Jalurmedia.com – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan melaporkan pelatih biliar Khairuddin Aritonang atau Choki. Diakui Choki salah bicara dalam kontroversi itu, salah satunya menyebut mantan Pangkostrad itu ‘jahanam’.
“Kami juga sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk membuat laporan, bicara dengan kata-kata jahanam itu kan juga penistaan. Kami sedang mencari kemungkinan untuk membuat laporan ke polisi,” kata pengacara Edy Rahmayadi, Junirwan Kurnia, Kamis (6/1).
Junirwan mengatakan penyebutan jahanam sangat jahat dan termasuk dalam konteks penistaan. Apalagi, pernyataan tersebut tidak ada kaitannya dengan kontroversi yang dihadapinya dengan Edy Rahmayadi.
“Lihat kamus besar bahasa Indonesia untuk kata jahanam. Apa artinya? Dalam benak umat Islam, identik dengan neraka. Bukankah tidak relevan? Tujuannya hanya untuk menyinggung,” kata Junirwan.
Namun, Junirwan belum memastikan kapan laporan itu akan disampaikan. “Kami melihat perkembangannya,” katanya.
Dinilai Berlebihan
Junirwan juga menyayangkan kenapa Choki melaporkan Edy Rahmayadi ke Polda Sumut. Dia dimanipulasi saat penganugerahan Atlet Berprestasi PON di Kantor Gubernur. Dia menduga bahwa laporan Choki milik orang tertentu.
“Ini kan internal (masalah), kenapa di blow up, apa tujuannya? Kalau mau lapor, lapor saja. Kalau buktinya cukup, lanjutkan. Tapi sekarang masalahnya kenapa ini dibesar-besarkan dan diberitakan, yang macam-macam. Aku curiga ada yang mengemudikannya.”
Menurut Junirwan, dalam ajang tersebut, Edy Rahmayadi mengukuhkan dirinya sebagai pelatih yang tengah membina bawahannya. Menurutnya, masalah ini juga perlu diselesaikan dengan KONI.
“Ini seperti pelatih, gubernur yang mematuhi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, jadi (dalam hal ini) terlalu didramatisasi untuk kemudian disebarluaskan melalui media,” kata Junirwan.
Khairuuddin Aritonang dijewer oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi (Sumatera Utara) pada acara Senin sore (27 Desember) untuk menunjukkan rasa cintanya kepada atlet dan pelatih PON XX di Papua.
Dalam video yang disiarkan, Edy memberikan pidato di acara tersebut. Setelah itu Choki tidak bertepuk tangan, sehingga Edy memanggil Choki sebagai pelatih biliar PON Papua. Edy memanggilnya ke atas panggung. Edy menanyakan identitas, latar belakang, dan posisinya dalam delegasi. Kemudian Choki menjawab bahwa dia adalah seorang pelatih.
“Pelatih tidak bertepuk tangan. Tidak cocok untuk peran pelatih ini,” kata Edy sambil menjewer pelatih biliar itu.
Penonton tertawa. Namun, setelah beberapa saat, suasana menjadi tegang. Kemudian Edy Rahmayadi meminta pelatih tidak berada di dalam ruangan. Bahkan Edy menyebutnya Sontoloyo.
“Kamu tidak perlu dipakailagi. Segera keluar. Tak usah di sini,” kata Edy dalam rekaman video.