Jalurmedia.com – Ganja medis makin disoroti. M. Adib Khumaidi, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI), mengatakan penggunaan ganja medis saat ini masih membutuhkan penelitian yang lebih dalam untuk memastikan keselamatan dan perlindungan pasien.
“Semua yang diberikan kepada kami, terutama obat, pasti ada efek sampingnya dan itu yang menjadi perhatian kami, sehingga ini sangat perlu kita pikirkan kembali,” kata Adib, Selasa (7/5/2022).
Adib melanjutkan, obat baru harus berdasarkan data klinis. Ia mengatakan, perlu diteliti apakah obat-obatan tersebut dapat digunakan sebagai obat primer dan pendukung yang diminum bersamaan dengan obat lain, atau sebagai alternatif jika pengobatan sebelumnya gagal.
” Semuanya harus melalui proses berbasis bukti, ada Golden Standard dalam mengobati penyakit, dan kita perlu memahami apa pengobatannya dan apa yang harus diobati. ” jelas Adib.
“Saat ini kami concern dengan patient safety, sehingga perlu benar-benar dievaluasi dalam bentuk penelitian,” ujarnya.
Menurut Adib, proses penelitian melibatkan berbagai tahapan, antara lain pengumpulan jurnal ilmiah yang ada yang dijadikan referensi, analisis data, dan tahapan uji klinis.
Adib kemudian menyatakan bahwa IDI siap bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian ilmiah tentang ganja medis.
“Sebenarnya kami siap bekerja sama dengan Kemenkes untuk melakukan investigasi berbasis penelitian tentang masalah ini, tapi yang terpenting tentu harus memberikan pengobatan. Itu sudah menjadi golden standard,” kata Adib.
“Saya kira nanti kita bisa mendapatkan ahli seperti farmakolog untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dan kemudian lembaga penelitian akan terlibat. Saya pikir mereka semua akan terlibat,” jelasnya.