Jalurmedia.com – Dalam bidang keamanan, Turki sudah mantap untuk bekerja sama dengan Rusia. Hal ini dipertegas dengan pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Reccep Tayyip Erdogan dengan Presiden Vladimir Putin pada 29 September lalu. Pertemuan antara Erdogan dan Putin tersebut menghasilkan pembahasan untuk memperluas sistem pertahanan militer Moskow ke Ankara.
Langkah yang diambil adalah bentuk tindakan atas isu Suriah. Erdogan menekankan bahwa Rusia harus kembali pada aksi gencatan senjata seperti kesepakatan yang telah dibuat antara kedua belah pihak.
Kedua belah negara harus bekerja sama dalam isu perdamaian dunia termasuk dalam hal keamanan masing-masing negara. Hal ini didasarkan bahwa perdamaian di Suriah juga bergantung pada hubungan dan kesepakatan antara Turki-Rusia.
Pada pertemuan antara Erdogan dan Putin yang diadakan di Sochi-Rusia, Erdogan juga mengatakan bahwa telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Rusia. Hal ini berkaitan dengan produksi peralatan alutsista seperti mesin jet, kapal perang, kapal selam serta perlengkapan persenjataan.
Tak hanya itu, kedua belah pihak juga telah membahas untuk kembali bekerjasama dalam pembangunan reaktor nuklir Akkuyu yang telah dibangun oleh Rusia di Turki bagian selatan.
Potensi Kerjasama Turki-Rusia
Meskipun berpotensi akan mendapatkan kecaman dan kecenderungan sanksi dari pihak Amerika Serikat, Erdogan memastikan bahwa akan tetap melanjutkan untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400 yang diproduksi oleh Rusia.
Sejauh ini memang sanksi telah diberlakukan oleh AS kepada pemimpin Direktorat Industri Pertahanan Turki yakni Ismail Demir. Sanksi juga diberlakukan bagiu tiga karyawan lainnya usai pembelian atas batch pertama dari rudal S-400 kepada Rusia. Pihak AS memang telah menegaskan untuk memberlakukan sanksi kepada Turki atas setiap pembelian senjata kepada Rusia.
AS melarang turki untuk membeli S-400 milik Rusia. Alasannya adalah bahwa sistem tersebut dinyatakan tidak compatible dengan pertahanan NATO. Sebelumnya disebutkan bahwa pembelian S-400 dapat menimbulkan ancaman bagi tentara AS yang menggunakan pesawat tempur F-53.
Disisi lain dalam hasil pertemuan dengannya dengan Putin, Erdogan kembali menyatakan bahwa akan terus bekerjasama dengan pihak rusia. Ia juga mengatakan bahwa kerjasama tersebut tidak hanya berlaku pada isu persenjataan saja. Namun Kerjasama dilanjutkan dengan pembangunan kapal perang serta dalam teknologi di luar angkasa.
Pihak Turki serius dalam menyerukan aksinya untuk terus bekerjasama dengan pihak Rusia. Alasan isu keamanan dan pertahanan negara merupakan dasar utama dalam hal ini. Erdogan juga tampaknya tidak menghiraukan potensi sanksi yang telah diultimatum oleh pihak Amerika Serikat.