News

Jelang Idul Adha, Hewan Kurban di Bali Dihantui PMK

Jalurmedia.com – Idul Adha 1443 Hijriah sesuai yang sesuai diputuskan pemerintah akan jatuh pada hari Minggu, 10 Juli 2022. Artinya, umat Islam hanya punya waktu satu minggu sebelum ibadah penyembelihan hewan kurban tersebut.

Namun dalam kegembiraan merayakan hari raya, ancaman kerusakan gigi dan penyakit cakar, penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak terus berlanjut.

Baru-baru ini, 63 serangan PMK pada ternak telah dilaporkan terjadi di Bali, yang sebelumnya dianggap sebagai daerah bebas penyakit mulut dan kuku.

Tiga kabupaten di Gianyar, Buleleng dan Karangasem menjadi titik awal penyebaran PMK di Bali.

Dari tiga kabupaten tersebut, Gianyar merupakan wilayah dengan jumlah kasus PMK tertinggi di Bali, dengan 38 kasus, disusul Buleleng dengan 21 kasus, dan Karangasem 4 kasus. Hal ini disampaikan langsung oleh I Wayan Sunada, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.

“Kita tidak munafik kalau PMK sudah menyerbu Bali. Baru 63 kasus. Kasus pertama di Gianyar 38 kasus, Buleleng 21 kasus dan Karangasem 4 kasus. Itu total 63 kasus,” Pak Sunada mengatakan kepada perwakilan media di kantornya pada Sabtu, 2 Juli 2022.

 

Pemerintah Ambil Langkah Stamping Out

Dalam kasus sapi yang terinfeksi PMK, pihaknya sendiri telah melakukan pemotongan atau stamping out sebagai langkah untuk memusnahkan ternak yang telah terinfeksi PMK tersebut.

Menurutnya, pemotongan merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk mencegah penyebaran penyakit PMK. Mengingat sebentar lagi umat Islam akan merayakan Idul Adha.

“Yang paling benar kita lakukan adalah menyembelih untuk menghilangkan penyebab penyakitnya. Setelah kita menghilangkan penyebab penyakitnya, Bali akan menghijau kembali. Ada delapan lagi, tapi kita akan melakukan hal yang sama yaitu pemotongan.” Tambahnya kemudian..

Oleh karena itu, 38 ekor sapi Gianyar dimusnahkan dengan cara ini.

“Jadi untuk masyarakat di Gianyar kita lakukan pemberantasan ya SOPnya seperti itu. Kita musnahkan dengan stamping out 38 ternak itu, tapi sampai saat ini belum ada lagi kasus di Gianyar,” jelasnya.

Di sisi lain, khususnya di Buleleng, kelompoknya baru memusnahkan 17 di antaranya dengan cara serupa.

Di sisi lain, di Karangasem, pihaknya sama sekali tidak melakukan rencana pemusnahan.

Untuk ternak yang tidak dimusnahkan, kelompoknya mengira mereka hanya akan pergi ke lokasi untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan pemilik ternak.

“Untuk yang di Karangasem juga akan kita lakukan penyembelihan. Sekarang atau besok kita turun. Untuk itu, kita koordinasikan dulu dengan instansi terkait pemilik sapi tersebut.” jelasnya.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *