Jalurmedia.com – Sejak kelompok Taliban berhasil menduduki kantor pemerintahan Afghanistan, Negara tersebut resmi dipimpin oleh kelompok Taliban. Kelompok ini juga mengklaim akan menjalankan sistem pemerintahan yang terbuka dan inklusif bagi seluruh masyarakat Afghanistan. Sebelumnya, Afghanistan masuk dalam daftar negara termiskin di dunia, namun siapa sangka bahwa Afghanistan merupakan negara yang kaya akan mineral.
Sejak klaim tersebut tersebar ke seluruh dunia, negara-negara Barat telah mengancam tidak akan bekerja sama dengan Taliban. Bahkan setelah kelompok tersebut menguasai ibu kota Kabul akhir pekan lalu, negara barat seperti Amerika dan Australia mengatakan tidak ingin berinvestasi ke negara tersebut.
Baca juga: Konflik Taliban: Apa Alasan Amerika Hengkang Dari Afghanistan?
Berbeda dengan negara-negara barat, rupanya hal lain justru ditunjukkan oleh negara tetangga Afghanistan. Tidak hanya China, negara beruang merah Rusia, dan juga Pakistan dilaporkan bersiap menjalin hubungan bisnis dengan Taliban.
Cina memang dikenal sebagai negara produsen dari hampir setengah dari barang-barang industri dunia. Pasca revolusi kepemimpinan Afghanistan yang saat ini dipimpin oleh kelompok Taliban, tampaknya China akan memimpin perlombaan untuk membantu Afganistan membangun negaranya. Afghanistan memang masuk dalam daftar negara termiskin di dunia, namun Afghanistan rupanya kaya akan mineral.
Melihat hal tersebut, China tidak tinggal diam. China mengklaim bahwa pihaknya akan membantu Afghanistan membangun sistem pertambangan negaranya agar lebih efisien. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mineralnya yang tidak pernah habis.
China Memiliki Sewa Tambang Selama 30 Tahun
Kontrol Taliban datang pada saat ada krisis pasokan untuk mineral-mineral tersebut. Kemudian secara kebetulan Cina membutuhkannya di masa depan. Dikutip dari Deutsche Welle (DW), Michael Tanchum yang merupakan perwakilan dari Institut Austria untuk Kebijakan Eropa dan Keamanan menuturkan bahwa China sudah siap untuk menambang mineral tersebut.
“Cina sudah dalam posisi yang berpihak pada Afganistan untuk menambang mineral-mineral yang terdapat dalam negara ini.” Ungkap Tanchum lebih lanjut.
Rupanya China telah melakukan start lebih awal. Metallurgical Corporation of China (MCC) yang merupakan salah satu raksasa perusahaan tambang Asia, telah memiliki sewa selama 30 tahun. Perusahaan ini sadar bahwa Afghanistan kaya akan mineral. Oleh sebab itu, sewa ini diperuntukkan untuk menambang tembaga yang berada di provinsi Logar di Afganistan.
Sementara beberapa pengamat mempertanyakan kompetensi dan kemauan Taliban untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara itu. Hal ini mengingat selama ini pendapatan dari kelompok ini berasal dari perdagangan opium.
Baca juga: Afghanistan Kaya Akan Mineral, Bagaimana Taliban Menanggapinya?
“Sumber daya ini sudah dilaporkan pada tahun 90-an. Bahkan mereka yang adalah Taliban tidak dapat mengolahnya” kata Hans-Jakob Schindler yang merupakan direktur senior di Proyek Kontra Ekstremisme.
Meski begitu, pejabat senior kelompok Taliban yang bernama Mullah Abdul Ghani Baradar dikabarkan sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Tianjin. Pertemuan itu berlangsung tepat pada bulan lalu.
Dalam pertemuan tersebut Baradar mengatakan dia berharap China akan memainkan peran yang lebih besar. Hal itu terkait rekonstruksi dan pembangunan ekonomi Afghanistan di masa yang akan datang. (pus)