Harapan Agar Damai, Rusia: Mungkin Tidak Mudah, Tapi Ada Harapan!
News

Harapan Agar Damai, Rusia: Mungkin Tidak Mudah, Tapi Ada Harapan!

Jalurmedia.com – Kabar terbaru mengenai invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina memang tidak pernah surut. Kini Rusia mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina tidak mudah untuk dilakukan. Akan tetapi negara tersebut tak lantas pesimis. Melalui Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Rusia mengungkapkan bahwa masih ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi dan netralitas bagi Ukraina. Pembahasan damai ini konon tengah dibahas secara serius.

“Proses negosiasi tentu tidak mudah karena alasan yang jelas… Akan tetapi, ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi,” ungkap Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov seperti yang dikutip dari RBC News, Rabu (16/3/2022).

“Status netralitas saat ini tengah dibahas dengan serius. Tentu saja, dengan tetap mengupayakan jaminan keamanan,” imbuhnya lagi, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Pernyataan Positif Ukraina

Saat ini, Ukraina juga sudah membuat pernyataan positif. Terutama mengenai pembicaraan damai dengan negara yang dipimpin oleh Putin tersebut. Ukraina disebut-sebut sudah bersedia untuk bernegosiasi sampai akhir perang. Namun, negara tersebut juga tidak akan menyerah atau denga begitu saja menerima ultimatum yang dikeluarkan oleh Kremlin.

Lavrov mengungkapkan bahwa terdapat beberapa isu utama yang tengah dibahas dengan teliti. Isu-isu utama tersebut diantaranya adalah isu terkait keamanan orang-orang di Ukraina timur, demiliterisasi Ukraina, hingga hak-hak orang yang berbahasa Rusia di Ukraina.

Seperti yang diketahui, Rusia sudah secara terbuka menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu. Artinya sudah selama 3 minggu perang antara kedua negara yang bersauda ini telah berlangsung. Sejak saat itu juga, Moskow masih belum bisa menguasai pusat pemerintahan Ukraina yang terpusat di Ibu kota Kyiv.

Sejumlah media seperti CNN International juga mengatakan bahwa ledakan kembali terdengar pada Selasa malam waktu setempat. Ledakan tersebut juga diiringi suara sirine sebagai penanda bahwa yang berbunyi sangat keras di ibu kota tersebut.

Rusia Menyalahkan Amerika

Dalam beberapa pernyataannya, Presiden Vladimir Putin secara tegas menyalahkan Amerika Serikat. Ia menganggap karena ancaman yang dilayangkan Amerika terhadap Rusia dengan memperbesar aliansi militer NATO ke arah timur, menjadi cikal bakal peperangan yang terjadi saat ini. Kawasan Timur Ukraina yang dibidik oleh NATO merupakan halaman belakang dari negara yang memiliki julukan negara beruang merah tersebut.

Putin juga mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki pilihan lain selain melancarkan operasi militer. Putin juga mengklaim bahwa orang-orang berbahasa Rusia yang tinggal di Ukraina telah menjadi sasaran genosida oleh “nasionalis dan neo-Nazi”. Kejadian tersebut bahkan disebut-sebut telah terjadi sejak pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 lalu.

Meski begitu, Ukraina dan Barat mengatakan klaim genosida yang disebutkan oleh Rusia adalah pernyataan yang tidak berdasar. Akibat serangan yang dilancarkan secara brutal oleh Rusia, Ukraina mencatat terdapat 1.700 lebih warga sipil tewas dalam serangan. PBB juga menyebutkan bahwa sedikitnya 3 juta warga Ukraina telah mengungsi ke berbagai negara tetangga.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *