Jalurmedia.com – Ada kekhawatiran yang berkembang di masyarakat bahwa vaksin COVID-19 tidak menawarkan perlindungan yang memadai terhadap varian baru virus SARS-CoV-2. Bahkan di Israel, pemerintahnya telah mulai menawarkan suntikan booster vaksin Pfizer kepada orang dewasa yang berisiko.
Sementara itu di Amerika Serikat saat ini sedang dalam pembicaraan menggunakan Pfizer untuk Vaksin Booster. Suntikan ini nantinya akan diberikan pada kelompok masyarakat yang paling rentan.
Baca juga: Sertifikat Vaksin Susah Di Download? Lakukan Cara Ini!
Israel Menyetujui Pemberian Vaksin Booster
Seiring perkembangan waktu, rupanya semakin banyak bukti yang muncul. Bukti tersebut mengatakan bahwa orang yang telah menerima vaksin COVID-19 cenderung tidak terinfeksi virus yang menyebabkan penyakit ini. Dan jika mereka menerima vaksin, mereka cenderung tidak memiliki gejala penyakit yang parah.
Namun rupanya bukti lain juga muncul. Bukti tersebut menunjukkan bahwa vaksin yang ada mungkin memiliki tingkat perlindungan yang lebih kecil dan cenderung minim terhadap varian baru SARS-CoV-2. Contoh saja seperti varian delta.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 95% orang yang menerima kedua dosis vaksin, yaitu Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca COVID-19 memiliki respons imun yang lebih rendah. Respon ini lebih lemah terhadap varian delta daripada strain yang sebelumnya lebih dulu muncul.
Orang yang menerima hanya satu dosis dari kedua vaksin yang telah disebutkan di atas rupanya memiliki respon imun yang lebih rendah. Hal ini yang kemudian menunjukkan bahwa jika hanya memperoleh satu dosis dari salah satu vaksin tersebut, maka perlindungan tubuh tidak bekerja dengan sempurna.
Kementerian Kesehatan Israel pun merilis pernyataan resminya terkait Vaksin booster ini. Mereka mengatakan bahwa efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech dalam mencegah gejala COVID-19 turun menjadi hanya 64%. Hal ini diketahui sejak 6 bulan pasca-vaksinasi. Namun, yang perlu dicatat adalah fakta bahwa dua dosis Pfizer masih dapat mencegah penyakit serius pada 93% kasus yang terjadi di Israel.
Sampai saat ini, AS belum membuat keputusan apakah mereka akan menyetujui pemberian vaksin booster. Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) angkat suara terkait hal ini.
Dalam sebuah pernyataan, CDC dan FDA mengatakan bahwa siap untuk memberikan dosis tambahan. Namun dosis tersebut akan diberikan hanya jika data penelitian resmi telah menunjukkan hasil bahwa vaksin booster benar-benar dibutuhkan.
Apa itu Vaksin Booster?
Vaksin Booster adalah dosis vaksin tambahan. Dosis ini yang diharapkan dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit tertentu. Ini dilakukan karena efek dari beberapa vaksin mungkin saja dapat hilang seiring waktu.
Vaksin Booster umum untuk banyak infeksi virus, termasuk flu. Flu diketahui membutuhkan booster setiap tahun. Sementara itu untuk penyakit tetanus, difteri, dan pertusis (DTaP) membutuhkan booster setiap 10 tahun.
Untuk beberapa vaksin, menerima dosis yang lebih kecil justru lebih cenderung efektif. Hal ini bisa saja terjadi sebab penyakit yang berbeda.
Pendekatan ini memungkinkan sistem kekebalan manusia untuk membangun respons kekebalan secara berkelanjutan. Ketika sistem kekebalan mengingat antigen yang sebelumnya, maka ia dapat cecara cepat merespon ketika bertemu dengan virus berikutnya.
Kini beberapa vaksin dimodifikasi untuk meningkatkan kemanjurannya dalam melawan virus. Vaksin flu misalnya. Vaksin ini akan berubah setiap tahun untuk merespon lebih efektif terhadap mutasi baru virus influenza.
Baca juga: Jenis-Jenis Vaksin Di Indonesia. Kamu Wajib Tau Sebelum Di Vaksin!
Mengapa Penting Untuk Melakukan Vaksin Booster?
Umumnya ada dua alasan mengapa orang mulai mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksin booster. Yang pertama adalah seiring berjalannya waktu adakemungkinan bahwa kekebalan tubuh secara alami akan berkurang.
Bahkan tanpa paparan berulang terhadap antigen tertentu, sistem kekebalan mungkin akan kurang mampu mencegah infeksi atau penyakit tertentu. Vaksin booster diharapkan akan membantu sistem kekebalan mempertahankan respons protektif.
“Alasan lain kita mungkin memerlukan vaksinasi booster adalah varian virus yang terus berkembang” kata juru bicara Tim Vaksin COVID-19 di Universitas Oxford seperti yang dikutip pada Medical News Today.
Mereka juga melanjutkan untuk menjelaskan bahwa beberapa varian telah berevolusi untuk menghindari beberapa bagian dari respons imun kita. Hal ini yang kemudian menandakan bahwa mereka dapat lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki respons imun terhadap virus. Mereka yang memiliki respon ini adalah mereka yang telah divaksinasi.
Namun pada kenyataannya, virus tidak akan dapat menghindari semua bagian dari respon imun tubuh kita. Itu sebabnya, vaksinasi booster ini sangat membantu. Mengapa? karena dapat meningkatkan bagian dari respons imun kita yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.
Dalam keterangannya juga disebutkan bahwa kita bisa menggunakan vaksin booster yang secara khusus menargetkan varian virus. Vaksin booster akan bekerja dengan menghasilkan respons imun baru terhadap bagian virus yang telah berubah dari vaksin asli. Disatu sisi, vaksin booster juga akan meningkatkan respons imun yang ada terhadap bagian virus yang tidak berubah. Hal ini juga yang akan membantu melindungi dari varian delta. (pus)