Jalurmedia.com – Pemerintah telah mengumumkan kebijakan PPKM darurat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tentunya dalam situasi seperti ini, Anda harus berada di rumah, mulai dari bekerja dari rumah, belajar online, dan segala aktivitas yang Anda lakukan secara online. Tapi apakah itu mempengaruhi kualitas hubungan dengan pasangan?
Tentu saja, orang yang sudah menikah tinggal bersama pasangannya 24 jam sehari, tanpa gangguan. Awalnya mungkin menyenangkan, tapi lama kelamaan bisa membosankan sampai konflik terakhir terjadi. Apalagi jika pasangan Anda lebih fokus pada pekerjaan daripada kita.
Jadi mengapa pasangan bosan? Inez Christansi, M.Psi, mengatakan kebosanan pasangan bisa disebabkan karena mereka tidak selalu berdedikasi pada pasangannya. Misalnya, ketika Anda berbicara dengan pasangan Anda, namun Anda sedang bekerja.
Seperti halnya sepasang suami istri sedang bercengkrama, namun salah satunya sedang duduk didepan laptop, membalas email kantor.
Cara membangun hubungan yang harmonis
1. Kualitas, bukan kuantitas
Ines mengatakan yang terpenting adalah kuantitas, bukan kualitas. Jadi saat sedang bersama pasangan, misalnya, Anda perlu fokus pada pasangan agar tidak terganggu dengan pekerjaan Anda.
Bahkan jika Anda duduk bersama, Anda membalas email kerja. Tentu saja, ini tidak membangun hubungan yang berkualitas dengan pasangan Anda. Padahal, yang Anda butuhkan adalah kualitas, bukan kuantitas, dan dengan pasangan Anda.
2. Jadwal yang tertata
Awalnya, kita merasa WFH adalah sesuatu yang menyenangkan. Namun seiring berjalannya waktu, WFH menggelapkan hidup kita. Akibatnya, menyebabkan stres ringan menghampiri dan bahkan depresi.
Salah satu cara kita tidak merasa seperti kita benar-benar memilih sesuatu yang berada di bawah kendali kita. Begitu pula dengan partner, Ines mengatakan kita bisa berbagi saat kita bekerja, saat kita memberi waktu, dan saat kita menghabiskan waktu bersama partner.
“Dalam waktu istirahat 30 menit yang Anda punya, luangkan 15 menitnya untuk mengobrol dengan pasangan. Temukan dan beri peringkat satu atau dua hari, dan jika Anda merasa nyaman, berikan semua waktunya. Kalian akan terbiasa melakukannya, “kata Ines.
Ines mengatakan bahwa jika Anda bersama pasangan, Anda tidak perlu bekerja dan kualitasnya akan meningkat.
3. Berkomunikasi dan hilangkan gengsi
Komunikasi harus menjadi prioritas, bahkan jika tinggal di rumah, kita tidak boleh membatasi interaksi dengan pasangan.
Cara berkomunikasi dengan baik, bisa memunculkan ide-ide baru dan membicarakan kendala yang dirasakan. Yang utama adalah komunikasi.
Tidak diragukan lagi, banyak pasangan yang berwibawa lebih dulu mengatakan ketika mereka menginginkan sesuatu. Faktanya, adalah hak kita untuk mentransfer apa yang kita butuhkan dari pasangan kita.
Hilangkan gengsi saat merasa butuh pasangan, kamu bisa bertanya dulu. Jadi kita sama-sama tahu apa yang kita butuhkan, terutama untuk wanita yang tidak ingin meminta apa-apa sejak awal. Inilah saat untuk melakukannya.
Jangan main-main dengan kode karena Anda tidak tahu apa yang dipikirkan pasangan Anda. Ada baiknya untuk segera mengatakannya.
4. Istirahat
Bekerja dari rumah mengubah batas waktu untuk istirahat dan bekerja. Sangat penting untuk dapat memberi diri Anda cukup waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Terutama bagi pasangan yang bisa hidup bersama tetapi sibuk dengan urusannya.
Beristirahat bisa menjadi alternatif bagi pasangan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ini juga menekankan pentingnya fokus pada kualitas daripada kuantitas saat mengalokasikan waktu istirahat.
“Istirahatnya tidak harus lama, selebihnya yang utama,” kata Ines.
Istirahat dengan pasangan memungkinkan Anda menonton film, mengobrol, dan makan bersama.
5. Sentuhan Kecil
Bentuk istirahatnya tidak hanya berhubungan seks, tapi sedikit sentuhan membuat pasangan bahagia. Misalnya, cukup peluk dan pegang tangan Anda.
“Seks bisa dilakukan tidak hanya dengan seks, tapi dengan sentuhan fisik sederhana seperti pelukan,” ungkap Ines.