Jalurmedia.com – Museum Sumpah Pemuda yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi menggelar pameran mengenai Tokoh Pers dengan tema “Lawan!” untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 93 yang berlokasi di Bloc Space, Jakarta Selatan.
Pameran tersebut berlangsung pada tanggal 22 Oktober sampai 9 November 2021. Ahmad Mahendra selaku Direktur Jenderal Kebudayaan menjelaskan mengenai tema pameran pada tahun ini “Harus disadari bahwa pondasi kebangsaan Indonesia dibangun oleh tradisi pers para pemuda Indonesia di awal abad 20” ungkapnya.
Pers saat itu adalah alat perlawanan terhadap kolonialisme yang sekaligus menjadi pemersatu tanah air Indonesia dalam kesadarannya dalam berbangsa. Hal tersebut yang membuat dalam pameran tahun ini mengedepankan tokoh pers Indonesia.
Pameran dengan tema “Lawan” ini akan menyajikan informasi tentang peranan tokoh pers dalam Sumpah Pemuda. Sejumlah koleksi yang dimiliki oleh Museum Sumpah Pemuda akan dikeluarkan untuk dipamerkan kepada masyarakat yang dating.
Masyarakat bisa datang ke M Bloc Space Jakarta untuk melihat langsung pameran ini atau bisa menyaksikannya secara daring. Melalui pameran tersebut, besar harapan Ahmad Mahendra, mampu membangkitkan semangat kebersamaan untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
Hal tersebut dilakukan agar bangsa Indonesia tetap tumbuh di hati masyarakat khususnya pada generasi muda. Tantangan sekarang bukanlah bersatu melawan kolonialisme lagi, namun sekarang masyarakat harus saling begotong royong dan bersatu untuk menyongsong tantangan demi tantangan Indonesia di era global.
Refleksi Dari Perjuangan Para Pemuda
Pameran tersebut merupakan wujud refleksi dari perjuangan para tokoh pers Sumpah Pemuda saat menghadapi pemerintah kolonial Belanda pada saat itu. Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober menjadi bukti bahwa pemuda Indonesia memiliki semangat juang yang tinggi untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda, gagasan penyelenggaran Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi pemuda dengan anggota yang berasal dari pelajar di seluruh pelosok Indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres diadakan di tiga lokasi gedung yang berbeda serta dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat tersebutlah yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Pertemuan atau rapat pertama diadakan di gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Menteng pada tanggal 27 Oktober 1928. Rapat pertama diisi oleh sambutan Soegondo dan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan bagaimana hubungan persatuan dengan pemuda.
Pada rapat kedua yang dilaksanakan hari minggu, 28 Oktober 1928 membahas mengenai masalah Pendidikan. Rapat kedua berlangsung di gedung Oost-Java Bioscoop. Rapat terakhir yaitu di gedung Indonesische Clubhuis Kramat, yang membahas mengenai pentingnya nasionalisme dan demokrasi di Indonesia.
Akhir kongres, seluruh peserta menyanyikan lagu Indonesia karya WR Supratman dan mengumumkan rumusan hasil kongres. Hasil tersebut diucapkan oleh seluruh pemuda sebagai sumpah setia, yang dikenal serta diperingati hingga saat ini sebagai hari Sumpah Pemuda.