Jalurmedia.com – Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas. Ribuan warga saat ini mengungsi di berbagai lokasi.
Semeru meletus sekitar pukul 02:46 WIB pada Minggu (12/4), membentuk kolom abu 1500 meter dari puncak dan sekitar 5176 meter di atas permukaan laut. Pilar abu vulkanik berwarna abu-abu dengan intensitas sedang hingga berat di bagian tenggara dan selatan. Letusan tersebut terekam seismometer dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Berikut adalah beberapa fakta tentang letusan Semeru:
1. Status Gunung Semeru dinaikkan ke level 4.
PVMBG Badan Geologi ESDM menaikkan status Gunung Semeru dari waspada menjadi awas. Kenaikan level bahaya dari 3 menjadi 4 akan dimulai sore ini.
Menurut detikJateng, peningkatan status akan dimulai pukul 12.00 WIB. Hendra Gunawan. Kepala PVMBG Badan Geologi merekomendasikan agar kegiatan dalam radius 8 km dari puncak Gunung Semeru.
“Tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak dan tidak ada aktivitas dan sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak. Surat resmi terkait peningkatan status akan segera dikirimkan.” ujar Hendra dalam sebuah pernyataan.
2. Awan Panas Sampai ke Jembatan Gladak Perak
Awan panas guguran (APG) menyentuh Jembatan Gladak Perak di Sumbar Vuru, Kandiplo. Jembatan Gradak Perak juga sempat putus akibat erupsi Gunung Semeru.
Lonjakan ini terjadi pada 4 Desember 2021. Hori, seorang warga dan tokoh masyarakat desa Sumber Wuluh dekat jembatan Gradak Perak, mengatakan PNG tiba di Gradak Perak pada pukul 12:00 WIB.
“Ke Gradak Perak pada siang hari. Saya tidak berani lagi melihat ke sana dalam situasi ini. Saya menghindari APG,” katanya.
Menurut dia, hingga pukul 13.14 WIB kondisi daerah yang paling dekat dengan Gladak Perak sudah sepi penghuni. Peringatan evakuasi telah dikeluarkan dari Pemkab dan BPBD Lumajang, yang mewajibkan warga untuk segera mengungsi.
“Kosong. Saya sendiri keluar rumah karena takut awan panas,” kata Hori.
Pasca erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021, Jembatan Gantung Gladak Perak di Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Provinsi Lumajang hancur. Jembatan sepanjang 120 meter ini menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang.
3. Ribuan warga mulai mengungsi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sejauh ini 2.219 warga telah dievakuasi akibat erupsi Gunung Semeru. Pengungsi tersebar di 12 lokasi.
“Saat ini setidaknya ada 12 tempat pengungsian dengan total 2.219 orang mengungsi (pendataan),” kata Khofifah pada Minggu (4/12/) dalam unggahan Instagram yang disetujui lembaga Adpim.
Khofifah mengatakan pihaknya kini bekerja sama dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan BPBD Jatim untuk menyiapkan dapur umum.
“Kami juga bekerjasama dengan BPBD Jatim untuk segera melakukan evakuasi dan menyiapkan dapur umum,” kata Khofifah.
Sementara itu, Gatot Soebroto, Kepala Pelaksana BPBD Jatim, terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Dari TNI, Polri, BPBD Kabupaten Lumajang, dan relawan.
“Logistik dan tempat evakuasi akan kami siapkan sesuai dengan kejadian setempat dan meminta informasi jika ada warga yang hilang atau terpisah dari keluarganya. Gunakan masker dan periksa kesehatan warga. Tidak lupa untuk berbagi dan mengingatkan warga, serta cek kesehatannya,” kata Gatot.
4. Letusan semeru timbun rumah warga
Awan panas juga menyelimuti beberapa rumah warga Desa Candipuro, Sumber Wuluh di Lumajang yang masih sangat panas sehingga tidak memungkinkan untuk mendekati lokasi dari jarak dekat.
Patria Dwi Hastiadi, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, mengatakan evaluasi masih dilakukan karena material APG Semeru masih panas. Terutama zona merah yang tertimbun material.
“Jadi kerusakan sementara dari asesmen itu karena material APG masih panas. Kalau atmosfernya bagus akan kita lakukan evaluasi lebih lanjut,” ujarnya kepada detikJatim, Minggu (12/4/2022).