Jalurmedia.com – Sebuah jembatan berbahan baja sepanjang 12 meter telah dibuka di Amsterdam. Jembatan baja pertama ini melintasi salah satu kanal tertua bernama Oudezijds Achterburgwal di kawasan hiburan malam kota tersebut. Dikutip dari Amusing Planet (25/07/2021), struktur tersebut merupakan jembatan cetak 3D pertama di dunia. Pabrikannya adalah perusahaan teknologi Belanda bernama MX3D yang bekerja sama dengan perusahaan teknik Arup.
Jembatan Baja Pertama Dirancang Sesuai Kebutuhan Fungsional dan Penelitian
Berat total struktur jembatan adalah 6 ton. Rangka jembatan sengaja dibuat dengan batang baja tahan karat yang dilas oleh lengan robot. Proses pencetakan 3D ini memakan waktu yang cukup panjang. Total sekitar 6 bulan waktu yang diperlukan untuk mencetak jembatan tersebut.
Jembatan Oudezijds Achterburgwal dibangun sebagai eksperimen lain untuk menggantikan jembatan lama yang rusak. Badan jembatan dilengkapi dengan sensor yang menyimpan data secara real time setiap kali orang-orang melintasi jembatan tersebut. Data ini diolah dan diteliti oleh para peneliti di Imperial College London. Jembatan serupa kemudian akan dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari jembatan pertama ini.
“Tidak ada struktur logam cetak 3D yang pernah dibangun, Ini asalah jembatan 3D pertama yang berhasil di bangun di dunia. Jembatan dengan ukuran dan kekuatan yang cukup untuk menahanbobot pejalan kaki. Kami menguji dan memodelkan struktur dan komponen dari proses pembentukan hingga penyelesaian, tetapi pada akhirnya sungguh menakjubkan melihat jembatan bisa berhasil dibuat.” Ungkap Leroy Gardner, seorang insinyur sipil di Imperial College London.
Jembatan itu sekarang berfungsi dengan baik, tetapi strukturnya tidak permanen. Dalam waktu dua tahun, jembatan yang sebelumnya rusak dapat diperbaiki dan siap digunakan kembali.
Pelopor Dalam Konstruksi Dengan Teknologi Pencetakan 3D
Jembatan ini akan membantu para peneliti mengeksplorasi kemungkinan penggunaan baja cor 3D dalam skala besar. Ada kemungkinan bahwa bangunan yang lebih besar dan lebih kompleks akan muncul menggunakan teknologi ini di masa depan. Jika teknologi cetak 3D diterapkan dalam arsitektur, pengembangan akan lebih efisien, lebih cepat, dan lebih hemat biaya.
“Pencetakan 3D menawarkan peluang luar biasa untuk industri konstruksi dan memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam sifat dan bentuk bahan,” ungkap Gardner. Ia juga menuturkan bahwa tingkat kebebasan ini menimbulkan masalah dan insinyur sipil harus berpikir secara berbeda di masa depan.
Tim Geurtjens, selaku Chief Technology Officer di MX3D juga mengatakan hal yang sama. Keberhasilan proyek memiliki dampak yang menarik pada masa depan arsitektur. Setelah teknik ini selesai, makan kedepannya akan menjadi mudah untuk menerapkan struktur bangunan artistik dengan konten yang kompleks.
“Ini bukan hanya tentang membuat segalanya lebih murah dan lebih efisien bagi kami. Lebih dari itu, ini juga bisa memberi arsitek dan desainer alat baru yang sangat keren. Alat ini diharapkan dapat mereka gunakan untuk meningkatkan desain dan desain arsitektur mereka.” tutup Tim Geurtjens. (pus)