Jalurmedia.com – Para ilmuan astronom telah menemukan bukti uap air yang berada di atmosfer di Ganymede. Ganymede merupakan satelit (bulan) terbesar Jupiter. Satelit ini ukurannya bahkan lebih besar dari Merkurius. Uap air ini diperkirakan terbentuk ketika permukaan es menyublim dari padat menjadi gas.
Dikutip dari CNNIndonesia, pada Senin (26/7), NASA menjelaskan bahwa kesimpulan ini dibuat setelah menganalisis data dari Teleskop Hubble. Setelah itu jurnal tentang hal ini diterbitkan di Nature Astronomy.
Ganymede yang merupakan satelit terbesar di tata surya merupakan satelit yang tertutup es dengan atmosfer tipis. Para ilmuwan percaya bahwa pada kedalaman 161 km di Ganymede, mungkin ada lautan air tempat makhluk asing atau alien dapat hidup.
Dikatakan bahwa Ganymede memiliki lebih banyak air daripada bumi. Namun, suhunya sangat rendah. Sehingga air di permukaan akan tetap padat tidak cair seperti di bumi. Menurut hasil analisis data selama 20 tahun dari Teleskop Hubble, uap air Ganymede adalah hasil penguapan dari kondisi permukaan, bukan dari lautan.
Para ilmuwan mengamati gambar UV pertama Ganymede yang diambil dengan Teleskop Hubble pada tahun 1998. Selanjutnya para peneliti membandingkannya dengan edisi 2010. Hasilnya menunjukkan bahwa Ganymede memiliki potongan partikel bermuatan yang menyerupai aurora di Bumi. Hal ini menunjukkan bahwa Ganymede memiliki medan magnet namun kekuatan magnetnya cenderung lemah dibandingkan dengan bumi.
Bukti Uap Air Ditemukan Di Ganymede melahirkan Peluang Adanya Habitat Organisme Hidup.
Kesamaan dengan pengamatan UV adalah karena adanya molekul oksigen (O2). Tetapi ada beberapa efek yang tidak tepat jika atmosfer Ganymede hanya diisi dengan O2 murni. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh konsentrasinya atom oksigen (O) yang tinggi. Para ilmuwan kemudian memeriksa data UV Hubble pada tahun 1998, 2010, dan 2018. Mereka terkejut karena sulit menemukan atom oksigen di Ganymede. Hal ini juga tercatat pada laporan pengamatan di tahun 2018.
Para ilmuwan kemudian meneliti gambar UV dan menemukan bahwa suhu Ganymede meningkat pada siang hari. Namun pada siang hari di dekat garis ekuator, permukaan es jutru melepaskan (sublimasi) sejumlah kecil air. Hal ini kemudian yang mneyebabkan suhu dapat naik dan cenderung lebih hangat.
“Sejauh ini baru molekul oksigen saja yang telah berhasil diamati oleh para ilmuan astronom ini. Menurut data mereka terbentuk ketika partikel bermuatan memecah permukaan es. Uap air yang kami ukur saat ini berasal dari daerah es yang suhunya jauh lebih hangat. Itu berasal dari sublimasi es yang disebabkan oleh pelepasan uap air” ujar Lorenz Roth yang merupakan seorang peneliti dari KTH Royal Institute of Technology. Lorenz juga merupakanpemimpin tim peneliti.
Memahami Ganymede merupakan langkah dalam mempelajari asal usul Jupiter. Seperti diketahui bahwa planet satu ini merupakan planet terbesar di tata surya. Ditemukannya bukti uap air ini menambah kepercayaan para peneliti bahwa Jupiter memiliki potensi untuk bertransformasi menjadi habitat organisme hidup. Informasi baru tentang Ganymede ini akan diselidiki oleh Badan Antariksa Eropa pada tahun 2022 mendatang. Mereka juga akan melakukan penjelajahan ke planet Jupiter JUICE (Jupiter ICy moons Explorer) pada tahun yang sama. (pus)