Jalurmedia.com – Terjadinya bom bunuh diri di beberapa titik pada Selasa (16/11) di ibu kota Uganda, Kampala menewaskan setidaknya 6 orang termasuk pelaku bom dan anggota kepolisian. Ledakan ini juga menyebabkan puluhan orang mengalami luka – luka. Tak lama setelah kejadian bom bunuh diri, ISIS memberikan pernyataan bahwa organisasi mereka yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Terjadinya Bom Bunuh Diri
Fred Enanga selaku juru bicara kepolisian Uganda mengatakan, hingga saat ini telah tercatat 6 orang tewas termasuk pelaku dan 2 orang anggota kepolisian. Bom pertama diledakkan di dekat pos pemeriksaan kantor polisi. Bom ini menewaskan 2 orang.
Selanjutnya disusul oleh bom bunuh diri kedua dan ketiga. Kedua pelaku meledakkan bom tak jauh dari gedung parlemen. Ledakkan ini mengakibatkan satu orang tewas. Selain korban meninggal. Hingga saat ini terhitung sebanyak 33 orang mengalami luka-luka dan 5 di antaranya berada dalam kondisi yang kritis.
Suara ledakan terdengar sangat keras hingga menyebabkan tanah bergetar. Kaca yang terdapat pada kantor kepolisian pecah. Mobil – mobil yang terparkir pada kantor parlemen terbakar. Orang orang berlari sambal berteriak histeris. Panik. Suasana sangat mencekam. Kata beberapa saksi mata.
Isis Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom Bunuh Diri
Beberapa saat setelah serangan bom bunuh diri, Islamic State Of Iraq al-Sham (ISIS) melakukan klarifikasi dan mengklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Isis memberikan pernyataan melalui saluran telegramnya. Mereka mengtakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh anggota mereka. Pernyataan tersebut kemudian di laporkan oleh Kantor Berita Amaq,
Pemerintah Uganda menegaskan bahwa hal ini dilakukan oleh Pasukan Demokrat Sekutu atau Allied Democratic Forces (ADF). ADF adalah sebuah kelompok pemberontakan yang dengan tegas melawan pemerintahan Uganda.
ADF mulanya hanya sebuah kelompok kecil yang menguasai daerah pegunungan Ruwenzori pada tahun1996. Kemudian, ADF mulai membesarkan kelompoknya hingga menduduki wilayah Uganda Barat dengan basis terdepannya di Republik Demokratik Kongo.
Pada tahun 2014, sebagian besar anggota kelompok ADF berhasil dilumpuhkan oleh Tentara Pertahanan Rakyat Uganda. Hingga pada tahun 2019, kelompok ini akhirnya bergabung dan berjanji setia kepada ISIS.
Ledakan Terus Terjadi
Setelah bergabung dengan ISIS, serangan demi serangan telah dilancarkan oleh ADF. Diantaranya ledakan bom yang terus terjadi pada beberapa pekan terakhir.
Pada bulan Juni 2021 pernah terjadi ledakan di dalam sebuah bus. Ledakan ini hanya menewaskan pelaku bom bunuh diri. Namun setelah dilakukan penyelidikan, pelaku tidak tergabung dengan kelompok organisasi manapun.
Pada Bulan Oktober sebelumnya juga telah terjadi sebuah ledakan di Uganda.Tidak ada korban tewas yang di laporkan pada kejadian ini. Ledakan tersebut juga di klaim oleh oleh ISIS sebagai perbuatan anggotanya.
Polisi terus melakukan penyelidikan atas kasus ini. Pemerintah mengatakan bahwa terdapat cukup banyak bom lain yang diletakan di bagian lain kota Kampala. Karenanya, ancaman bom masih akan terus terjadi dan dapat meledak sewaktu-waktu.
Selain dalam bentuk bom, polisi juga telah menemukan sebuah rompi peledak, Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Serta kegiatan di dalam gedung Parlemen dihentikan sementara hingga keadaan dipastikan aman.