Jalurmedia.com – Sebelum kebijakan penguncian atau lockdown di pusat ekonomi China, Shanghai dicabut, jumlah infeksi baru Covid-19 naik lagi menjadi lebih dari 25.000 pada hari Minggu (10/04/2022).
Sementara itu, sebanyak 25 juta orang di Shanghai telah “terjebak” akibat kebijakan tersebut. Tak tanggung-tanggung, masyarakat setempat menjalani “pembatasan” selama lebih dari 3 minggu. Beberapa daerah juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan.
Perlu diketahui bahwa ledakan kasus di Shanghai adalah yang terbesar sejak virus corona pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir 2019 lalu.
Upaya Yang Dilakukan
Dalam upaya pencabutan lockdown, pemerintah Shanghai telah membagi unit rumah menjadi tiga kategori. Ini terdiri dari 7.624 area yang masih ditutup, 2.460 area kontrol setelah seminggu tanpa infeksi baru dan juga 7.565 area lindung dibuka setelah dua minggu tanpa kasus positif.
Pejabat pemerintah kota Gu Honghui mengatakan bahwa Shanghai akan membuat penyesuaian dinamis. Terutama pada sistem klasifikasi perumahan. Dia juga menjanjikan upaya yang lebih besar untuk mengurangi dampak pembatasan pada orang biasa yang tinggal di kota terpadat di China ini.
“Kami juga berharap seluruh warga dan kawan-kawan terus mendukung upaya kota. Hal ini guna mencegah dan mengendalikan wabah ini,” kata Joe dalam konferensi pers yang disiarkan Reuters, Senin (11/4/2022).
Sementara itu, Shanghai menghadapi tekanan tidak hanya untuk membatasi penularan secara lokal. Lebih dari itu, upaya ini juga untuk mencegah penyebarannya ke wilayah lain yang ada di China.
Hingga Minggu, Shanghai telah mendaftarkan sedikitnya 25.173 infeksi tanpa gejala baru di Shanghai. Angka ini naik dari 23.937 hari sebelumnya. Namun, kasus bergejala turun menjadi 914 dari 1.006.