Apa Yang Terjadi di Bumi Jika Tidak Dihuni Manusia?
Technology

Apa Yang Terjadi di Bumi Jika Tidak Dihuni Manusia?

Jalurmedia.com – Hasil karya umat manusia dapat dilihat hampir di mana-mana di bumi saat ini. Mulai dari gedung pencakar langit yang sangat mendefinisikan kota metropolitan modern hingga piramida dan monumen kuno lainnya di masa lalu. Tapi bagaimana jika bumi tidak dihuni manusia?

Beberapa ilmuwan melukis hutan belantara yang masih asli dan spesies yang melimpah, dari yang familiar hingga yang kurang familiar.

Trevor Worthy, ahli paleontologi dan profesor di Flinders University di Australia, mengatakan bahwa bumi akan menjadi tempat yang jauh lebih bervegetasi dengan kekayaan hewan berukuran besar yang tersebar di seluruh benua kecuali Antartika.

Wajah Bumi Tanpa Manusia

Dia juga mengatakan bahwa dunia tanpa manusia modern mungkin berarti masih ada kerabat manusia seperti Neanderthal yang telah punah. Dan tidak diragukan lagi, spesies ini juga akan mengubah lanskap bumi.

Pada tahun 2015, Sören Faurby, Dosen Senior Zoologi di Universitas Gothenburg di Swedia, memimpin sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diversity and Distributions. Jurnal tersebut berpendapat bahwa tanpa manusia, Bumi sebagian besar akan mirip dengan Serengeti modern, sebuah ekosistem Afrika yang penuh dengan kehidupan alami.

Dalam skenario ini, hewan yang mirip dengan yang ditemukan di Serengeti saat ini, seperti gajah, badak, dan singa, hidup di seluruh Eropa.

Di sisi lain, di Amerika Serikat, selain kerabat gajah dan beruang besar, spesies unik seperti armadillo seukuran mobil yang disebut glyptodon dan sloth raksasa pasti masih berkuasa.

“Di dunia tanpa manusia, keragaman mamalia besar akan jauh lebih besar. Melihat keragaman mamalia besar, kita cenderung melihat lebih banyak habitat terbuka,” kata Forby.

Akankah Manusia Punah di Muka Bumi?

Manusia sejauh ini telah membentuk dunia dengan mengorbankan banyak spesies, dari Dodo (Raphus cucullatus) hingga Thylacinus cynocephalus. Hal tersebut mengakibatkan kepunahan organisme lain melalui kegiatan seperti berburu dan perusakan habitat.

Tetapi selama satu abad terakhir, para ilmuwan telah memperdebatkan apakah hewan-hewan ini telah menghilang karena manusia atau perubahan iklim. Hal ini kemudian dibahas dalam studi Proceedings of the American Academy of Sciences pada tahun 2020.

Beberapa ahli mengatakan bahwa tanpa campur tangan manusia, tingkat kepunahan spesies di Bumi sekarang sekitar 100 kali lebih tinggi.

Menurut perkiraan paling konservatif, kepunahan tertinggi di Bumi terjadi selama era Cretaceous-Paleogene (K-Pg) . Saat itu, keadaan Bumi telah memusnahkan sekitar 80 persen spesies hewan di Bumi, termasuk dinosaurus 66 juta tahun yang lalu.

Kepunahan besar berikutnya terjadi selama Zaman Es. Hewan besar seperti gajah, yang dikenal sebagai Megafauna mati pada akhir zaman es terakhir Pleistosen (2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu).

Kepunahan Yang Diakibatkan Manusia

Di sisi lain, beberapa ahli percaya bahwa manusia memainkan peran penting dalam hilangnya banyak mamalia besar ribuan tahun yang lalu. Menurut Forby, bumi akan jauh lebih liar tanpa manusia.

Selain itu, menurut Worthy, dalam 200 tahun sejak kedatangan manusia, kesembilan spesies Moa dilaporkan hilang bersama sedikitnya 25 spesies vertebrata lainnya. Termasuk Elang Haast (Hieraaetus moorei) si pemburu Moa.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *