Jalurmedia.com – Selain mengeluh tentang kenaikan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi, pedagang juga kembali mengeluhkan tentang harga telur naik. Tak hanya satu atau dua pedagang yang mengeluhkan akan kenaikan harga dari telur. Bahkan sebagian besar pedagang mengeluhkan akan kenaikan tersebut.
Dikutip dari CNN Indonesia, pedagang Pasar Slipi Jaya mengatakan bahwa pada Senin, 27 Desember harga telur ayam lokal mencapai Rp 32.000 per kilogram. Untuk sehari sebelumnya harga telur ayam lokal masih berada pada harga Rp 30.000 per kilogram. Hanya dalam waktu satu hari saja, harga telur ayam lokal bisa melonjak tinggi.
Naiknya Harga Telur
Menurut pernyataan dari Kementerian Perdagangan Indonesia, kenaikan harga telur disebabkan oleh tingginya permintaan dari masyarakat. Demand tinggi yang ada di pasar disebabkan oleh salah satu faktor. Faktor tersebut adalah kebijakan pelonggaran PPKM yang dibuat oleh pemerintah selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
Hal ini ditambahkan bahwa saat pelonggaran PPKM diberlakukan, situasi di masyarakat sudah mulai kembali stabil. Restoran sudah mulai buka dan menerima untuk pelayanan di tempat. Konser musik mulai mendapatkan perizinan termasuk sektor pariwisata yang mulai aktif.
Disebutkan juga bahwa bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah di masa pandemi juga menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga telur. Bahkan hingga menyentuh angka Rp 34.000 per kilogram di beberapa daerah. Bantuan sosial menjadi salah satu alasan bahwa masyarakat memiliki kestabilan dalam perekonomian. Meskipun dalam keadaan dilanda pandemi yang tak kunjung usai.
Karena kegiatan masyarakat sudah memasuki ke fase normal kembali maka wajar jika demand di pasar menjadi naik. Hal ini merupakan penjelasan yang masuk akal mengingat telur merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat. Namun pertimbangan tetap harus dilakukan terkait fenomena meningkatnya harga telur yang belum mampu untuk diprediksi kenaikannya.
Faktor kenaikan lainnya adalah kesulitan dari para peternak untuk mendapatkan harga pakan yang terjangkau. Meskipun saat ini harga pakan sudah turun di dalam negeri, namun harga tersebut diakui masih sulit untuk dijangkau oleh para peternak telur.
Untuk itu harga telur masih harus beradaptasi terhadap permintaan pasar terkait dengan harga pakan yang masih tergolong tinggi.
Harapan Peternak Telur
Hingga saat ini pun belum dapat diprediksi apakah harga kebutuhan pokok seperti telur akan terus naik atau stabil di angka sekarang yakni Rp 32.000 per kilogram. Namun diharapkan bahwa pemerintah dapat membantu untuk kepada para peternak telur ayam dalam usaha untuk mengembalikan kembali kondisi dari harga telur itu sendiri.
Para pedagang berharap pemerintah sendiri memiliki kebijakan sehingga ada kemauan untuk dapat melindungi rakyatnya. Namun tak hanya itu, peternak juga berharap bahwa adanya harga yang stabil untuk telur ditingkat peternak maupun konsumen.
Bantuan pemerintah kemudian menjadi pertimbangan utama yang diharapkan oleh para peternak telur. Hal ini dikarenakan mengingat kondisi pandemi yang cukup tak stabil hingga saat ini.