asal mula ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina
Sejak memerdekakan diri dari Uni Soviet, Ukraina sering terjebak dalam perselisihan dan ketegangan dengan Rusia. Pada masa pemerintahan Viktor Yushchenko, presiden kedua Ukraina dari tahun 2005 hingga 2010, alasan utamanya adalah karena Yushchenko lebih dekat dengan pihak Eropa jika dibandingkan dengan Rusia sebagai negara pendahulu Ukraina.
Ketegangan meningkat setelah krisis Krimea pada tahun 2014 ketika perpecahan di Ukraina timur dan selatan, wilayah semenanjung Krimea, yang semula milik Ukraina. Kemudian wilayah Krimea dianeksasi oleh Rusia. Setelah aneksasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Krimea kemudian Rusia mendapatkan berbagai sanksi dari pihak Eropa.
Gerakan separatis Ukraina memproklamirkan pembentukan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk. Lalu kedua wilayah melanjutkan konflik Ukraina-Rusia setelah 2021, dan perang pecah pada Februari 2022.
Donetsk dan Lugansk bertemu di wilayah yang dikenal sebagai Donbass. Kebanyakan dari mereka dihuni oleh orang-orang yang dekat dengan budaya Rusia, ratusan ribu penduduk Donbass tentunya memiliki kewarganegaraan Rusia.
Ketegangan yang memicu invasi kemudian kembali pecah pada Kamis, 24 Februari 2022 ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa ia telah memutuskan untuk melancarkan operasi militer di Ukraina.
Putin melihat Ukraina sebagai ancaman dan mengatakan dia ingin melindungi warga sipil. Dia dan sekutunya bertanggung jawab atas keputusan untuk mengabaikan permintaan Rusia untuk memblokir Ukraina agar tidak bergabung dengan NATO.
Disisi lain, pihak Ukraina secara diam-diam menanggapi deklarasi perang Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Oleg Nikolenko mengatakan Ukraina akan menentang dan mempertahankan kemerdekaan negara itu.
Atas serangan yang dilakukan oleh Rusia, Nikolenko menyatakan bahwa hal tersebut merupakan suatu pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan juga pelanggaran terhadap aturan, norma, dan prinsip-prinsip hukum internasional PBB.
Ukraina sebagai negara merdeka tetap berusaha dalam mempertahankan wilayahnya yang saat ini masih diperjuangkan atas serangan demi serangan yang diberikan oleh Rusia kepada Ukraina.