Jalurmedia.com – Pada hari Jumat, regulator Rusia menyalahkan pemimpin teknologi tinggi AS Google dan YouTube. Tuduhan melakukan kegiatan ini adalah langkah pertama dalam pelarangan akses.
“Tindakan administrator YouTube bersifat teroris dan mereka mengancam kehidupan dan kesehatan warga Rusia,” kata regulator media Rusia Roskomnadzor, dikutip AFP dari kantor berita Interfax.
Badan pengawas atau Watchdog juga menarik perhatian YouTuber, yang menyerukan penutupan jalur komunikasi di Rusia dan Belarusia.
Roskomnadzor juga mengatakan bahwa Google dan Youtube secara terbuka anti-Rusia. Pengamat kemudian bertanya kepada perusahaan Amerika itu.
Rusia adalah salah satu negara yang paling ketat dalam hal kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Sejak dimulainya operasi di Ukraina pada Kamis (24 Februari), situasinya telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir.
Pada awal Maret 2022, Rusia meluncurkan kasus pidana terhadap Meta, menyerukan pembunuhan orang Rusia dan mengizinkan militer Rusia untuk mempublikasikan beberapa unggahan seruan pembunuhan orang Rusia, serta konten-konten kekerasan dari pasukan Rusia di tengah invasinya ke Ukraina.
Penuntutan telah dilakukan atas komite investigasi Rusia, yang melapor langsung ke Presiden Rusia Vladimir Putin, dan mengizinkan konten yang meta telah dinyatakan ilegal.
Rusia juga memblokir akses ke perusahaan teknologi terkemuka lainnya seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Adapun pada sejak pekan lalu yakni Minggu 14 Maret 2022 Rusia secara resmi melarang akses pengguna Instagram. Hal ini dilakukan dengan memblokir akses untuk 80 juta pengguna domestik
“Keputusan ini dapat menghalangi 80 juta orang Rusia untuk menjangkau satu sama lain dan dunia. Karena 80% orang Rusia mengikuti akun Instagram di luar negeri,” ungkap CEO Instagram Adam Mossiri.
Sementara itu, pers Rusia mengatakan WhatsApp tidak akan dibatasi. Hal ini karena dilihat sebagai sarana komunikasi dan bukan untuk menyampaikan informasi.
Pemasok internet menutup akses ke Rusia
Reaksi terhadap invasi Rusia Ukraina tidak hanya datang dari negara lain namun juga dari perusahaan teknologi internet. Dua perusahaan penyedia layanan internet berencana untuk memblokir akses ke internet serat optik Rusia jika digunakan dalam serangan siber.
Beberapa perusahaan teknologi besar termasuk Facebook, Google, Twitter, Spotify dan Netflix sebelumnya telah mengkritik tindakan Rusia. Beberapa diantaranya pun telah mengurangi beberapa layanan bagi pengguna di Rusia. Dan yang lainnya telah sepenuhnya menangguhkan layanan di negara ini.
Saat ini, Lumen Technologies dan Cogent Communications adalah dua penyedia layanan internet terbesar di dunia juga turut untuk mengikuti langkah atas tutup akses internet di Rusia.
Pihak mereka mengatakan akan melarang pelanggan Rusia mengakses jaringan. Ini karena kekhawatiran bahwa pemerintah Rusia dapat menggunakan jaringan tersebut untuk serangan siber terhadap Barat.
Penutupan tersebut berdampak langsung pada warga Rusia. Warga yang tinggal di Rusia akan menemukan bahwa menggunakan Internet menjadi semakin sulit.
Saat ini Rusia tengah menjalankan program yang mereka sebut ‘tirai besi digital’ untuk membatasi informasi masuk ke negaranya. Hal ini dimaksudkan mengontrol narasi dan jugha opini publik yang beredar tentang perang Rusia-Ukraina.