Jalurmedia.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang telah divaksinasi dan terinfeksi Covid-19. Hal ini dapat menyebabkan Indonesia mengalami Super Immunity.
“Kami menemukan beberapa orang terinfeksi Delta versi sebelumnya. Tetapi sejak saat itu, mereka telah divaksinasi. Sehingga mungkin terjadi hiperimunitas,” Ungkap Nadia melalui melalui saluran YouTube BNPB Indonesia, Kamis (30/12).
Apa itu Kekebalan Super atau Super Immunity?
Beberapa ilmuan lebih suka menyebutnya superhuman immunity, bulletproof. Sementara ahli imunulogi Shane Crotty menyebutnya kekebalan hybrid immunity.
“Secara keseluruhan, kekebalan hibrida terhadap SARS-CoV-2 tampaknya sangat kuat,” tulis Crotty di Science pada bulan Juni lalu.
Mengutip NPR, selama beberapa bulan terakhir, serangkaian penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki respons kekebalan yang luar biasa kuat. Terutama terhadap SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Tubuh mereka menghasilkan tingkat antibodi yang sangat tinggi. Tetapi mereka juga menghasilkan antibodi yang sangat fleksibel. Ini memiliki kemungkinan untuk melawan varian virus corona yang lazim di seluruh dunia. Atau bahkan mungkin juga efektif melawan varian yang akan muncul di masa depan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan online bulan lalu, Bieniasz dan rekan menemukan antibodi yang dapat menetralkan enam varian yang diuji. Itu termasuk Delta dan Beta, juga beberapa virus terkait SARS-CoV-2 lainnya.
Hasil Studi
Studi lain oleh Oregon Health & Science University menemukan bahwa kombinasi penyakit menular pada orang yang divaksinasi mengakibatkan “super-immunity”. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari 52 karyawan universitas yang divaksinasi dengan Pfizer dan terinfeksi berbagai jenis virus (alfa, beta, gamma, delta).
Studi ini menemukan bahwa antibodi yang diukur setelah paparan dan vaksinasi lebih efektif daripada antibodi yang diproduksi dua minggu setelah dosis kedua vaksin Pfizer. Fikadu Tafesse, penulis laporan dan asisten profesor di OHSU School of Medicine mengatakan bahwa mereka tidak bisa mendapatkan respon imun yang lebih baik dari ini
“Kami belum secara khusus memeriksa Omicron,” tambah Tafesse.
Berdasarkan hasil penelitian ini, mereka memperkirakan bahwa terobosan infeksi varian Omicron akan menghasilkan respons imun yang sama kuatnya di antara orang yang divaksinasi. Ini tidak hanya berarti bahwa lebih baik terinfeksi Omicron daripada divaksinasi.
Beberapa penelitian lain mendukung hipotesisnya dan gagasan bahwa paparan terhadap virus corona dan vaksin mRNA memunculkan respons imun yang sangat kuat. Sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di New England Journal of Medicine. Para ilmuwan mengobservasi oleh orang-orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-1, asli pada tahun 2002 atau 2003 dan kemudian divaksinasi dengan vaksin mRNA.