Jalurmedia.com – Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman ke zaman telah membuat perubahan yang signifikan bagi kehidupan umat manusia. Cepatnya perkembangan arus teknologi di dunia menjadikan manusia seakan telah dikontrol oleh kecanggihan teknologi. Dengan kemunculan teknologi baru memudahkan dalam pekerjaan manusia. Sebut saja misalnya teknologi komputer dan internet. Salah satu kemajuan dari teknologi yang diprediksi sebagai otak teknologi di masa depan adalah artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Ketika mendengar tentang kecerdasaan buatan ini banyak orang berpikir bahwa AI selalu berhubungan dengan robot.
Namun sebenarnya kecerdasan buatan ini telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari. Contoh yang paling signifikan dari AI ini adalah fitur pengenal wajah yang digunakan pada smartphone dan fitur Siri pada pengguna iPhone.
Sejarah Artificial Intelligence
Secara harfiah, kecerdasan buatan merupakan sebuah mesin yang dibutuhkan oleh manusia dan juga dirangkai oleh manusia untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Kenapa disebut kecerdasaan buatan karena memang teknologi ini sangat pintar dalam membantu pekerjaan manusia seperti mendeteksi wajah, menerka apa yang dipikirkan manusia serta mengemudikan kendaraan. Disatu sisi diistilahkan dengan buatan karena memang teknologi ini diatur dan dibuat oleh manusia sedemikian rupa. Secara singkat, AI merupakan mesin yang dirancang untuk dapat berpikir seolah-olah seperti manusia.
Dalam sejarah, manusia sudah mulai menggunakan kecerdasan buatan pada tahun 1956 yang populer dengan algoritma, peningkatan daya, serta terkait dengan volume data. Kemudian perkembangannya dilanjutkan dengan ditemukannya teknologi komputer yang bekerja dengan pemikiran non numerik atau tidak berdasarkan dengan penalaran.
Amerika Serikat merupakan negara yang mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan pada Departemen Keamanan AS dengan menggunakan komputer untuk menirukan pekerjaan manusia. Tak hanya itu, film-film di Hollywood juga sudah mulai menerapkan kecerdasan buatan dalam memproduksi film.
Artificial Intelligence di masa depan
Perkembangan teknologi diprediksikan akan berpuncak pada teknologi kecerdasan buatan. Berbagai pertanyaan timbul bagaimana jika AI menguasai masa depan manusia, dapatkah manusia hidup selaras dengan kemajuan kecerdasan buatan dan apa yang akan terjadi dengan terus dilakukannya perkembangan kecerdasan buatan.
Sejak zaman dahulu kecerdasan buatan telah diterapkan pada kehidupan manusia namun masih sangat jarang penggunaannya. Namun pada era globalisasi ini kecerdasan buatan sudah mulai akrab dalam kehidupan manusia.
Fitur-fitur seperti ramalan cuaca, google talk, fitur Siri, petunjuk jalan (google maps dan waze) serta fitur pengenalan wajah pada manusia merupakan berbagai contoh dari produk kecerdasan buatan. Dengan adanya fitur-fitur tersebut memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tak hanya perkembangannya pada smartphone, namun kecerdasan buatan telah merambat pada transportasi. Mobil Tesla yang digaungkan oleh Elon Musk merupakan contoh mobil canggih yang dapat mengemudi sendiri. Elon Musk memang sangat gencar dengan kecerdasan buatan, hingga ia juga bertujuan untuk dapat menciptakan kehidupan di Planet Mars melalui kecerdasan buatan.
Selain itu, produk kecerdasan lainnya di masa depan adalah pesawat tanpa awak. Konsep ini mirip dengan mobil canggih produksi Elon Musk yakni sistem yang akan mengendalikan lajunya sebuah pesawat. Tak berhenti disitu, kecerdasan buatan juga diniatkan akan menggantikan peran manusia. Kemajuan kecerdasan buatan mampu untuk mengenali jalan pikiran manusia.
Tantangan perkembangan artificial intelligence
Perkembangan dari kecerdasan buatan tentu memiliki pro dan kontra merupakan hal yang wajar. Berbagai keuntungan memang didapatkan dari kecerdasan buatan karena membantu dalam hal pekerjaan manusia karena kecanggihan dan kecerdasannya. Namun disatu sisi juga kecerdasan buatan menuai kontroversi dan ketakutan di masa mendatang.
Dalam fungsinya, memang kecerdasan buatan memiliki peran untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun suatu saat peran manusia dalam pekerjaannya akan digantikan oleh kecerdasan buatan tersebut.
Dampak yang terjadi adalah PHK bagi para pekerja karena tugas manusia telah digantikan oleh mesin. Perusahaan tidak akan membayar tenaga manusia namun telah menggunakan mesin untuk melakukan pekerjaan. Hal ini juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tentunya efek yang dihasilkan adalah hilangnya beberapa jenis profesi bagi manusia.
Fisikawan jenius Stephen Hawking juga membenarkan adanya potensi ancaman dari kecerdasan buatan adalah konsekuensi akan bersaingnya manusia dengan mesin. Hal yang ditakutkan adalah mesin atau robot akan menjadi lebih pintar dari manusia.
Jika mesin dapat membaca pikiran manusia maka hal ini akan merugikan manusia karena apa yang mendasari pikiran manusia harusnya hanya bisa di simpan oleh individu itu sendiri tanpa diketahui orang lain.
Akan tetapi jika dipikirkan kembali tetap saja bahwa manusia memiliki perasaan yang tidak dimiliki oleh robot. Harusnya manusia tetap menjadi lebih unggul karena pada dasarnya mesin itu diciptakan oleh manusia dan termasuk kecerdasan buatan.