Jalurmedia.com – Inggris akan menyelidiki dugaan terkait penggunaan senjata kimia. Dugaan ini disasarkan pada pasukan Rusia yang diklaim telah menggunakan senjata Rusia kepada warga sipil di Kota Mariupol, Ukraina. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Liz Truss melalui akun twitter-nya, Senin (12/4/2022).
Seperti dilansir BBC International, kabar ini tersiar setelah resimen Azov dari Ukraina yang mempertahankan Mariupol. Saat itu mereka mengatakan bahwa Rusia menggunakan zat beracun dalam melawan pasukan Ukraina dan warga sipil. Namun sampai saat ini, belum ada bukti terkait klaim tersebut.
“Kami bekerja bersama para mitra untuk memverifikasi informasi tersebut. Setiap penggunaan senjata seperti itu berpotensi menimbulkan eskalasi dalam konflik. Maka kami akan meminta pertanggungjawaban dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait hal ini,” ungkap Truss.
Laporan Belum Dikonfirmasi
Sementara itu, ajudan Wali Kota Mariupol, Petro Andryushchenko melalui Telegram mengungkapkan bahwa laporan tentang serangan kimia memang belum dikonfirmasi sampai saat ini. Namun dia berharap untuk dapat segera memberikan klarifikasi.
Senada hal tersebut, Pentagon juga mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) mengetahui terkait laporan dari media sosial. Laporan tersebut terkait dengan penggunaan senjata kimia di Mariupol. Namun, lagi-lagi hal tersebut belum dapat dikonfirmasi dengan jelas.
“Sampai saat ini, kami bisa mengonfirmasi berita tersebut. Kami akan terus memantau situasinya dengan hati-hati,” ungkap juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby.
Sebelumnya, Volodymyr Zelensky yang merupakan Presiden Ukraina sempat menyinggung masalah ini. Ia mengungkapkan kekhawatirannya tersebut dalam pidato videonya pada Senin malam.
“Salah satu juru bicara penjajah [Rusia] menyatakan bahwa mereka dapat menggunakan senjata kimia. Terutama terhadap para pembela Mariupol. Kami menanggapi informasi ini dengan sangat serius,” ungkap Zelensky.
Seperti diketahui, para pejabat Barat dan sekutunya ‘gemar’ melontarkan tuduhan terhadap Moskow . Terutama terkait kemungkinan penggunaan senjata kimia di Ukraina. Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada serangan dan tindakan terkait senjata kimia yang terkonfirmasi.
Hingga berita ini diturunkan, Rusia belum secara terbuka mengomentari terkait masalah ini.
Ada Ancaman Senjata Kimia di Ukraina.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sedang membuat rencana darurat untuk kemungkinan serangan kimia di Ukraina. Hal ini terjadi setelah negara Barat menyuarakan rencana penggunaan senjata mematikan itu oleh Rusia.
Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge mengatakan rencana ini pun dibuat oleh lembaga global itu karena potensi bahwa konflik dan peperangan antara kedua negara dapat berlangsung lama.
“WHO sedang mempertimbangkan semua skenario. Kami juga membuat kontinjensi untuk situasi berbeda yang dapat menimpa rakyat Ukraina. Mulai dari perawatan lanjutan terhadap korban massal, hingga serangan kimia,” ungkapnya seperti dituliskan Reuters, Kamis (7/4/2022).
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kluge mengatakan WHO terus berkoordinasi dengan Uni Eropa. Terutama untuk melakukan triase pasien yang datang dari Ukraina. Selain itu WHO juga akan mengatur agar mereka dikirim untuk perawatan di Eropa. Pihaknya juga merencanakan untuk memberikan bantuan medis bagi korban keganasan militer Rusia itu.
“WHO telah mengirimkan lebih dari 185 ton pasokan medis. Termasuk didalamnya terdapat bahan untuk mendukung trauma di seluruh Ukraina. Sementara 125 ton lagi sedang dalam perjalanan.”