Jalurmedia.com – Pandemi Covid-19 masih meluas di seluruh dunia. Itu juga dapat menyebar melalui aerosol di udara. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh WHO pada bulan Juli lalu. Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan bahwa infeksi Covid-19 dalam bentuk aerosol, atau partikulat yang dapat mengapung dan bertahan di udara, dapat terjadi di ruang padat tanpa ventilasi yang baik. Sebaliknya, Country Leader Signify Indonesia, Dedy Bagus Pramono, mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya menjaga kualitas udara. Signify memiliki teknologi UV. Perusahaan ini juga memiliki rekam jejak yang terbukti dalam inovasi dan keahlian aplikasi yang kuat dalam hal sinar UV-C.
Dedy menuturkan bawa akan menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kualitas udara. Terutama kualitas udara di dalam ruangan.
Dengan adanya pandemi ini, Dedy akan mengizinkan Signify untuk menawarkan berbagai aplikasi pencahayaan menggunakan teknologi sinar UV-C sebagai solusi untuk membantu memerangi penyebaran mikroorganisme penyebab virus, bakteri, dan berbagai penyakit lainnya. Penggunaan teknologi sinar UV-C membantu mempercepat pemulihan kehidupan dan aktivitas masyarakat serta mendorong perekonomian nantinya.
Baca juga: China Tolak Di Investigasi Terkait Asal Mula Virus Corona
Penting Untuk Memiliki Ventilasi Pada Ruangan Tertutup
Dicky Budiman yang merupakan ahli epidemiologi di Griffith University Center for Environmental and Population Health di Australia. Dicky menuturkan dalam diskusi virtual bertajuk “Advanced Wave Protection: UV-C Indoor Air Disfection Reduces Risk of Aerial Viral and Bacterial Infections” bahwa pandemi telah menjadi masalah utama bagi manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah infeksi melalui udara tidak hanya pada Covid-19 saat ini, tetapi juga di masa depan.
Dicky menjelaskan, potensi permeasi suatu ruangan sangat tinggi. Terutama pada ruangan yang tidak berventilasi baik. Ruangannya besar, tapi sirkulasi udaranya perlu diperhitungkan dengan cermat. Misalnya, droplet yang dihasilkan dari bersin atau batuk dapat terbawa ke udara hingga 9 meter. Ventilasi yang tidak memadai di ruang tertutup dapat memungkinkan virus dan bakteri tetap berada di udara untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, jika seseorang memasuki ruangan atau berjalan melalui ruangan dan menghirup udara, orang tersebut juga dapat terinfeksi.
Oleh karena itu, di ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, dan tempat ibadah masyrakat perlu memastikan ventilasi yang baik dan sirkulasi udara yang bersih.
Sinar UV-C juga dikenal sebagai GUV (Bactericidal)
Sementara itu, praktisi manajemen gedung Dedi El Rashid yang juga sekretaris umum BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia angkat bicara. Ia mengatakan penting untuk memiliki pedoman infrastruktur gedung baru. Apalagi di era beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti saat ini. Salah satunya adalah melengkapi peralatan desinfeksi udara yang aman, efektif, dan andal untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan mengurangi risiko penyebaran infeksi udara seperti Covid-19.
Salah satu teknik yang paling efektif untuk mendisinfeksi udara dan permukaan adalah sinar UV-C. Terutama pada panjang gelombang 253,7 nm atau 254 nm, sinar UV-C menonaktifkan semua jenis bakteri dan virus. Sinar UV-C juga dikenal sebagai GUV (Bactericidal).
Menurut Deddy El Rashid, ada empat aplikasi UV-C yang bisa digunakan pada bangunan profesional. Yaitu, desinfeksi udara pada udara lapisan atas, desinfeksi udara pada permukaan koil pendingin. Tidak hanya itu, UV-C juga dapat desinfeksi saluran udara, dan desinfeksi permukaan dalam ruangan.
“Dari keempat aplikasi tersebut, cara yang paling mudah dan efektif untuk dilakukan adalah dengan memasang disinfeksi udara sinar UV-C, khususnya tipe udara atas sinar UV-C,” kata Deddy pada kesempatan yang sama.
Selain itu, Deddy menjelaskan tentang equivalen air change per hour (eACH). Ini adalah fitur yang memungkinkan pengelola gedung memprediksi kontrol inspirasi untuk mengontrol mikroorganisme di udara. Dengan cara lain seperti menggunakan bahan muka UV-C untuk mengontrol udara. Filter HEPA yang menyaring udara.
Kedua metode dapat diaplikasikan sampai batas tertentu, menggantikan ventilator. Oleh karena itu, jika ACH diukur dengan menggunakan jumlah udara luar yang masuk ke dalam ruangan dan menguraikan partikel yang berpotensi berbahaya di dalam ruangan, eACH adalah penyesuaian yang setara yang dicapai dengan menggunakan perangkat tambahan. Misalnya, filter UV-C dan HEPA overhead. (Din)