Jalurmedia.com – Jack Dorsey yang merupakan mantan dari CEO Twitter mengakui bahwa saat ini sedang fokus membangun ekosistem penambangan Bitcoin. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk memperluas bisnisnya di luar pembayaran. Namun, juga terkait dengan ruang lingkup untuk teknologi baru seperti blockchain yang sedang berkembang pesat saat ini.
Mantan CEO Twitter tersebut percaya bahwa Bitcoin akan mempunyai kekuatan menjadi mata uang berbasis internet dan digital di masa depan. Sehingga orang-orang akan mulai berpindah ke Bitcoin untuk melakukan transaksi. Untuk itu pengembangan dari tambang dari Bitcoin akan menjadi fokus utama Jack Dorsey di masa depan.
Membuat Sistem Pengembangan Bitcoin
Dikutip dari CNN Indonesia, dalam akun Twitternya, Dorsey menyebutkan bahwa saat ini perusahaannya sedang membuat sistem penambangan Bitcoin. Dorsey pun telah meninjau rencana proyek penambangan tersebut mulai Oktober 2021.
Cara terbaru yang akan dilakukan oleh Dorsey melalui tambang Bitcoinnya adalah menjalin kerjasama kemitraan perusahaan jasa keuangannya yakni Square Inc dengan penyedia teknologi blockchain yakni Blockstream Mining. Tujuan utama adalah untuk membangun fasilitas penambangan Bitcoin open-source bertenaga surya (matahari).
Ini merupakan salah satu cara untuk menjadikan Bitcoin ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan. Kemudian juga untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil untuk menambang (mining) Bitcoin.
Tercatat bahwa hingga saat ini Dorsey telah berinvestasi di Bitcoin lebih dari USD 170 juta (Rp2,45 triliun rupiah). Untuk itu usahanya kali ini dibidang tambang Bitcoin akan menjadi sangat serius.
Terdesentralisasi dan Efisien
Thomas Templeton sebagai manajer umum perangkat keras untuk Block juga berbicara melalui akun Twitternya. Ia mengatakan bahwa proyek yang sedang dalam pengembangan ini bertujuan untuk membuat penambangan lebih terdesentralisasi dan efisien. Mulai dari pengadaan hingga pemasangan dan pemeliharaan.
“Saya tertarik untuk menambang melampaui penciptaan bitcoin baru. Kami juga berpikir ini adalah keharusan jangka panjang untuk masa depan yang sepenuhnya untuk lebih terdesentralisasi,” tulis Templeton di akun Twitter pribadinya.
Menurut CNBC, sistem pengoperasian Bitcoin menggunakan model proof of work (PoW) sehingga penambang harus bersaing untuk memecahkan teka-teki kompleks guna validasi transaksi.
Prosesnya tidak mudah. Ini membutuhkan banyak daya dan kekuatan pemrosesan dan tidak murah. Komputer merupakan perangkat utama dan juga perangkat lain tentunya akan memakan biaya yang mahal.
Tentunya ada kendala yang dihadapi seperti cacat dan masalah teknis lainnya. Ada banyak hal yang coba diperbaiki Block di komunitas pertambangan, seperti ketersediaan rig, harga tinggi, keandalan, dan konsumsi energi
Dia juga mengatakan bahwa Block sedang mengumpulkan tim insinyur perangkat keras dan perangkat lunak untuk memecahkan masalah tersebut.
Templeton menambahkan bahwa mengembangkan suatu produk baru bukanlah hal yang mudah apalagi berhubungan dengan pengembangan teknologi baru seperti Bitcoin. Namun tim dan perusahaan akan terus berusaha melakukan yang terbaik dengan segala macam percobaan yang dilakukan. Hal ini agar demi tercapainya masa depan yang lebih efisien.