Deltacron Varian Terbaru Covid-19
Health News

Deltacron Varian Terbaru Covid-19

Jalurmedia.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengkonfirmasi hasil penelitian ke bentuk baru SARS-CoV-2 yakni varian Deltacron. Varian ini adalah mutasi dari Covid-19 yang dikenal di negara-negara Eropa seperti Prancis, Denmark dan Belanda. Ini adalah kombinasi dari mutasi varian omicron dan delta.

Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga mengumumkan penemuan Deltacron di situs resmi mereka. Analisis sementara setelah GISAID menunjukkan bahwa Deltacron diturunkan dari galur GK/AY.4 dan GRA/BA.1.

GISAID juga mengatakan bahwa virus rekombinan yang diidentifikasi oleh grup EMERGEN di beberapa wilayah Prancis ditemukan pada Januari 2022. Adapun genome dengan profil serupa juga telah diidentifikasi di Denmark dan Belanda.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah senyawa rekombinan ini adalah keturunan dari varian pendahulu yang sama atau hasil dari beberapa peristiwa rekombinasi serupa,” ungkap GISAID.

Menurut The Guardian, itu telah diidentifikasi di tiga negara Eropa, dan Deltacron juga telah dilaporkan di Amerika Serikat. Ada sekitar 30 kasus di Inggris, menurut Badan Perlindungan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Para ilmuwan dari tienne Simon Laurière Pasteur Institute tidak mengesampingkan bahwa beberapa virus hibrida muncul dari virus delta dan virus omicron ini. Virus hybrid adalah virus yang disebabkan oleh setidaknya dua virus yang berbeda. Jika seseorang terinfeksi lebih dari satu virus, virus ini dapat bercampur menjadi virus baru.

Simon juga mengatakan bahwa Deltacron rekombinan telah terdaftar di negara-negara seperti Inggris dan AS. Virus asli dapat terdiri dari beberapa bagian. Oleh karena itu, strain ini mungkin berbeda dari Deltacron yang ditemukan di Prancis.

Seberapa Berbahayakah Varian Deltacron?

Banyak ahli memperingatkan dunia untuk tidak khawatir tentang penemuan mutasi pada virus SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai Deltacron, yang merupakan mutasi dari varian omicron. Hal itu mereka sampaikan lantaran hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti valid bahwa varian ini bisa berkembangbiak secara cepat.

Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa bentuk virus lonjakan varian Omicron tertentu membuat varian ini cenderung tidak menyebabkan gejala serius. Varian Omicron diketahui dapat menembus sel-sel hidung dan saluran pernapasan bagian atas. Namun, ada masalah dengan akses ke paru-paru. Hal yang serupa diharapkan berlaku untuk Deltacron.

Menurut artikel medRxiv, para ilmuwan percaya bahwa “tulang punggung” dari variabel Deltacron berasal dari varian Delta. Protein penghalang yang memungkinkan virus masuk ke sel inang berasal dari varian Omicron.

Adapun para ahli juga mengatakan mutasi rekombinan tidak jarang terjadi. Deltacron bukan yang pertama dan tidak akan mungkin menjadi temuan varian rekombinan yang terakhir terjadi untuk Covid-19.

Jeffrey Barrett, mantan direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Trust Sanger mengatakan bahwa itu sering kali merupakan keingintahuan ilmiah terkait dengan peralihan dari satu varian ke varian lain.

Barrett menambahkan bahwa hasil terbatas dari mutasi Deltacron yang diidentifikasi sejauh ini tidak memberikan bukti dan data yang cukup tentang tingkat keparahan mutasi atau kemanjuran vaksin yang tinggi dalam melindungi manusia.

Untuk varian ini telah terlihat di Inggris beberapa kali, dan sejauh ini tampaknya sangat langka di berbagai negara di dunia, dengan hanya beberapa lusin sequence di antara jutaan Omicron. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini terkait adanya varian Deltacron, namun varian ini tetap harus dalam pantauan” tambahnya.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *