Jalurmedia.com – Panic attack (serangan panik) dan heart attack (serangan jantung) memiliki banyak gejala yang sama, jadi sangat penting untuk menentukan yang mana serangan panik dan serangan jantung. Nyeri dada, jantung berdebar kencang, sesak napas, dan berkeringat dapat terjadi pada keduanya. Akan tetapi hanya serangan jantung yang bisa berakibat fatal, menurut tim di Penn State Health.
Serangan jantung terjadi ketika penyumbatan di arteri membatasi aliran darah ke otot jantung. Gejala berlanjut sampai seseorang mendapat perawatan medis darurat. Dalam serangan panik, gejala dapat berlangsung 20 menit dan kemudian hilang.
Namun, hanya tenaga profesional kesehatan yang dapat memastikan serangan jantung atau serangan panik. Jadi gejala umum apa pun harus ditanggapi dengan serius, menurut para ahli.
Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung. Hal ini jauh lebih tinggi daripada pria dan wanita yang lebih muda. Orang lain yang berisiko tinggi adalah mereka yang termasuk orang dengan kadar kolesterol dan trigliserida darah tinggi.
Tidak hanya itu, mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, obesitas dan diabetes juga berpotensi tinggi. Bahkan mereka yang memiliki sindrom metabolik atau riwayat keluarga dengan serangan jantung juga bisa berpotesi serangan panik.
Stres dan kecemasan adalah faktor utama
“Jika orang dengan usia yang muda tanpa faktor risiko mengalami nyeri dada, kemungkinan terjadinya serangan jantung sangat rendah,” kata Dr Rajesh Dave, ahli jantung intervensi di Penn State Health Holy Spirit Medical Center, dalam rilis berita Penn State.
“Tapi nyeri dada pada pria berusia 50 tahun yang merupakan perokok lama dengan riwayat diabetes 20 tahun kemungkinan besar menandakan serangan jantung dan membutuhkan perawatan medis yang mendesak,” tambah Dave.
Stres dan kecemasan adalah faktor risiko utama untuk Panic Attack atau serangan panik. Tetapi kecemasan juga dapat dikaitkan dengan serangan jantung. Pasien serangan jantung sering memiliki beberapa gejala harian atau mingguan sebelum serangan. Serangan jantung paling sering terjadi selama melakukan aktivitas fisik.
Serangan panik biasanya terjadi saat seseorang sedang beristirahat dan dapat disebabkan oleh pemicu kecemasan, salah satunya seperti menerima kabar buruk. Orang yang mengalami serangan panik harus duduk di tempat yang tenang dan gelap serta mengambil napas dalam-dalam untuk membantu memperlambat detak jantung mereka.
Dr. Michael Farbaniec, ahli jantung di Penn State Health Milton S. Hershey Medical Center, mengatakan, “Jika kamu tidak tahu apakah itu serangan panik atau serangan jantung — atau hanya ingin memastikan — hubungi 911 dan lihatlah secara langsung dari jauh.”
Lebih lanjut Dave juga mengatakan bahwa risiko terkena serangan jantung dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung dan berolahraga secara teratur. Sementara itu serangan panik dapat dicegah melalui teknik penurun stres, seperti meditasi dan yoga. “Dan berhenti merokok akan mengurangi risiko panik dan serangan jantung,” saran Dave.